Certia Daniati, Ibu Rumah Tangga yang Menjemput Berkah Lewat ZChicken
Cerita Daniati, Ibu Rumah Tangga yang Menjemput Berkah Lewat ZChicken
09/05/2025 | Humas BAZNASSemangat Kartini hidup dan berdenyut dalam diri seorang perempuan sederhana bernama Daniati, di sebuah sudut tenang Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ia bukan tokoh besar, bukan pula selebritas, tetapi dalam keseharian yang penuh ketulusan, Daniati memancarkan cahaya perjuangan—cahaya yang tak padam meski hidup tak selalu ramah.
Daniati adalah ibu rumah tangga. Namun gelar itu baginya bukan alasan untuk berpangku tangan. Ia adalah ibu, istri, sekaligus pejuang nafkah yang saban hari berikhtiar demi menegakkan ekonomi keluarganya. Semua itu ia lakukan bukan hanya karena tuntutan hidup, tetapi juga karena keyakinan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d: 11).
Langkah awal Daniati dimulai ketika ia mendapat bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI. Bantuan itu bukan sekadar uang atau perlengkapan usaha. Lebih dari itu, ia menerima suntikan semangat, pembinaan, dan kepercayaan bahwa dirinya mampu.
“Alhamdulillah, dari peralatan sampai modal dan pembinaan saya dapatkan dari BAZNAS. Awalnya saya ragu, tapi sekarang saya percaya diri membuka outlet ZChicken di depan rumah,” tutur Daniati sambil tersenyum penuh syukur.
Ia menyadari bahwa rezeki bukan semata datang dari tempat ramai atau lokasi strategis, melainkan dari Allah Yang Maha Pemberi. “Banyak yang menyarankan pindah ke tempat ramai karena anak sekolah suka ZChicken saya. Tapi saya yakin, di sini pun Allah tetap beri rezeki,” ujarnya mantap.
Setiap pagi, selepas Subuh, Daniati membuka outlet kecilnya. Di sela kesibukan mengurus rumah dan menyiapkan bekal anak-anak, ia menggoreng ayam, menata etalase, dan menyambut pelanggan dengan ramah. Bagi Daniati, usahanya bukan hanya soal omzet, tapi tentang keberkahan.
Dalam sebulan pertama, ia mencatat omzet hingga Rp2 juta. Bahkan di bulan Ramadan, saat banyak orang libur berjualan, Daniati tetap bisa meraih Rp1 juta. Capaian itu sangat berarti, terutama karena sang suami belum memiliki pekerjaan tetap.
Anak-anaknya pun tak canggung membantu. Mereka tahu, apa yang dilakukan ibunya adalah bentuk nyata perjuangan dan cinta. Tetangga-tetangga datang bukan sekadar membeli, tapi juga mendukung. Suasana penuh kekeluargaan itulah yang menjadi ladang keberkahan tersendiri.
Kartini dahulu memperjuangkan hak perempuan agar bisa sejajar dan mandiri dalam berbagai aspek kehidupan. Kini, semangat itu hidup dalam diri Daniati, yang tanpa banyak kata, justru memberi teladan nyata.
Ia tak menuntut dunia. Ia cukupkan diri dengan apa yang ada, sambil terus berikhtiar dan berdoa. “Saya bersyukur atas bantuan dari BAZNAS RI. Semoga makin banyak ibu-ibu di Maros yang bisa bangkit seperti saya,” ucap Daniati, matanya berkaca-kaca.
Daniati adalah gambaran nyata bahwa menjadi perempuan tidak menghalangi untuk menjadi tulang punggung keluarga. Ia membuktikan bahwa Islam memuliakan perempuan bukan dengan membatasi langkahnya, tapi dengan membimbingnya agar tetap dalam koridor iman dan taqwa saat menjemput rezeki.
Dari depan rumah yang sederhana, dari outlet kecil yang beraroma ayam goreng renyah, Daniati mengirimkan pesan besar: bahwa keberanian untuk melangkah, disertai dengan keimanan, bisa menjadi jalan menuju keberkahan.
Ia bukan hanya penjual ayam. Ia adalah Kartini masa kini. Seorang ibu yang menjadikan usahanya sebagai ladang ibadah, menjadikan keluarganya sebagai amanah, dan menjadikan setiap sen yang ia hasilkan sebagai bentuk syukur kepada Allah yang Maha Memberi.
Semoga semakin banyak Daniati-Daniati lain yang lahir di negeri ini. Perempuan tangguh yang tak hanya mengurus rumah, tapi juga membangkitkan harapan.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
