.

Cerita Pejuang Bencana, Melawan Bahaya Demi Bantu Sesama

13/03/2020 | Markom

Waktu menunjukkan jam 12 malam lewat, saat Koordinator Lapangan Tim BAZNAS Tanggap Bencana, Taufiq Hidayat memutuskan pulang ke rumah selepas patroli rutin dan standby di Markas Komando (Mako) BAZNAS Tanggap Bencana di Tebet, Rabu (1/1). Saat itu, hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek selama lebih dari 12 jam, yang berlangsung sejak siang hingga malam hari, membuat Taufiq harap-harap cemas dan waspada akan terjadi luapan air yang bisa menyebabkan banjir.

Kekhawatiran Taufiq pun terbukti. Sesaat setelah mengistirahatkan badan sejenak, ia mendapat panggilan dari tim yang tengah berjaga untuk siap siaga merapat ke Mako Tebet karena beberapa wilayah di Jakarta terdapat titik genangan, dan bahkan merendam rumah warga. 

Usai memastikan keluarga dalam kondisi aman di rumah, Taufiq bergegas bersiap untuk berangkat menuju Tebet untuk berkoordinasi dengan Tim BAZNAS Tanggap Bencana. 

“Bakda salat subuh saya sudah berada di mako Tebet untuk melakukan koordinasi bersama teman-teman.pada saat itu sudah ada tim kami Dede Nurjaman yang standby. Kemudian kami segera melakukan aksi dengan membawa kendaraan rescue dan 1 unit perahu menuju ke titik lokasi banjir yang berada di Cipinang Melayu,” ujarnya.

Taufiq mengisahkan waktu itu pagi buta hujan masih turun dengan derasnya mengguyur wilayah Cipinang Melayu. Kondisi air di kampung tersebut sudah hampir setinggi atap rumah membuat Taufiq bersama tim BAZNAS Tanggap Bencana berupaya untuk sesegera mungkin mengevakuasi para warga ke tempat yang lebih aman. Taufiq dan tim BAZNAS Tanggap Bencana membuat skala prioritas untuk mendahulukan evakuasi kaum rentan, seperti manula, bayi, dan anak balita. 

Saat itu Taufiq dan tim BAZNAS Tanggap Bencana mendapat permintaan untuk melakukan penyelamatan kepada ibu dan anak yang masih terjebak di rumahnya.

“Satu hal yang sangat menantang bagi kami adalah pada saat melakukan penyelamatan pada  seorang ibu dan anaknya yang saat itu masih bertahan saat banjir mengepung rumahnya. Rumahnya berada di bantaran sungai, dan kebetulan rumahnya hanya satu lantai. Ibu itu berada di atas kamar mandi bersama anaknya, untuk menyelamatkan diri. Kami berusaha untuk melakukan penyelamatan dengan teman-teman, dan alhmadulillah kami berhasil melakukan penyelamatan pada ibu dan anak tersebut membawa keluar rumah,” jelasnya.

Namun ditengah upaya penyelamatan tersebut, lanjut Taufiq, tim dikejutkan dengan atap rumah yang tiba-tiba mendadak roboh.

“Saat akan keluar, aliran air yang cukup deras membuat atap rumah tersebut tiba-tiba roboh dan menimpa kepala kami. Beruntung kami masih bisa menghindar, dan tidak mengalami luka serius., Alhamdulillah ibu dan anak tersebut bisa kami selamatkan dengan baik dan bisa kami pindahkan ke tempat yang aman,” paparnya.

Taufiq menambahkan kejadian atap roboh adalah satu dari sekian banyak kendala di lapangan. Derasnya aliran air, medan evakuasi yang sempit untuk kapal karet menjadi tantangan tersendiri untuk tim BAZNAS Tanggap Bencana dalam proses evakuasi. Bagi seorang Taufiq yang sudah lama terjun dalam kebencanaan, kendala dan hambatan dalam proses penyelamatan merupakan hal yang lumrah. 

“Keselamatan korban adalah yang utama bagi kami. Dengan kesiapsiagaan tim di lapangan, disertai kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) yang kita miliki semuanya akan berjalan dengan baik,” imbuhnya. 

Tak hanya bantuan evakuasi, Taufiq mengatakan bantuan yang diberikan tim BAZNAS Tanggap Bencana juga membantu menyiapkan dan menyalurkan makanan siap saji seperti roti dan minuman untuk para penyintas atau warga yang terdampak. 

“Saat tempat mereka terisolasi dan tidak bisa diakses, Tim BAZNAS Tanggap Bencana memberikan mereka makanan dan minuman dengan menggunakan perahu karet. Selain itu kita juga berkoordinasi dengan teman-teman dari Layanan Aktif BAZNAS (LAB) dan teman teman dari rumah Sehat BAZNAS (RSB) untuk memberikan bantuan-bantuan lainnya, alhamdulillah semuanya bisa berjalan, tim LAB memberikan bantuan berupa dapur air kemudian RSB memberikan bantuan kesehatan, itu kami koordinasikan dan semua berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Taufiq berharap sebagai bagian dari tim kebencanaan BAZNAS menghimbau warga yang berada di bantaran sungai untuk lebih waspada dan berhati hati selama musim penghujan, karena curah hujan tinggi, potensi banjir masih sangat mungkin terjadi. Warga juga harus melakukan langkah antisipasi dengan membuat jalur evakuasi agar masyarakat yang bisa menyelamatkan diri bisa menyegerakan untuk evakuasi mandiri jika dalam keadaan darurat.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2024 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ