Cerita Haris, Disabilitas Tuna Daksa yang Usaha Kopinya Berkembang Bersama BAZNAS

Haris begitu bersyukur dengan pencapaian yang ia raih saat ini. Usaha Z-Coffee yang ia rintis di bawah binaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus berkembang.

Pria penyandang disabilitas tuna daksa itu menjalankan usaha kopi kekinian di Jalan Kampung Utan, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kini ia tak lagi menjual kopi saset, melainkan kopi premium. 

Bermula dari usaha warkop kecil-kecilan di rumah orang tuanya, Haris kini menjelma menjadi pengusaha kopi dan memiliki mini kafe sendiri berkat bantuan modal usaha dari program Z-Coffe BAZNAS. 

Bermula dari dirinya yang tidak memiliki pekerjaan dan sulitnya melamar kerja, Haris mencoba merintis usaha warkop demi menghidupi keluarganya. Ia lalu menjual kopi saset dan juga mie instan pada waktu itu. Lambat laun usahanya sepi dan mulai tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan istri dan kedua anaknya.

"Kala itu tentu kondisi saya serba bingung. Bagaimana saya harus menghidupi keluarga," kata Haris.

Beruntungnya, Haris dapat bertemu dengan pendamping program Z-Coffee BAZNAS. Hingga dirinya tergabung menjadi salah satu penerima manfaat program di wilayah DKI Jakarta, dan mendapatkan bantuan modal usaha, pelatihan barista serta juga pendampingan. 

"Selain itu, saya juga memperdalam keahlian mengolah kopi lewat pelatihan hingga memiliki seritifikasi BNSP Barista," ucap Haris.

Perkembangan yang dia dapatkan juga merupakan buah dari kerja kerasnya selama ini. Sebagai penyandang tuna daksa, ia tak segan mengembangkan usahanya lewat konsep kopi keliling dengan menggunakan motor roda tiga. Motor itu ia modifikasi agar bisa membawa alat-alat pembuat kopi sebagai modal kerjanya.

"Saya berprinsip kita harus menjemput bola dalam mengejar rezeki. Alhamdulillah kerja keras saya berbuah manis," ucapnya.

"Terima kasih kepada BAZNAS dan para muzaki yang telah menyisihkan sebagian hartanya, semoga berkah selalu," kata Haris.