Mengapa Harta Tidak Dibawa Mati, Ini Penjelasan Islam
Mengapa Harta Tidak Dibawa Mati, Ini Penjelasan Islam
23/12/2025 | Humas BAZNASDalam kehidupan sehari-hari, manusia bekerja keras mengumpulkan kekayaan demi memenuhi kebutuhan dan meraih kenyamanan hidup. Namun, Islam mengingatkan bahwa harta tidak dibawa mati, sehingga setiap muslim perlu memahami posisi harta dalam kehidupan dunia. Kesadaran bahwa harta tidak dibawa mati menjadi pondasi penting agar seorang muslim tidak terjebak dalam kecintaan berlebihan terhadap materi.
Konsep harta tidak dibawa mati mengajarkan bahwa segala kepemilikan duniawi bersifat sementara dan akan ditinggalkan saat ajal menjemput. Ketika seseorang wafat, seluruh harta yang dikumpulkan semasa hidup tidak akan ikut bersamanya ke alam kubur. Yang tersisa hanyalah amal perbuatan yang telah dilakukan.
Dalam Islam, pemahaman bahwa harta tidak dibawa mati bukan untuk melemahkan semangat bekerja, melainkan untuk meluruskan niat dan tujuan. Harta tetap dicari dengan cara halal, tetapi tidak dijadikan sebagai tujuan akhir kehidupan.
Banyak ayat dan hadis yang menegaskan bahwa harta tidak dibawa mati, sehingga seorang muslim dianjurkan untuk memanfaatkannya di jalan kebaikan. Dengan pemahaman ini, harta menjadi sarana ibadah, bukan sumber kesombongan.
Oleh karena itu, membahas mengapa harta tidak dibawa mati menurut Islam menjadi penting agar umat Islam mampu menata orientasi hidup secara seimbang antara dunia dan akhirat.
Harta Tidak Dibawa Mati dalam Pandangan Al-Qur’an
Al-Qur’an secara tegas mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Banyak ayat menegaskan bahwa harta tidak dibawa mati dan tidak dapat menyelamatkan manusia dari kematian. Kekayaan yang dibanggakan di dunia akan ditinggalkan tanpa sisa.
Dalam pandangan Al-Qur’an, harta tidak dibawa mati karena manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk mengumpulkan kekayaan semata. Harta hanya alat untuk mendukung ketaatan, bukan tujuan hidup.
Ayat-ayat Al-Qur’an juga menggambarkan penyesalan orang-orang yang lalai karena terlalu mencintai dunia, padahal harta tidak dibawa mati. Mereka berharap bisa kembali ke dunia hanya untuk beramal saleh, bukan untuk menambah kekayaan.
Pemahaman bahwa harta tidak dibawa mati mendorong seorang muslim untuk tidak terbuai oleh kenikmatan dunia. Al-Qur’an mengajarkan agar harta digunakan sebagai bekal amal, bukan sebagai simbol status semata.
Dengan demikian, Al-Qur’an menanamkan kesadaran mendalam bahwa harta tidak dibawa mati, sehingga orientasi hidup seorang muslim harus selalu diarahkan pada keridaan Allah dan kehidupan akhirat.
Hadis Nabi Menegaskan Harta Tidak Dibawa Mati
Selain Al-Qur’an, Rasulullah SAW melalui hadis-hadisnya menegaskan bahwa harta tidak dibawa mati. Dalam salah satu hadis disebutkan bahwa ketika manusia meninggal, yang mengiringinya ada tiga hal, namun hanya amal yang akan tinggal bersamanya.
Hadis ini menguatkan keyakinan bahwa harta tidak dibawa mati dan hanya akan diwariskan kepada ahli waris. Sementara itu, pahala dan dosa dari pemanfaatan harta itulah yang akan menyertai seseorang hingga akhirat.
Rasulullah SAW juga mencontohkan kehidupan yang sederhana meskipun beliau memiliki kesempatan untuk hidup berkecukupan. Hal ini menjadi teladan bahwa harta tidak dibawa mati dan kesederhanaan lebih mendekatkan pada ketakwaan.
Dengan memahami hadis-hadis tersebut, seorang muslim diingatkan bahwa harta tidak dibawa mati sehingga tidak layak dijadikan sumber kesombongan atau alat menindas orang lain.
Hadis Nabi SAW mendorong umat Islam agar memanfaatkan harta untuk sedekah, infak, dan zakat, karena inilah bentuk harta yang “dibawa” dalam bentuk pahala meskipun secara fisik harta tidak dibawa mati.
Hikmah di Balik Harta Tidak Dibawa Mati
Hikmah utama dari kenyataan bahwa harta tidak dibawa mati adalah agar manusia tidak terikat secara berlebihan pada dunia. Islam mengajarkan keseimbangan, di mana dunia dijadikan ladang amal untuk akhirat.
Ketika seseorang menyadari bahwa harta tidak dibawa mati, ia akan lebih mudah bersyukur atas apa yang dimiliki. Kekayaan tidak lagi menjadi ukuran kebahagiaan, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Harta tidak dibawa mati juga mengajarkan nilai keadilan sosial. Seorang muslim terdorong untuk berbagi karena menyadari bahwa harta hanyalah titipan sementara yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Selain itu, kesadaran bahwa harta tidak dibawa mati menumbuhkan sikap qanaah atau merasa cukup. Seseorang tidak lagi rakus mengejar dunia dengan cara yang tidak halal.
Dengan demikian, hikmah harta tidak dibawa mati membentuk karakter muslim yang rendah hati, dermawan, dan berorientasi pada kehidupan akhirat.
Harta Tidak Dibawa Mati dan Tanggung Jawab Manusia
Dalam Islam, harta tidak dibawa mati, tetapi tanggung jawab atas harta akan dibawa hingga hari kiamat. Setiap muslim akan dimintai pertanggungjawaban dari mana harta diperoleh dan ke mana harta dibelanjakan.
Kesadaran ini membuat seorang muslim lebih berhati-hati dalam mencari rezeki. Karena harta tidak dibawa mati, maka cara memperolehnya harus halal dan thayyib agar tidak menjadi beban di akhirat.
Harta tidak dibawa mati juga mengingatkan bahwa penumpukan kekayaan tanpa kepedulian sosial adalah perbuatan yang sia-sia. Islam mendorong agar harta dialirkan melalui zakat, infak, dan sedekah.
Tanggung jawab ini menjadikan harta sebagai amanah, bukan hak mutlak. Meskipun harta tidak dibawa mati, catatan amal dari penggunaannya akan kekal.
Oleh sebab itu, pemahaman bahwa harta tidak dibawa mati harus diiringi dengan kesadaran tanggung jawab moral dan spiritual dalam mengelola kekayaan.
Menjadikan Harta Bekal Akhirat
Pada akhirnya, Islam mengajarkan bahwa harta tidak dibawa mati, namun bukan berarti harta tidak penting. Harta tetap dibutuhkan untuk menjalani kehidupan, tetapi harus dikelola dengan bijak dan sesuai syariat.
Kesadaran bahwa harta tidak dibawa mati seharusnya mendorong umat Islam untuk menjadikan kekayaan sebagai sarana amal. Dengan demikian, harta yang fana dapat berubah menjadi pahala yang kekal.
Seorang muslim yang memahami bahwa harta tidak dibawa mati akan lebih fokus memperbanyak amal saleh, memperbaiki niat, dan menjaga akhlak dalam bermuamalah.
Harta tidak dibawa mati juga menjadi pengingat agar manusia tidak lalai dari tujuan hidup yang sejati, yaitu beribadah kepada Allah dan meraih kebahagiaan akhirat.
Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, umat Islam diharapkan mampu menempatkan harta secara proporsional, menyadari bahwa harta tidak dibawa mati, sementara amal saleh adalah bekal utama menuju kehidupan yang abadi.
ZAKAT DI AKHIR TAHUN
Zakat bukan sekadar kewajiban, tapi jalan keberkahan. Dengan menunaikan zakat di akhir tahun, kita turut mengangkat beban hidup mustahik dan menghadirkan senyum bagi mereka yang membutuhkan.
Ayo tunaikan zakat melalui: baznas.go.id/bayarzakat
atau transfer ke rekening zakat BAZNAS:
BSI 955.555.5400
BCA 686.0148.755
Mandiri 070.0001.855.555
BRI 0504.0100.0239.300
a.n. Badan Amil Zakat Nasional
Informasi dan Konfirmasi Zakat:
14047 atau 021 39526001
wa.me/6281188821818
[email protected]
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us