Kopi Ibu Lilis: Harum Semangat Kemandirian Bersama BAZNAS
Kopi Ibu Lilis: Harum Semangat Kemandirian Bersama BAZNAS
13/10/2025 | Humas BAZNASAroma kopi dari warung sederhana milik Ibu Lilis (50 tahun) di Malang kini tak hanya memikat pelanggan, tetapi juga menjadi simbol kemandirian dan harapan baru. Berkat dukungan BAZNAS Microfinance Desa (BMD), usaha kopi yang dulu berjalan pas-pasan kini tumbuh menjadi ladang rezeki yang menjanjikan.
Sebelum mendapat bantuan, omzet harian Ibu Lilis hanya berkisar Rp300.000 per hari. Namun setelah bergabung menjadi mitra BMD, mendapatkan pembiayaan sebesar Rp4.000.000 serta pendampingan intensif, usahanya kini mampu meraup hingga Rp500.000 per hari. Peningkatan ini bukan sekadar angka, tetapi bukti nyata perubahan hidup yang dihadirkan melalui tangan-tangan pemberdayaan BAZNAS.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa menjadi mitra BMD. Modal yang diberikan sangat membantu saya memperbaiki tampilan warung dan menambah variasi minuman, sehingga pelanggan makin banyak,” tutur Ibu Lilis sambil menyajikan secangkir kopi panas kepada pelanggan tetapnya.
Bagi Ibu Lilis, dukungan BAZNAS bukan hanya soal tambahan modal. Pendampingan yang diberikan tim BMD telah membuka wawasan baru dalam mengelola keuangan dan memasarkan produk. Dalam setiap kunjungan monitoring, para pendamping memberi arahan praktis tentang manajemen usaha, pencatatan transaksi, hingga cara menarik pelanggan melalui promosi sederhana.
“Ibu Lilis merupakan salah satu contoh mitra potensial yang memiliki semangat tinggi untuk berkembang. Kami berharap usaha kopi ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lain dalam membangun ekonomi keluarga melalui usaha yang produktif,” ujar Suci, Manajer BMD Malang.
Perubahan yang dialami Ibu Lilis membuktikan bahwa ketika peluang bertemu dengan kemauan, hasilnya adalah kemandirian. Di balik kesuksesan kecil di sudut Malang itu, ada peran besar BAZNAS yang terus berupaya mendorong ekonomi umat melalui program BAZNAS Microfinance Desa. Program ini tidak hanya memberi modal usaha, tetapi juga pendampingan berkelanjutan agar para pelaku mikro dapat naik kelas dan mandiri secara ekonomi.
Bagi BAZNAS, pemberdayaan ekonomi seperti yang dilakukan kepada Ibu Lilis adalah bentuk nyata dari semangat zakat produktif — di mana dana zakat, infak, dan sedekah dikelola secara strategis untuk menumbuhkan potensi masyarakat. Tujuannya jelas: mengubah mustahik menjadi muzaki, dari penerima menjadi pemberi, dari tergantung menjadi berdaya.
Kini, warung kopi Ibu Lilis bukan sekadar tempat minum, tapi juga tempat bercerita, bercita-cita, dan berbagi semangat. Setiap tegukan kopi seolah menyimpan aroma perjuangan yang mengingatkan bahwa keberkahan bisa tumbuh dari niat baik dan uluran tangan yang tulus.
Program pendampingan yang dijalankan BAZNAS Microfinance Desa Malang menjadi bukti bahwa pemberdayaan ekonomi berbasis keumatan bukan sekadar wacana. Ia hidup dalam kisah nyata masyarakat, seperti Ibu Lilis, yang kini menapaki jalan kemandirian dengan senyum bangga dan keyakinan kuat: bahwa rezeki akan selalu datang kepada mereka yang mau berusaha dan bersyukur.
Dengan semangat yang terus menyala, BAZNAS berkomitmen untuk menghadirkan lebih banyak kisah sukses seperti Ibu Lilis—kisah tentang perjuangan, pemberdayaan, dan keberkahan yang mengalir dari secangkir kopi dan kerja keras yang tak pernah berhenti.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
