Sabar dan Ikhlas dalam Menjalani Hidup: 10 Cara Bertahan Saat Terluka

Sabar dan Ikhlas dalam Menjalani Hidup: 10 Cara Bertahan Saat Terluka

Sabar dan Ikhlas dalam Menjalani Hidup: 10 Cara Bertahan Saat Terluka

04/11/2025 | Humas BAZNAS

Dalam kehidupan, setiap manusia pasti mengalami masa-masa sulit—entah kehilangan orang yang dicintai, mengalami kegagalan, atau menghadapi ujian berat. Dalam Islam, dua hal yang menjadi kunci agar hati tetap tenang meski didera ujian adalah sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup. Keduanya bukan hanya sikap mental, melainkan bagian dari keimanan yang menunjukkan seberapa besar kepercayaan seseorang kepada Allah SWT.

Sabar berarti menahan diri dari keputusasaan, kemarahan, dan keluhan berlebihan, sedangkan ikhlas adalah menerima setiap ketentuan Allah dengan hati yang ridha tanpa berharap pujian manusia. Ketika seseorang mampu memadukan sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup, maka setiap ujian akan terasa lebih ringan, bahkan menjadi jalan menuju pahala dan keberkahan.


1. Menyadari Bahwa Hidup Adalah Ujian

Langkah pertama untuk bisa sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup adalah menyadari bahwa kehidupan ini memang penuh ujian. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menegaskan bahwa ujian adalah bagian dari sunnatullah. Tak ada manusia yang hidup tanpa tantangan. Dengan menyadari hal ini, kita belajar untuk memandang kesulitan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebagai hukuman.

Sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup membantu kita melihat makna di balik setiap ujian. Kita mulai memahami bahwa setiap kehilangan adalah pengingat akan kefanaan dunia, dan setiap kesulitan adalah jalan menuju kematangan iman.

Dengan sikap sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup, seseorang tidak lagi bertanya “mengapa aku?” melainkan “apa hikmah di balik ini semua?”. Pertanyaan seperti ini akan menuntun hati pada kedamaian dan keteguhan dalam menerima takdir.

Selain itu, memahami bahwa dunia hanyalah tempat sementara membuat kita tidak terlalu terpukul oleh kegagalan. Kita akan belajar menata hati agar tidak mudah mengeluh, karena yang terpenting bukan seberapa berat ujian itu, tetapi bagaimana kita menjalaninya dengan sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup.


2. Menguatkan Hubungan dengan Allah

Sumber kekuatan sejati untuk sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup adalah kedekatan dengan Allah SWT. Seseorang yang jauh dari Allah akan mudah merasa putus asa ketika ujian datang. Sebaliknya, orang yang dekat dengan Allah akan selalu merasa tenang karena yakin bahwa setiap takdir-Nya mengandung kebaikan.

Salah satu cara memperkuat hubungan dengan Allah adalah dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat, zikir, dan membaca Al-Qur’an. Ketika hati terhubung dengan Sang Pencipta, maka beban hidup terasa lebih ringan, dan jiwa lebih mudah menerima segala sesuatu dengan sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika dia ditimpa kesusahan, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)

Hadis ini menjadi pengingat bahwa dalam kondisi apa pun, seorang mukmin tidak pernah rugi. Baik senang maupun susah, semua bisa menjadi ibadah jika disertai sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup.

Mendekat kepada Allah juga menumbuhkan rasa tawakal—kepercayaan penuh bahwa Allah tidak akan menimpakan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Dengan keimanan yang kuat, seseorang akan mampu melewati luka dan kesulitan dengan kepala tegak, karena tahu bahwa Allah selalu bersamanya.


3. Belajar Memaafkan dan Melepaskan

Salah satu tanda seseorang telah memiliki sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup adalah kemampuannya untuk memaafkan. Luka yang disebabkan oleh manusia lain sering kali meninggalkan bekas mendalam di hati. Namun, memaafkan bukan berarti melupakan, melainkan melepaskan beban agar hati kembali tenang.

Memaafkan orang lain bukan semata karena mereka pantas dimaafkan, tetapi karena kita berhak atas kedamaian batin. Orang yang sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup tahu bahwa menyimpan dendam hanya akan memperpanjang penderitaan.

Allah berfirman:

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)

Dengan memaafkan, kita menyerahkan keadilan sepenuhnya kepada Allah. Ini adalah bentuk ikhlas yang sejati—menerima bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan manusia.

Selain memaafkan orang lain, penting juga memaafkan diri sendiri. Banyak orang sulit move on karena masih menyalahkan diri atas masa lalu. Padahal, sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup juga berarti memberi kesempatan pada diri untuk tumbuh dan memperbaiki kesalahan dengan bimbingan Allah.


4. Menjaga Hati dari Keluhan dan Keputusasaan

Sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup tidak berarti menahan air mata atau berpura-pura kuat, tetapi menahan diri agar tidak berlebihan dalam mengeluh. Mengadu kepada Allah diperbolehkan, namun mengeluh kepada manusia secara terus-menerus bisa membuat hati semakin gelap.

Ketika kita terlalu sering mengeluh, fokus kita hanya pada masalah, bukan pada solusi. Sebaliknya, ketika kita bersabar dan ikhlas dalam menjalani hidup, kita akan melihat bahwa setiap kesulitan membawa pelajaran yang berharga.

Rasulullah SAW sendiri pernah menangis, bersedih, dan berdoa ketika menghadapi ujian berat. Namun, beliau tidak pernah mengeluh kepada manusia. Hal ini menunjukkan bahwa sabar bukan berarti tanpa emosi, tetapi menata emosi agar tidak melampaui batas.

Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan, menjaga hati dari keluhan adalah tantangan besar. Namun, jika kita mampu melakukannya, kita akan lebih kuat menghadapi apa pun. Dengan sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup, hati menjadi tenang, pikiran lebih jernih, dan langkah lebih ringan.


5. Menemukan Makna di Balik Luka

Setiap luka dalam hidup sebenarnya menyimpan pelajaran yang dalam. Orang yang memiliki sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup akan berusaha mencari makna di balik setiap kejadian, bukan sekadar meratapinya.

Terkadang, kegagalan adalah cara Allah melindungi kita dari hal yang lebih buruk. Kehilangan adalah cara Allah mengajarkan arti syukur. Sakit hati adalah cara Allah menguatkan jiwa. Semua hal itu bisa diterima dengan baik hanya jika kita menjalani hidup dengan sabar dan ikhlas.

Ketika seseorang berusaha memahami hikmah di balik ujian, hatinya akan dipenuhi rasa syukur. Ia akan berkata dalam hatinya, “Jika bukan karena ujian ini, aku tidak akan sedekat ini dengan Allah.”

Dengan demikian, sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup bukan sekadar bertahan dari rasa sakit, melainkan mengubah luka menjadi ladang pahala. Orang yang ikhlas akan melihat ujian sebagai tanda kasih sayang Allah, bukan sebagai hukuman.

Akhirnya, kita akan menyadari bahwa kesabaran bukanlah beban, tetapi kekuatan yang membuat kita bertahan. Dan keikhlasan bukanlah kelemahan, melainkan keteguhan hati untuk percaya bahwa Allah selalu punya rencana terbaik.


Sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup adalah dua sayap yang membuat manusia mampu terbang melewati badai kehidupan. Tanpa keduanya, seseorang mudah terjatuh dalam keputusasaan, amarah, atau kehilangan arah. Dengan keduanya, setiap ujian menjadi jalan menuju kedewasaan dan pahala yang besar di sisi Allah.

Allah SWT menjanjikan balasan istimewa bagi orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup. Dalam QS. Az-Zumar ayat 10 disebutkan:

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Hidup tidak akan selalu mudah, tapi dengan sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup, kita akan selalu punya alasan untuk tersenyum, bahkan di tengah air mata. Karena di balik setiap ujian, ada kasih sayang Allah yang sedang mengajarkan kita arti keteguhan, ketundukan, dan cinta sejati kepada-Nya.

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ