Depot Es Lapar Mata, usaha kuliner milik pasangan Wahyudi dan Lili di Jalan Sungai Andai, Banjarmasin, bersiap naik kelas bersama program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Banjarmasin. Usaha yang dirintis sejak 2020 ini menyajikan berbagai menu seperti es campur, es kelapa, es kemasan sachet, hingga mie rebus, dengan omzet harian mencapai Rp400.000–Rp500.000.
Melalui kegiatan survei lapangan, pendamping program BMD, Muhammad Ikhza, melakukan asesmen sekaligus diskusi pengembangan usaha. Wahyudi dan Lili berencana memanfaatkan pembiayaan dari BMD untuk menambah bahan baku, menghadirkan camilan, serta menambah varian minuman dan menu baru seperti spaghetti.
“Sekarang saya juga jual layangan karena lagi tren. Kalau ada peluang, ya harus kita tangkap,” kata Wahyudi yang aktif membaca peluang pasar di sekitarnya.
Pasangan ini mengenal program BMD dari tetangga yang akan menjadi ketua kelompok pembiayaan. Meski sebelumnya belum terlalu mengenal BAZNAS, Wahyudi dan Lili menyampaikan apresiasi atas pendampingan yang diberikan.
“Program ini sangat bermanfaat, apalagi bagi pelaku UMKM seperti kami. Tidak hanya bantu dari sisi modal, tapi juga dari segi pembinaan. Kami merasa tidak sendiri,” ungkap Wahyudi.
BAZNAS Microfinance Desa (BMD) merupakan program pemberdayaan ekonomi dari BAZNAS RI yang memberikan pembiayaan tanpa bunga dan pendampingan berkala kepada pelaku usaha mikro. Melalui langkah-langkah kecil namun pasti, BMD terus mendorong para mustahik untuk berkembang dan mandiri secara ekonomi.