Kasmawati dan ZChicken, Rezeki dari Senja di Dermaga

Kasmawati dan ZChicken, Rezeki dari Senja di Dermaga

05/11/2025 | Humas BAZNAS

Di tepi laut Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, matahari sore perlahan tenggelam di balik siluet kapal-kapal nelayan yang bersandar. Di sela semilir angin laut, aroma ayam goreng renyah merebak dari sebuah gerai kecil bertuliskan ZChicken. Di sanalah, Kasmawati, seorang ibu tangguh, menjemput rezekinya setiap hari.

Sudah dua bulan terakhir, Kasmawati tekun menekuni usaha ayam goreng cepat saji ini. Usaha tersebut bukan sekadar warung biasa—ia merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) yang dirancang untuk membantu mustahik bertransformasi menjadi pelaku usaha mandiri.

Dari Rumah ke Gerai: Awal Perjalanan Bersama BAZNAS

Sebelum mengenal program ZChicken, Kasmawati hanya mengandalkan penghasilan tidak menentu dari usaha kecil di rumah. Kadang menjual jajanan, kadang membantu tetangga berdagang. Namun setelah mengikuti pelatihan dan mendapatkan dukungan modal usaha dari BAZNAS, kehidupannya perlahan berubah.

“Dulu saya tidak tahu harus mulai dari mana. Tapi lewat ZChicken dari BAZNAS, saya belajar cara mengelola usaha, menghitung modal, sampai menjaga kualitas rasa,” ujar Kasmawati sambil melayani pelanggan di depan gerainya.

Program ZChicken sendiri merupakan salah satu inisiatif BAZNAS Microfinance Desa (BMD) yang hadir untuk membuka peluang usaha di sektor kuliner bagi masyarakat kecil. Melalui konsep waralaba sosial, BAZNAS tidak hanya memberikan modal, tetapi juga pelatihan, pendampingan usaha, dan akses pasar yang lebih luas.

Senja yang Menjadi Rezeki

Kasmawati kini tahu betul waktu terbaik untuk berjualan: mulai pukul 13.00 hingga 20.00. Lokasi gerainya yang berdekatan dengan dermaga menjadi daya tarik tersendiri. Ketika matahari mulai turun dan warga berdatangan untuk menikmati keindahan senja, aroma ayam goreng khas ZChicken mengundang mereka untuk singgah.

“Waktu sore itu ramai sekali. Banyak yang datang ke dermaga, apalagi keluarga dan anak muda. Biasanya mereka beli ayam goreng buat dibawa pulang,” katanya tersenyum.

Tak hanya wisatawan lokal, para nelayan yang baru pulang melaut pun sering mampir untuk menikmati sajian hangat setelah seharian bekerja. Sementara di sisi lain, pos ronda tak jauh dari gerai menjadi tempat berkumpul ibu-ibu desa. Sambil bercengkerama, mereka kerap membeli ZChicken sebagai menu makan malam keluarga.

Inovasi di Tepi Dermaga

Kasmawati tidak berhenti pada satu menu. Dengan semangat belajar yang tinggi, ia menambah variasi jualan seperti minuman segar, siomay, seblak, dan mie rebus. Inovasi ini terbukti berhasil menarik perhatian lebih banyak pelanggan, terutama anak muda yang gemar nongkrong di sore hari.

“Kalau jualannya itu-itu saja, orang bisa bosan. Jadi saya coba tambah menu yang disukai banyak orang, apalagi anak-anak muda,” ujarnya.

Hasilnya terasa nyata. Omzet penjualan meningkat, dan kini Kasmawati bisa menabung sebagian pendapatannya untuk kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anak.

Namun, perjalanan Kasmawati tentu tidak selalu mudah. Cuaca yang tak menentu, terutama ketika hujan turun di sore hari, kerap membuat pembeli berkurang. Tetapi semangatnya tak pernah padam.

“Kalau hujan, kadang sepi, tapi saya tetap buka. Saya percaya rezeki sudah diatur Allah. Yang penting saya jaga rasa dan kebersihan,” katanya tegas.

Di setiap langkahnya, Kasmawati selalu mengingat pesan dari para pendamping BAZNAS: rezeki bukan hanya soal banyaknya keuntungan, tapi juga keberkahan dalam setiap usaha.

Peran BAZNAS: Dari Bantuan Menjadi Pemberdayaan

Cerita Kasmawati adalah bukti nyata bagaimana BAZNAS hadir bukan sekadar menyalurkan bantuan, tapi membangun kemandirian. Melalui program seperti ZChicken, BAZNAS menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan, memberdayakan masyarakat miskin agar mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Pendampingan yang diberikan mencakup pelatihan manajemen usaha, pemasaran, hingga pengelolaan keuangan. Tidak berhenti di situ, BAZNAS juga rutin melakukan monitoring untuk memastikan usaha mustahik terus berkembang dan menghasilkan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar.

“Dulu saya hanya berharap bisa punya penghasilan tetap. Sekarang, saya bisa bantu suami dan sedikit-sedikit nabung. Semua ini berkat program BAZNAS,” ujar Kasmawati dengan mata berkaca-kaca.

Senja yang Mengajarkan Syukur

Setiap sore di dermaga, Kasmawati tidak hanya menunggu pelanggan, tapi juga belajar tentang kesabaran dan syukur. Ia menyadari bahwa keberkahan usaha bukan datang tiba-tiba, melainkan tumbuh dari keikhlasan dan kerja keras.

“Setiap hari saya belajar bersyukur. Dari yang sedikit, Allah tambahkan. Dari yang susah, Allah kasih jalan,” tuturnya pelan.

Kini, gerai kecilnya menjadi tempat berputarnya rezeki — bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi masyarakat di sekitar yang ikut terbantu.

Kisah Kasmawati adalah satu dari banyak kisah penerima manfaat program ZChicken BAZNAS di berbagai daerah Indonesia. Melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi yang menyentuh akar rumput, BAZNAS terus berkomitmen untuk menghadirkan keadilan sosial dan kemandirian ekonomi umat.

Bagi Kasmawati, setiap potong ayam yang digorengnya adalah simbol perjuangan dan bukti nyata bahwa zakat, bila dikelola dengan amanah dan profesional, bisa menjadi jalan keluar dari kemiskinan.

“Saya ingin usaha ini terus maju, biar bisa buka cabang sendiri suatu hari nanti,” ucapnya penuh harap.

Dan ketika senja kembali menyapa dermaga Bulu Cindea, aroma ZChicken milik Kasmawati kembali menyebar — menjadi tanda bahwa keberkahan bisa datang dari mana saja, bahkan dari tepi laut yang sederhana.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ