BAZNAS Dampingi Petani Purbalingga Kembangkan Diversifikasi Tanaman
BAZNAS Dampingi Petani Purbalingga Kembangkan Diversifikasi Tanaman
04/12/2025 | Humas BAZNASPagi masih muda ketika Pak Sulemi melangkah ke lahan seluas 7.000 meter persegi di Desa Cilapar, Kecamatan Kaligondang. Embun belum sepenuhnya mengering, tetapi pria yang tergabung dalam Gapoktan Citra itu sudah lebih dulu menyingsingkan lengan baju, siap menata harapan baru melalui diversifikasi tanaman. Di tengah perubahan iklim dan naik turunnya harga pasar, diversifikasi menjadi strategi penting bagi para petani kecil—dan bagi Pak Sulemi, pilihan itu semakin mudah dijalani berkat pendampingan berkelanjutan dari BAZNAS.
Dari kejauhan, terlihat ia memeriksa kondisi tanah yang tengah ia persiapkan untuk penanaman bayam. Komoditas ini dipilih bukan tanpa alasan. Bayam dikenal memiliki masa panen yang singkat, harga yang relatif stabil, serta peluang pasar yang cukup luas, membuatnya menjadi alternatif ideal untuk menambah pendapatan petani. Pendampingan BAZNAS, yang mendorong para petani agar tidak hanya bertumpu pada satu jenis tanaman, memberikan keyakinan baru kepada Pak Sulemi untuk memperluas pengetahuannya dalam budidaya.
Proses pengolahan lahannya dimulai dari hal yang paling dasar—memastikan lokasi yang dipilih mendapatkan sinar matahari cukup sepanjang hari. Dengan teliti, Pak Sulemi membersihkan gulma dan sampah yang menempel, lalu mencangkul tanah hingga kedalaman sekitar 20 hingga 30 sentimeter agar teksturnya gembur dan siap menjadi media tumbuh. Pupuk kandang yang telah matang ia taburkan merata ke seluruh lahan, sebuah langkah penting yang ia pelajari dari sesi pelatihan bersama BAZNAS mengenai pentingnya nutrisi tanah bagi pertumbuhan tanaman.
Ketika diperlukan, ia juga membentuk bedengan selebar satu meter, sebuah teknik yang membantu memperkuat sistem perakaran sekaligus memberikan ruang sirkulasi air yang lebih baik. Setelah semua tahapan selesai, Bayam bisa ditanam langsung dengan cara menebar benih atau melalui proses penyemaian terlebih dahulu. Apa pun metodenya, Pak Sulemi kini lebih percaya diri berkat pengetahuan yang ia dapatkan dari para pendamping lapangan BAZNAS.
Meski tengah fokus menyiapkan komoditas baru, pekerjaan Pak Sulemi tidak berhenti di sana. Di sisi lain lahan, tanaman kangkung miliknya tetap membutuhkan perhatian. Setiap satu hingga dua minggu, ia rutin melakukan penyiangan untuk mencabut gulma yang tumbuh di sela-sela tanaman. Meski sederhana, kegiatan ini menjadi bagian penting untuk memastikan tanaman utama tidak kalah bersaing dalam mendapatkan nutrisi dan air.
Keberhasilan diversifikasi tanaman ini bukan hanya menguntungkan bagi Pak Sulemi secara pribadi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya besar yang dikelola BAZNAS untuk membangun ketahanan pangan di Desa Cilapar. BAZNAS melihat bahwa ketika petani mampu mengelola berbagai komoditas sekaligus, risiko kerugian akibat cuaca ekstrem atau fluktuasi pasar akan jauh berkurang. Pendekatan ini juga sejalan dengan upaya meningkatkan keanekaragaman hayati dan memperbaiki kualitas tanah melalui pola tanam yang lebih bervariasi.
“Pendampingan dari BAZNAS membuat kami lebih paham bagaimana mengelola lahan dengan benar, bagaimana memilih tanaman yang tepat, dan bagaimana meningkatkan hasil,” kata Pak Sulemi sambil menyeka keringat di dahi. Apa yang ia lakukan hari ini bukan sekadar pekerjaan fisik; itu adalah investasi untuk masa depan keluarganya, sekaligus bagian dari pembangunan ekonomi desa yang lebih berkelanjutan.
Di tengah hamparan lahan yang perlahan mulai siap ditanami bayam, terlihat jelas bagaimana kombinasi semangat kerja seorang petani dan dukungan lembaga seperti BAZNAS dapat melahirkan perubahan. Setiap ayunan cangkul Pak Sulemi adalah simbol dari harapan baru—harapan yang tumbuh seiring dengan tanah yang ia garap, harapan yang kini semakin kuat berkat pendampingan yang nyata dan berkesinambungan.
Dengan terus hadir di tengah masyarakat, BAZNAS RI membuktikan bahwa pemberdayaan tidak hanya soal bantuan, tetapi juga tentang ilmu, pendampingan, dan keberlanjutan. Dan di Desa Cilapar, harapan itu kini tumbuh bersama hijau daun bayam yang segera memenuhi lahan 7.000 meter persegi milik Pak Sulemi.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us