Pimpinan BAZNAS KH. Achmad Sudrajat, Lc., MA saat menyerahkan bantuan (Foto: BAZNAS)

Cerita BAZNAS yang Penuh Tantangan dalam Menyalurkan Bantuan Kemanusiaan ke Sudan

21/10/2024 | Humas BAZNAS

Di tengah krisis kemanusiaan yang melanda Sudan, harapan kembali hadir dengan tibanya bantuan dari Indonesia. Pada 17 Oktober 2024, bantuan kemanusiaan yang dikirim oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tiba di Port Sudan, sebuah momen penuh haru yang menjadi bukti nyata betapa pentingnya solidaritas global dalam masa-masa sulit.

Bantuan ini diserahkan langsung dalam upacara serah terima di Bandara Internasional Port Sudan Jumat lalu (18/10/2024) pukul 14.30 waktu setempat. Duta Besar RI untuk Sudan, Sunarko, bersama Pimpinan BAZNAS RI Bidang Koordinasi Nasional KH. Achmad Sudrajat, Lc., MA, serta perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jarwansyah dan Lilik Kurniawan, berada di sana untuk menyaksikan penyerahan resmi. Wakil Menteri Kesehatan Republik Sudan, Dr. Ismet Mustafa Yousif, turut hadir bersama Dr. Layla, Direktur Manajemen Bencana dan Krisis Kementerian Kesehatan Sudan, untuk menerima bantuan atas nama rakyat Sudan.

Sudan saat ini menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Konflik internal dan instabilitas politik telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan membuat jutaan orang kehilangan akses ke makanan, air bersih, dan layanan kesehatan dasar. Di tengah situasi genting ini, bantuan dari BAZNAS membawa secercah harapan. Bantuan ini tidak hanya berupa obat-obatan dan kebutuhan pokok, tetapi juga merupakan simbol dukungan dari masyarakat Indonesia yang peduli terhadap penderitaan saudara-saudara mereka di Sudan.

Namun, penyaluran bantuan ini tidaklah mudah. Medan berat dan kondisi keamanan yang belum stabil menjadi tantangan besar bagi tim BAZNAS di lapangan. Sudan, khususnya di wilayah Khartoum, masih diwarnai ketegangan, meski pemerintah setempat mengklaim sudah mulai menguasai situasi. Jarak yang memisahkan Port Sudan dan Khartoum mencapai 800 km, membuat distribusi bantuan menjadi lebih sulit. Selain itu, banyaknya militer yang berjaga di sekitar area pengungsian memperketat segala bentuk aktivitas dokumentasi, termasuk pengambilan gambar proses distribusi bantuan.

"Untuk menyalurkan bantuan langsung ke tempat-tempat pengungsian, tim BAZNAS harus didampingi oleh militer, dan itu memakan waktu hingga satu atau dua pekan. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran," ujar KH. Achmad Sudrajat.

Meskipun begitu, kerja keras dan dedikasi tim BAZNAS untuk membantu rakyat Sudan tidak pernah surut. Mereka terus berusaha menjangkau daerah-daerah terpencil yang paling terdampak krisis ini. Bantuan dari Indonesia nantinya akan digabungkan dengan bantuan dari komunitas internasional di gudang Kementerian Kesehatan Sudan sebelum disebarkan ke berbagai wilayah pelosok yang sangat membutuhkan.

Krisis kemanusiaan di Sudan telah menyebabkan banyak pihak internasional turun tangan. Namun, bantuan yang datang dari BAZNAS memiliki makna lebih dalam. Ini adalah wujud nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh Islam—membantu sesama yang sedang dalam kesulitan, tanpa memandang jarak dan perbedaan.

Dengan segala tantangan yang dihadapi, BAZNAS menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama adalah fondasi dari kerja-kerja kemanusiaan. Setiap langkah yang diambil, setiap bantuan yang disalurkan, membawa harapan bagi rakyat Sudan. Meskipun jalan menuju pemulihan masih panjang, bantuan ini memberikan sedikit kelegaan di tengah kesulitan yang mendera.

Semoga bantuan kemanusiaan ini bisa menjadi awal dari proses pemulihan di Sudan, dan kerja keras tim BAZNAS yang gigih di lapangan dapat terus menginspirasi kita semua untuk selalu peduli dan berbagi di saat-saat paling sulit.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2024 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ