Nurliah Dini sedang menata barang dagangannya (Foto: BAZNAS)
Cerita Dini, Bangkit dari Keterpurukan Lewat BAZNAS Microfinance
10/03/2021 | MarkomBukan perkara mudah untuk bangkit setelah sempat terjatuh saat menjalani usaha. Hal itu pun turut dirasakan Nurliah Dini, salah seorang mitra mustahik program BAZNAS Microfinance di Matraman, Jakarta Timur.
Bagaimana tidak, Dini, sapaan akrabnya, harus menelan pil pahit kala usaha bunga hiasnya yang telah dijalani selama empat tahun terakhir di Blok M Square harus gulung tikar. Padahal usaha itu ia rintis secara perlahan berbekal tabungannya salama 21 tahun menjadi pegawai bunga hias. Omzet yang terus menurun membuatnya tak punya pilihan, selain menutup tokonya.
Namun ia tak patah arang. Berbekal modal Rp600.000, Dini membuka usaha kuliner kecil-kecilan di sekitar rumahnya, dengan berjualan nasi uduk dan aneka lauk matang.
Nasib baik kali ini berpihak kepadanya. Usahanya berkembang pesat. Selain jumlah pelanggan yang meningkat, Dini juga sering mendapat orderan nasi boks, snack, atau tumpeng jika ada acara. Kelezatan racikan masakan Dini telah tersebar, hal itu pula yang menjadikan dagangannya laris.
Ide segar pun muncul, Dini ingin mengembangkan usaha kulinernya. Namun sayang, keterbatasan modal jadi kendala. Pada saat itulah Dini mendapat informasi dari rekannya bahwa BAZNAS Microfinance sedang membuka pendaftaran bagi pelaku usaha mikro untuk menjadi mitra mustahik binaan.
BAZNAS Microfinance memberikan pembiayaan modal usaha tanpa bunga. Berbekal bantuan pembiayaan yang diberikan BAZNAS Microfinance, Dini mulai menggeliat dalam meningkatkan produksi usaha kulinernya. Ia pun berinovasi tak hanya menjual nasi uduk, namun juga menambah varian menunya, ada nasi bakar, pastel, lontong sayur, dan nasi ulam. Usaha yang dirintisnya pun semakin pesat. Ia pun tak lupa saling berbagi kepada yang membutuhkan.
"Jika jualan tidak habis, saya membagikannya kepada tetangga-tetangga yang membutuhkan. Semoga itu menjadi jalan keberkahan bagi usaha saya," ucap Dini.
Selain itu, Dini juga sering bersedekah melalui gerakan Jumat Berbagi bersama rekan-rekan pengajiannya. Dini pun turut memberdayakan warga sekitar dalam membantu usahanya.
Keuletan Dini dalam berusaha juga ditunjang dengan kerajinannya mengikuti pembinaan dan kegiatan BAZNAS Microfinance. Berbagai pelatihan dan acara yang diadakan, tak pernah dilewatkannya. Mulai pelatihan kewirausahaan hingga Pasar Rakyat BAZNAS. Dini menganggap, selain ilmu yang ia dapatkan, berbagai kegiatan positif itu juga bisa menambah relasi dan pangsa pasar usahanya. Pasar Rakyat BAZNAS yang digelar rutin setiap bulan di Car Free Day (CFD) Jakarta Timur, dimanfaatkan Dini untuk memperkenalkan usaha kulinernya ke masyarakat luas.
Pandemi Covid-19 yang melanda negeri pada Maret 2020 lalu cukup membuat usahanya goyah. Pembatasan membuat konsumen sepi. Namun demikian, Dini tak patah semangat. Dia kembali berinovasi dengan mengembangkan sayapnya, yakni melalui aplikasi perpesanan, WhatsApp. Dia memanfaatkan WhatsApp Group untuk memasarkan jualannya.
Kemudian, pesanan konsumen diantar ke rumah konsumen. Dini juga menambah varian jualannya, selain aneka lauk matang, ia juga berjualan sayur-mayur. Berkat relasi dan pelayanannya selama ini, konsumen Dini tetap loyal berbelanja secara online. Omzet yang diraihnya terus mengalami peningkatan. Kini, dia bisa mengantongi Rp600.000 hingga Rp700.000 per hari.
"Adaptasi terhadap perubahan kondisi sangat penting agar bisa tetap survive di tengah krisis yang sedang terjadi," ujar Dini.
Dia berharap usahanya akan terus berkembang sehingga bisa menebar kebaikan dengan berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
