Endah Tri, Pantang Menyerah Kembangkan Usaha Jajanan Tradisional di Boyolangu
Endah Tri, Pantang Menyerah Kembangkan Usaha Jajanan Tradisional di Boyolangu
15/09/2025 | Humas BAZNASAroma somay dan cireng hangat setiap sore selalu menarik perhatian warga sekitar Desa Sobontoro, Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Di balik dapur sederhana itu, ada sosok perempuan tangguh bernama Endah Tri Wahyuni (47) yang sejak tahun 2015 setia menghidangkan jajanan tradisional khas Nusantara.
Warung miliknya, yang akrab disebut Somay dan Cireng Bu Yuni, tak hanya menawarkan kelezatan, tetapi juga menjadi cermin ketekunan dan kerja keras seorang ibu rumah tangga dalam memperjuangkan ekonomi keluarga.
Usaha Kecil, Semangat Besar
Sejak awal merintis, Endah selalu memegang prinsip sederhana: kejujuran, menjaga kualitas, dan pantang menyerah. Setiap hari, ia membuka warung dari pukul 16.00 hingga 22.00 malam. Menu yang ditawarkan beragam, mulai dari somay, batagor, hingga cireng dengan harga yang sangat terjangkau—Rp10.000 per porsi, bahkan tetap melayani pembelian Rp5.000 untuk anak-anak sekolah.
Meski hanya dibantu seorang karyawan, omset harian Endah bisa mencapai Rp250.000 hingga Rp300.000. Dari jumlah itu, ia memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp125.000 hingga Rp150.000. Namun, tantangan tetap ada. "Kalau tanggal tua biasanya sepi, kadang penghasilan turun," ungkapnya.
Tak hanya mengandalkan warung, Endah juga menerima pesanan jajanan dan jasa catering. Promosinya sederhana, cukup lewat WhatsApp, namun pelanggan tetap datang karena kualitas rasanya yang konsisten.
Bantuan BAZNAS, Dorongan untuk Maju
Perjalanan Endah semakin berwarna pada Agustus 2025, ketika ia mendapat pinjaman pembiayaan tahap pertama sebesar Rp2 juta dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Tulungagung. Dana tersebut langsung ia gunakan untuk membeli bahan baku, menambah modal pengerjaan pesanan, serta membeli tabung gas tambahan.
“Pinjaman dari BAZNAS ini sangat membantu. Saya jadi lebih leluasa mengatur stok bahan dan bisa memenuhi pesanan lebih banyak,” tutur Endah penuh syukur.
Program BMD sendiri memang dirancang untuk mendampingi pelaku usaha mikro agar bisa mandiri secara ekonomi. Dukungan ini bukan sekadar modal, tetapi juga motivasi agar para pelaku UMKM seperti Endah bisa lebih percaya diri dalam mengembangkan usaha.
Mimpi yang Terus Dikejar
Ke depan, Endah tidak ingin berhenti hanya pada satu warung. Ia berencana membuka outlet baru dengan memanfaatkan gerobak yang sudah dimiliki, sekaligus mencari lokasi strategis untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
“Harapannya, usaha ini bisa lebih besar, dikenal banyak orang, dan bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain,” ujarnya optimistis.
Ketekunan Endah menjadi bukti nyata bahwa dengan semangat pantang menyerah dan dukungan tepat, usaha kecil bisa tumbuh menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan. Kehadiran BAZNAS melalui BMD Tulungagung kian memperkuat langkahnya, menjadikan usaha jajanan tradisional Bu Yuni bukan sekadar warung, melainkan simbol harapan dan kemandirian ekonomi umat.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
