Geprek Cinta 87 Jepun, Dari Dapur Sederhana Memi Tersaji Cinta dalam Setiap Gigitan
Geprek Cinta 87 Jepun, Dari Dapur Sederhana Memi Tersaji Cinta dalam Setiap Gigitan
29/04/2025 | Humas BAZNASDari Jalan Mastrip Gang 1, Kelurahan Jepun, Tulungagung, Jawa Timur, aroma gurih ayam goreng menguar ke udara, menggoda siapa saja yang lewat. Di sanalah berdiri “Geprek Cinta 87 Jepun”, sebuah usaha kuliner rumahan yang kini mencuri perhatian banyak warga Tulungagung. Di balik dapur mungil itu, ada sosok Memi Tri Wulandari (42), perempuan gigih yang membuktikan bahwa dari tantangan besar bisa lahir kesuksesan yang membanggakan.
Tak ada yang menyangka, usaha ini berawal dari situasi sulit: pandemi Covid-19. Tahun 2020 menjadi titik balik bagi Memi. Ketika banyak orang menyerah pada keadaan, ia justru membangkitkan semangatnya dari kenangan masa lalu — keluarganya dulu pernah mengelola warung makan dan jasa katering kecil. “Dari situ saya berani ambil langkah, walau modal seadanya," ujar sang suami saat ditemui di warung mungil mereka.
Mengandalkan resep rumahan dan racikan bumbu tradisional, Memi membuka "Geprek Cinta 87 Jepun" dengan menu andalan ayam geprek, ayam kremes, lele kremes, hingga ayam tulang lunak. Harganya pun bersahabat, cukup Rp8.000 hingga Rp12.000 per porsi. Tak butuh waktu lama, Ayam Geprek dan kulit krispi khas buatan Memi langsung jadi primadona.
Setiap hari, bersama tiga anggota keluarganya, Memi melayani pesanan yang terus mengalir. Dengan omzet kotor mencapai Rp800 ribu per hari dan keuntungan bersih sekitar 40 persen, dapur kecil itu kini menjadi sumber harapan baru. Bahan-bahan segar seperti ayam, tepung, dan bumbu, ia pilih sendiri dari pasar lokal Ngemplak, demi menjaga cita rasa yang konsisten.
Menariknya, Memi tidak hanya mengandalkan pelanggan yang datang langsung. Ia merambah dunia digital — berjualan lewat WhatsApp, GrabFood, Maxim, hingga ShopeeFood. Pelanggannya pun beragam, dari pegawai perbankan, staf toko-toko besar seperti Merdeka dan Adi Putro, hingga karyawan di lingkungan Pendopo Tulungagung. Tak jarang, ia juga melayani pesanan untuk acara keluarga, rapat, atau pertemuan dinas.
Dukungan pun datang dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Tulungagung. Pada Maret 2025, Memi menerima pembiayaan sebesar Rp2,5 juta untuk menambah peralatan dan memperbanyak stok bahan baku. Tambahan modal ini menjadi energi baru bagi usahanya untuk terus berkembang.
Meski warungnya kini sudah cukup ramai, Memi belum ingin berpuas diri. Impian besarnya adalah membuka outlet dine-in, tempat para pelanggan bisa menikmati makanan langsung di tempat dengan nyaman. “Saya ingin bikin tempat makan yang sederhana tapi nyaman. Biar pelanggan bisa lebih puas menikmati makanannya,” kata Memi, matanya berbinar penuh harap.
Di tengah hiruk-pikuk persaingan bisnis kuliner, kisah "Geprek Cinta 87 Jepun" membuktikan bahwa cita rasa yang tulus, semangat pantang menyerah, dan keberanian memanfaatkan peluang bisa membawa sebuah usaha kecil menjadi primadona lokal. Dari dapur kecilnya, Memi bukan hanya menghidangkan ayam geprek — ia menghidangkan semangat, cinta, dan harapan, dalam setiap suapan.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
