Mbah Ngadiyo Panen Harapan Lewat Sistem Pertanian Terpadu BAZNAS

Mbah Ngadiyo Panen Harapan Lewat Sistem Pertanian Terpadu BAZNAS

03/11/2025 | Humas BAZNAS

Di balik hamparan hijau perbukitan Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, sosok sepuh bernama Mbah Ngadiyo tampak tekun mencangkul tanah di lahan kecil miliknya. Dengan tangan keriput namun penuh semangat, ia menanam benih kacang tanah — bukan sekadar untuk panen, tetapi juga sebagai wujud nyata dari penerapan Integrated Farming System (IFS) yang digagas oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Dari Lahan Kecil, Tumbuh Semangat Besar

Mbah Ngadiyo adalah salah satu anggota Kelompok Ternak Berkah Cerme, binaan BAZNAS di Padukuhan Srunggo 2, Kalurahan Selopamioro. Lahan yang ia garap tidak luas, hanya sekitar 200 meter persegi, namun di situlah harapan hidupnya tumbuh bersama berbagai jenis tanaman dan ternak.

“Kalau dulu lahan ini cuma ditanami singkong saja. Sekarang ada cabai, kacang tanah, dan sedikit sayuran,” tutur Mbah Ngadiyo sambil tersenyum bangga.

Berbekal pelatihan dan pendampingan dari BAZNAS, kini ia mengelola lahan dengan lebih terarah. BAZNAS membantu petani dan peternak seperti Mbah Ngadiyo untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah agar saling mendukung antara sektor tanaman dan peternakan. Limbah ternak menjadi pupuk, sementara hasil tanamannya bisa digunakan sebagai pakan tambahan.

Menerapkan Sistem Terpadu dari Hati

Pada musim tanam kali ini, Mbah Ngadiyo menanam kacang tanah dengan sistem tanam berjarak 20 x 20 sentimeter. Setiap lubang ia isi dua butir benih, kemudian ditutup dan diberi pupuk alami dari abu bakar. Total benih yang digunakan mencapai dua kilogram.

“Tanamannya biar nggak satu macam, biar tanahnya juga sehat,” katanya sambil menata barisan lubang tanam dengan cermat.

Pendekatan seperti ini merupakan bagian dari program Integrated Farming System BAZNAS, yang mengajarkan pentingnya diversifikasi komoditas agar petani memiliki ketahanan ekonomi. Di lahan kecilnya, Mbah Ngadiyo menanam kacang tanah, cabai rawit, dan singkong — kombinasi sederhana namun efektif untuk kebutuhan harian maupun tambahan penghasilan.

Peran BAZNAS dalam Menumbuhkan Kemandirian

BAZNAS terus berupaya memperkuat masyarakat pedesaan dengan pendekatan holistik. Tidak hanya memberikan modal usaha, tapi juga edukasi, pembinaan, serta pendampingan berkelanjutan agar masyarakat benar-benar mandiri.

Di kelompok Berkah Cerme, BAZNAS mendorong penerapan pertanian terpadu sebagai solusi menghadapi perubahan iklim dan keterbatasan lahan. Setiap anggota kelompok mendapat pelatihan untuk mengelola lahan dengan efisien, memanfaatkan pupuk organik, dan menjaga keseimbangan ekosistem desa.

“BAZNAS tidak hanya membantu secara materi, tapi juga mengajarkan cara berpikir dan berusaha,” ujar salah satu pendamping lapangan BAZNAS DIY. “Kami ingin para mustahik bisa tumbuh menjadi muzakki suatu hari nanti.”

Bagi Mbah Ngadiyo, hasil panen dari kacang tanah dan tanaman lainnya bukan semata-mata untuk dijual. Sebagian ia gunakan untuk kebutuhan rumah tangga, sebagian lagi ia sisihkan untuk dijual ke pasar terdekat. Hasil penjualan itu ia gunakan membeli kebutuhan ternak dan menabung sedikit demi sedikit.

“Alhamdulillah, sekarang bisa mandiri sedikit-sedikit,” ujarnya lirih, matanya berbinar menatap lahan yang kini lebih produktif.

Mewujudkan Desa Mandiri Bersama BAZNAS

Apa yang dilakukan Mbah Ngadiyo hanyalah satu potret kecil dari ribuan penerima manfaat program pemberdayaan ekonomi BAZNAS di seluruh Indonesia. Dengan konsep pertanian terpadu, BAZNAS membuktikan bahwa zakat tidak hanya sekadar bantuan, tetapi alat transformasi sosial dan ekonomi bagi masyarakat desa.

Melalui tangan-tangan tulus seperti Mbah Ngadiyo, zakat berubah menjadi kekuatan nyata untuk menghidupkan tanah, menumbuhkan pangan, dan menegakkan kemandirian umat.


Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ