
Dokumentasi BAZNAS RI
Cegah Hoaks, BAZNAS RI Perkuat Sistem Komunikasi Krisis
20/08/2025 | Humas BAZNAS RIBadan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memperkuat sistem komunikasi krisis guna menjaga kepercayaan publik di tengah derasnya arus informasi. Hal ini penting untuk merespons cepat berita negatif, sekaligus memastikan reputasi lembaga tetap terjaga.
Hal ini mengemuka dalam Pengajian Selasa Pagi bertema “Mengelola Berita Negatif Di BAZNAS” yang diselenggarakan oleh Pusdiklat BAZNAS RI dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube BAZNAS TV, Selasa (19/8/2025). Hadir dalam kegiatan tersebut Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., Kepala Biro Komunikasi Publik, Ndari Rumi Widyawati, serta Pimpinan dan amil BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia yang hadir secara daring.
Dalam paparannya, Pimpinan Bidang Transformasi Digital Nasional BAZNAS RI mengatakan, penguatan sistem komunikasi krisis bukan sekadar respons sementara, melainkan strategi jangka panjang.
“Begitu ada tudingan, langsung ramai komentar tanpa cek fakta, karena itu BAZNAS harus siap merespons cepat agar isu tidak melebar dan merusak reputasi,” ujarnya.
Menurutnya, lingkungan media saat ini sangat cepat dan sensitif, sehingga berita negatif mudah menyebar dan membentuk opini publik. Kondisi ini berpotensi menggerus kepercayaan muzaki maupun mustahik jika tidak segera ditangani.
"Dengan penguatan sistem komunikasi, lembaga akan lebih siap menghadapi tuduhan atau isu negatif yang beredar di publik," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik BAZNAS RI, Ndari Rumi Widyawati menegaskan, reputasi adalah aset utama lembaga. “Reputasi, tata kelola profesional, dan program yang berdampak adalah tiga fondasi utama BAZNAS. Kalau reputasi rusak akibat berita negatif, dampaknya langsung terasa pada pengumpulan zakat dan penerimaan mustahik,” tegasnya.
Ndari Rumi menjelaskan, sistem komunikasi krisis dibangun dengan empat tahapan utama, yakni readiness (kesiapan), radar (deteksi isu), response (tindakan cepat), dan recovery (pemulihan reputasi). Tahapan ini, menurutnya, menjadi kerangka penting bagi BAZNAS untuk menghadapi dinamika informasi yang berkembang cepat.
"Oleh karena itu BAZNAS, baik di pusat maupun daerah, perlu membangun sistem krisis komunikasi yang terstruktur. Sistem tersebut mencakup pembentukan tim krisis di setiap level, yang terdiri atas ketua, pimpinan, tim humas atau komunikasi publik, tim monitoring media, tim hukum, serta layanan muzaki dan mustahik," jelas Ndari Rumi.
Ia menambahkan, sistem komunikasi ini harus dilengkapi dengan prosedur respons cepat atau golden hour, penerapan strategi lokalisir dan kolaborasi, hingga mekanisme satu pintu informasi. Selain itu, BAZNAS juga didorong memanfaatkan media internal, baik media sosial maupun kanal digital resmi, membangun jaring pengaman internal dan eksternal, serta melakukan dokumentasi dan evaluasi setiap kasus krisis yang terjadi.
Dengan langkah-langkah tersebut, lanjut Ndari Rumi, diharapkan reputasi BAZNAS sebagai lembaga pengelola zakat terpercaya semakin kokoh. “Krisis komunikasi bukan soal apakah akan terjadi, tetapi kapan. Karena itu, kita BAZNAS harus menyiapkan diri agar setiap isu bisa dikelola dengan cepat, tepat, dan penuh empati,” ucap Ndari Rumi.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
