Warung Kopi Katelan, Saksi Perjuangan Ninik Bangkit Bersama BAZNAS (Foto: BAZNAS)
Warung Kopi Katelan, Saksi Perjuangan Ninik Bangkit Bersama BAZNAS
08/03/2025 | Humas BAZNASAroma kopi yang harum menyelinap di antara hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, di sudut kecil Plosokandang, Tulungagung, Jawa Timur.
Di wilayah yang kini tengah berkembang pesat dengan kehadiran kampus UBHI, UIN Tulungagung, dan Bravo Supermarket, berdiri sebuah warung sederhana yang menyimpan cerita luar biasa. Warung Kopi Katelan, milik Ninik, bukan sekadar tempat menyeruput kopi, tetapi juga simbol perjuangan, keuletan, dan kehangatan seorang perempuan yang telah mengukir hidupnya di balik cangkir-cangkir sederhana.
Tulungagung memang sudah lama dikenal sebagai surga bagi pecinta kopi. Warung-warung kopi bertebaran di setiap sudut, menjadi bagian dari denyut nadi masyarakatnya. Namun, di antara banyaknya warung, Warung Kopi Katelan punya tempat tersendiri di hati pelanggan. Ninik, sang pemilik, memulai perjalanan ini sejak tahun 2000. Dua dekade lebih ia menjalani hari-harinya bersama aroma kopi dan senyum pelanggan. Empat tahun lalu, ia memutuskan untuk membawa warungnya ke lokasi baru di Plosokandang, sebuah keputusan yang ternyata menjadi titik balik dalam ceritanya.
“Di sini sekarang ramai, apalagi ada kampus dan supermarket. Banyak yang mampir, dari mahasiswa sampai karyawan,” ujar Ninik dengan senyum tipis yang penuh makna.
Warungnya kini menjadi tempat singgah yang ramah bagi siapa saja yang membutuhkan rehat sejenak. Dari nasi ayam geprek yang pedas menggigit, gorengan hangat, hingga aneka kopi dan teh—semuanya disajikan dengan harga yang bersahabat. Tak hanya itu, Ninik juga membuka pintu bagi UMKM lokal dengan melayani penitipan jajan seperti keripik dan camilan lainnya. Warung ini bukan hanya soal dagangan, tetapi juga tentang kebersamaan.
Setiap hari, mulai pukul 07.00 pagi hingga 02.00 dini hari, Ninik setia menyambut pelanggan. “Kalau ramai, alhamdulillah, bisa dapat Rp800 ribu sampai Rp1 juta sehari,” tuturnya dengan nada syukur.
Di balik angka itu, ada keringat dan keteguhan hati seorang ibu yang tak pernah menyerah. Pelanggannya setia—karyawan supermarket yang lelah usai bekerja, mahasiswa yang mencari tempat nongkrong murah meriah, atau warga sekitar yang sudah mengenalnya bertahun-tahun. Warung Kopi Katelan bukan sekadar tempat makan, tetapi juga ruang kecil yang menyimpan kenangan bagi banyak orang.
Namun, perjalanan Ninik tak selalu mulus. Tiga bulan lalu, ia mendapat suntikan semangat baru berkat pembiayaan dari BAZNAS melalui program BMD Tulungagung sebesar Rp2,5 juta. Uang itu ia gunakan untuk menambah stok dagangan, memperkaya menu, dan memastikan warungnya tetap hidup di tengah persaingan yang kian ketat. “Saya bersyukur sekali sama BMD. Bantuannya tanpa bunga, jadi ringan buat saya,” katanya dengan mata berbinar. Bagi Ninik, bantuan itu bukan sekadar angka, tetapi harapan yang membantunya terus melangkah.
Di tengah perkembangan Plosokandang yang kian pesat, dengan warung-warung kopi dan angkringan bermunculan, Warung Kopi Katelan tetap berdiri teguh. Ia bukan hanya soal kopi yang diseduh atau makanan yang disajikan, tetapi tentang jiwa Ninik yang tercurah di setiap sudutnya. Warung ini adalah bukti bahwa di balik kesederhanaan, ada kisah perjuangan yang mengharukan, ada kehangatan yang menyentuh hati, dan ada mimpi yang terus diperjuangkan.
Bagi siapa saja yang singgah di Plosokandang, mampirlah ke Warung Kopi Katelan. Bukan hanya secangkir kopi yang akan Anda temui, tetapi juga cerita hidup yang menginspirasi—cerita tentang seorang ibu yang menjadikan warung kecilnya sebagai saksi bisu dari kerja keras dan keikhlasan.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
