Nasi Kuning Penuh Harapan Santi: Rasa yang Menyatukan, Usaha yang Menguatkan
Nasi Kuning Penuh Harapan Santi: Rasa yang Menyatukan, Usaha yang Menguatkan
07/08/2025 | Humas BAZNASDi bawah naungan sebuah payung sederhana di depan RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, Tanjung Selor, Kalimantan Utara, aroma harum nasi kuning khas Bugis mengepul setiap pagi. Di balik warung kecil itu, berdiri sosok tangguh bernama Ibu Santi Saing, perempuan pekerja keras yang menyajikan lebih dari sekadar makanan: ia menyuguhkan harapan, perjuangan, dan kehangatan dalam setiap suapan.
Sejak pagi buta, Ibu Santi telah sibuk di dapur. Ia menanak nasi kuning dengan racikan khas yang diwarisi secara turun-temurun. Gurihnya nasi berpadu dengan rempah pilihan, disajikan bersama lauk-pauk seperti ayam, ikan, telur, atau daging sapi yang dimasak dengan bumbu Bugis yang khas.
Warung Ibu Santi buka setiap hari dari pukul 07.00 hingga 10.00. Meski hanya beberapa jam, pelanggan datang silih berganti. Lokasinya yang strategis, tepat di depan rumah sakit, membuat para pegawai, pasien, hingga warga sekitar menjadikan nasi kuning Ibu Santi sebagai pilihan sarapan favorit.
Dengan harga terjangkau—mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000 per porsi—warung ini tak hanya mengenyangkan, tapi juga mendekatkan banyak orang. Ada yang datang karena rasa, ada pula yang datang karena keramahan Ibu Santi yang tulus menyapa setiap pelanggan.
Usaha yang Tidak Sekadar Cari Untung
Tak hanya menjual nasi kuning, Ibu Santi juga menerima titipan aneka kue dan gorengan dari warga sekitar. Meski hanya mendapat keuntungan Rp500 dari setiap kue yang terjual, ia tetap melakukannya dengan semangat. “Rezeki itu bukan hanya dari yang besar,” ujarnya sambil tersenyum, “yang kecil pun bisa jadi berkah kalau kita ikhlas menjalaninya.”
Dalam sehari, usaha Ibu Santi bisa menghasilkan pendapatan kotor antara Rp600.000 hingga Rp900.000. Setelah dikurangi modal dan kebutuhan operasional, ia mengantongi laba bersih sekitar Rp200.000 hingga Rp400.000. Bukan jumlah yang besar, tapi cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membiayai pendidikan anak-anaknya.
BAZNAS Mengubah Segalanya
Titik terang bagi usaha Ibu Santi datang pada Juni 2025. Saat itu, ia menerima bantuan pembiayaan tahap pertama dari BAZNAS Microfinance Desa Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp3.000.000. Bantuan tersebut tanpa bunga—sebuah bentuk dukungan nyata bagi pelaku usaha kecil seperti dirinya.
Dana itu ia gunakan untuk membeli peralatan tambahan, seperti tempat prasmanan, serta bahan baku dalam jumlah lebih banyak. Namun, satu prinsip yang tidak pernah ia tinggalkan adalah soal kesegaran bahan. Setiap hari, Ibu Santi berbelanja langsung ke Pasar Induk Bulungan demi mendapatkan bahan-bahan terbaik: dari beras, santan, daging segar, hingga rempah-rempah pilihan.
“Kalau bahan masakan bagus, rasa masakan juga pasti enak. Saya ingin pelanggan puas dan terus kembali,” ujarnya.
Seperti banyak pelaku usaha mikro lainnya, Ibu Santi juga kerap menghadapi naik turunnya pendapatan. Kadang warung ramai, kadang sepi. Tapi baginya, yang penting adalah terus berusaha dan tidak berhenti.
“Alhamdulillah, usaha saya akhir-akhir ini makin ramai. Tapi namanya usaha, naik turun itu biasa. Kita tidak pernah tahu besok bagaimana, yang penting tetap semangat dan terus berusaha setiap hari,” tuturnya mantap.
Semangat Ibu Santi bukan hanya tentang mencari nafkah, tapi juga tentang memberi teladan bahwa dengan kerja keras, kejujuran, dan dukungan yang tepat, siapa pun bisa bangkit dan maju.
Harapan dari Setiap Suapan
Bagi Ibu Santi, nasi kuning bukan sekadar menu sarapan. Di dalamnya ada cerita, ada harapan, dan ada cinta untuk keluarga. Lewat usahanya, ia membuktikan bahwa keteguhan hati dan keberanian untuk bermimpi bisa mengubah hidup.
Kini, ia berharap bisa terus mempertahankan kualitas dan memperluas usahanya. Bantuan dari BAZNAS menjadi awal dari perubahan yang lebih besar, dan ia bertekad menjadikan usaha kecilnya sebagai sumber keberkahan yang berkelanjutan.
Program BAZNAS Microfinance Desa adalah bentuk nyata peran BAZNAS dalam memberdayakan ekonomi masyarakat kecil melalui pembiayaan tanpa bunga, pendampingan usaha, dan penguatan kemandirian. Kisah Ibu Santi hanyalah salah satu dari banyak bukti bahwa zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan baik bisa menjadi penggerak perubahan nyata.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
