Ibu Nabi Muhammad: Peran Aminah dalam Membesarkan Sang Rasul

Ibu Nabi Muhammad: Peran Aminah dalam Membesarkan Sang Rasul

Ibu Nabi Muhammad: Peran Aminah dalam Membesarkan Sang Rasul

01/10/2024 | Humas BAZNAS

Nama ibu Nabi Muhammad adalah Siti Aminah binti Wahab, seorang wanita mulia yang menjadi sosok ibu dari utusan terakhir Allah, Nabi Muhammad SAW. Aminah dikenal sebagai wanita yang berakhlak mulia dan sangat dihormati di kalangan masyarakat Makkah pada masanya. Sebagai ibu dari Nabi Muhammad, perannya sangat penting dalam membentuk pribadi Rasulullah, meskipun ia hanya memiliki waktu yang singkat bersama putranya. Seperti yang disebutkan dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW karya Abdurrahman bin Abdul Karim (2016), Siti Aminah dikenang sebagai wanita penuh kehormatan yang membawa rahmat besar bagi umat manusia.

Riwayat Hidup Ibu Nabi Muhammad, Siti Aminah

Dalam sejarah, ibu Nabi Muhammad, Siti Aminah, lahir di Makkah sebagai anak dari Wahab bin Abdul Manaf, seorang pemimpin Bani Zuhrah. Ia berasal dari keturunan bangsawan terhormat yang disegani di kalangan masyarakat Arab. Adapun, sejarah tidak mencatat dengan pasti tanggal kelahirannya, namun diketahui bahwa ia wafat pada tahun 577 M, ketika Nabi Muhammad SAW masih berusia enam tahun. Hal ini dijelaskan dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW oleh Abdurrahman bin Abdul Karim (2016). Pada saat wafat, Siti Aminah sedang dalam perjalanan menuju Yastrib (Madinah) untuk mengunjungi makam suaminya, Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah dari Nabi Muhammad.

Kehamilan dan Kelahiran Nabi Muhammad

Kehamilan Siti Aminah mengandung banyak keajaiban yang menjadi tanda kenabian putranya. Sebuah riwayat dari Ibnu Sa'ad dan Baihaqi yang dikutip dalam Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul oleh Ahmad Hawassy (2020), menceritakan bahwa saat Aminah mengandung, ia merasa kehamilannya berbeda dari kehamilan wanita lain. Ia tidak merasakan beban yang berat, dan kerap didatangi mimpi-mimpi yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran janin yang dikandungnya. Mimpi-mimpi tersebut diyakini sebagai petunjuk bahwa ia akan melahirkan sosok Nabi akhir zaman yang ditunggu-tunggu umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Kepribadian Siti Aminah, Ibu Nabi Muhammad

Ibu Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok yang mulia dan berakhlak terpuji. Menurut Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul oleh Ahmad Hawassy (2020), Siti Aminah dikenal karena ketakwaannya, tutur kata yang baik, serta sikapnya yang santun dan berjiwa sosial. Sebelum dinikahi oleh Abdullah, ayah dari Nabi Muhammad, Abdul Muthalib, kakek Nabi, menyebutkan bahwa Siti Aminah adalah gadis yang baik dan tidak ada yang sebanding dengannya di Makkah. Aminah dikenal sebagai wanita yang menjaga kehormatannya, berakhlak mulia, dan taat dalam menjalankan agama.

Asal Usul dan Kehormatan Siti Aminah

Siti Aminah berasal dari keluarga bangsawan yang sangat dihormati di kalangan Quraisy. Dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW oleh Abdurrahman bin Abdul Karim (2016), disebutkan bahwa ibu Nabi Muhammad memiliki nasab yang sangat mulia dan keturunan yang baik. Bintu Syathi, seorang penulis terkenal, mengatakan bahwa masa kecil Siti Aminah dijalani di lingkungan yang mulia, dan nasabnya dihormati oleh masyarakat bangsawan. Aminah mewarisi kemuliaan dan kehormatan dari nenek moyangnya, yang membuatnya sangat dihormati oleh masyarakat Makkah.

Peran Aminah dalam Kehidupan Nabi Muhammad

Sebagai ibu Nabi Muhammad, Siti Aminah memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian Nabi. Meskipun Nabi Muhammad hanya menghabiskan waktu yang singkat bersamanya, pengaruh Aminah tercermin dalam sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Rasulullah. Dalam buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul oleh Ahmad Hawassy (2020), disebutkan bahwa kehidupan sederhana yang dijalani oleh Siti Aminah turut membentuk sikap rendah hati dan sederhana dalam diri Nabi Muhammad. Rasulullah pernah bersabda bahwa dirinya adalah anak dari seorang wanita Quraisy yang memakan daging kering, menandakan kesederhanaan hidup yang diwarisi dari ibunya.

Wafatnya Siti Aminah dan Dampaknya bagi Nabi Muhammad

Wafatnya ibu Nabi Muhammad pada usia yang masih sangat muda meninggalkan duka mendalam bagi Rasulullah. Pada usia enam tahun, Nabi Muhammad ditinggalkan oleh ibunya di sebuah tempat bernama Abwa, di tengah perjalanan mereka ke Madinah. Kehilangan ibunya pada usia dini meninggalkan bekas mendalam dalam diri Rasulullah, yang kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan pamannya, Abu Thalib. Meskipun hanya sebentar bersama Nabi, peran Siti Aminah sebagai ibu sangatlah penting dalam awal kehidupan Rasulullah.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2024 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ