Sutami, Alumni Beasiswa Cendekia BAZNAS Sukses jadi Praktisi Lingkungan Pertambangan

14/07/2023 | Beasiswa Cendekia BAZNAS

Sutami Suparmin, Alumni Beasiswa Cendekia BAZNAS angkatan pertama (2018) asal kampus Universitas Hasanudin jurusan Teknik Lingkungan kini telah sukses berkarir sebagai praktisi lingkungan pertambangan.

Semenjak kuliah, Sutami aktif sebagai relawan di beberapa lembaga di bidang sosial, pendidikan dan lingkungan. Beberapa aktifitas Nasional dan Internasional pun pernah diraih seperti Young Leader for Indonesia (YLI), YSEALI dan CYAL.

Setelah lulus tahun 2020, Sutami berkarir di salah satu perusahaan swasta Nasional bernama PT. Wanatiara Persada dengan posisi sebagai Environmental Superintendent hingga saat ini.

Sembari bekerja sebagai praktisi lingkungan pertambangan, Sutami melanjutkan program Pendidikan Profesi Insinyur di Universitas Hasanuddin pada tahun 2022 dan meraih gelar Insinyur pada bulan Juni 2023 dengan Indeks Prestasi kumulatif (IPK) 3,81 sehingga saat ini Sutami dapat bergabung ke dalam komunitas profesi terbesar kedua di Indonesia yakni Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Menjadi seorang Insinyur adalah sebuah doa melalui nama yang diberikan orang tua yang berhasil diwujudkan oleh Sutami. Saat ini, Sutami sudah memiliki berbagai lisensi dan sertifikasi di bidang K3, Lingkungan, dan Pertambangan.

Sutami merupakan salah satu orang yang bersyukur mendapatkan Beasiswa Cendekia BAZNAS. Sutami berasal dari keluarga yang sederhana. Rumahnya yang jauh dari kampus menyebabkan tingginya biaya operasional yang dibutuhkan selama kuliah. Walaupun dalam keadaan terbatas, Sutami bukan sosok yang mudah menyerah.

Sutami mempunyai prinsip “Sesusah apapun keadaan, jangan pernah berhenti berjuang. Insya Allah akan selalu ada jalan untuk setiap usaha. Percaya kepada diri sendiri, jangan pedulikan omongan negatif orang lain”. Melalui bantuan BCB, Sutami terbantu untuk menyelesaikan program pendidikan sarjananya sehingga dapat menjadi seseorang yang sukses seperti sekarang.

Berawal dari sebuah nama, dalam pepatah Arab “al ismu duaa'un” (nama adalah do’a). Sewaktu sekolah dasar, Sutami sempat dibully oleh guru karena namanya seperti nama perempuan, “Sutami”. Sutami bertanya kepada Ayahnya yang memberi nama. Jawabannya mengagetkan “Nama kamu itu saya ambil dari salah satu tokoh hebat di masa kepemimpinan presiden Soeharto, beliau adalah Menteri Pekerjaan Umum (PU) sekaligus insinyur hebat pada masa itu” tegasnya. Alhasil doa yang dilampirkan ayahnya lewat sebuah nama “Sutami” dikabulkan oleh Allah SWT. Sutami tumbuh menjadi sosok seperti yang didoakan ayahnya, yakni menjadi seseorang yang pekerja keras dan sukses.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ