
5 Hikmah Penyelenggaraan Jenazah dalam Islam
5 Hikmah Penyelenggaraan Jenazah dalam Islam
21/10/2025 | Humas BAZNASDalam ajaran Islam, setiap aspek kehidupan manusia telah diatur dengan sempurna, termasuk urusan setelah kematian. Salah satunya adalah penyelenggaraan jenazah yang mencakup memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan. Semua proses tersebut bukan hanya kewajiban sosial bagi umat Islam, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual yang mendalam. Hikmah penyelenggaraan jenazah memberikan pelajaran berharga tentang makna kehidupan, kematian, dan tanggung jawab sesama muslim.
Penyelenggaraan jenazah merupakan bentuk penghormatan terakhir terhadap seorang muslim yang telah wafat. Rasulullah SAW mengajarkan agar umat Islam segera mengurus jenazah dengan baik dan penuh kehormatan, sebagaimana sabdanya: “Segeralah kamu menguburkan jenazah, karena apabila ia orang yang baik, maka itu lebih cepat membawanya kepada kebaikan; dan apabila bukan demikian, maka itu lebih cepat menyingkirkan keburukan darimu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dari hadis ini, terlihat bahwa hikmah penyelenggaraan jenazah bukan hanya berorientasi pada yang meninggal, tetapi juga memberi manfaat bagi yang hidup.
Berikut ini lima hikmah penyelenggaraan jenazah dalam Islam yang dapat menjadi renungan dan pelajaran bagi setiap muslim.
1. Menumbuhkan Kesadaran Akan Kematian dan Kehidupan Akhirat
Salah satu hikmah penyelenggaraan jenazah adalah menumbuhkan kesadaran bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian. Saat menyaksikan prosesi memandikan, menyalatkan, hingga menguburkan jenazah, hati seorang muslim akan tersentuh oleh kenyataan bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara. Tidak ada yang kekal kecuali amal saleh yang akan dibawa ke akhirat.
Melalui hikmah penyelenggaraan jenazah, umat Islam diajak untuk merenungi perjalanan hidupnya dan mempersiapkan bekal terbaik sebelum ajal menjemput. Kematian bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang kekal di sisi Allah SWT. Kesadaran ini akan mendorong seseorang untuk memperbanyak amal, memperbaiki akhlak, dan menjauhi maksiat.
Selain itu, hikmah penyelenggaraan jenazah juga mengajarkan bahwa setiap manusia, tanpa memandang status, pangkat, atau kekayaan, akan kembali ke tanah. Ketika jenazah dibungkus kain kafan putih dan dikuburkan di bumi, semua kedudukan duniawi lenyap. Yang tersisa hanyalah amal dan ketakwaan. Dengan demikian, penyelenggaraan jenazah menjadi pengingat kuat agar setiap muslim hidup dengan penuh makna dan ketaatan kepada Allah SWT.
Tidak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan, hikmah penyelenggaraan jenazah juga memberikan ketenangan hati bagi orang yang menyaksikan. Mereka akan memahami bahwa kematian adalah bagian dari sunnatullah yang harus diterima dengan sabar dan ikhlas. Kesadaran ini membantu memperkuat iman dan keteguhan spiritual seseorang dalam menghadapi kehilangan.
2. Bentuk Penghormatan terhadap Sesama Muslim
Hikmah penyelenggaraan jenazah berikutnya adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap sesama muslim. Islam mengajarkan bahwa seorang mukmin memiliki hak atas mukmin lainnya, dan salah satunya adalah hak untuk dishalatkan ketika meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan mengikuti dan membantu proses penyelenggaraan jenazah, seorang muslim menunjukkan kasih sayang, solidaritas, dan penghargaan kepada saudaranya yang telah berpulang. Hikmah penyelenggaraan jenazah ini memperkuat ikatan ukhuwah islamiyah di tengah masyarakat. Ketika seseorang wafat, seluruh komunitas berperan dalam memberikan penghormatan terakhir, yang menunjukkan bahwa Islam menekankan kebersamaan bahkan setelah kematian.
Lebih jauh, hikmah penyelenggaraan jenazah juga menanamkan nilai empati. Melalui proses mengurus jenazah, seseorang belajar menghargai kehidupan dan memahami betapa berharganya waktu yang diberikan Allah. Rasa kasih terhadap sesama meningkat karena seseorang menyadari bahwa suatu hari ia pun akan berada di posisi yang sama.
Selain itu, dalam setiap tahapan penyelenggaraan jenazah — mulai dari memandikan hingga menguburkan — umat Islam diajarkan untuk menjaga kehormatan jenazah, menutup aibnya, dan memperlakukan tubuhnya dengan penuh kelembutan. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi martabat manusia, bahkan setelah ia tiada. Hikmah penyelenggaraan jenazah ini menegaskan bahwa penghormatan terhadap manusia tidak berhenti ketika napas terakhir dihembuskan.
3. Mengajarkan Tanggung Jawab Sosial dan Kepedulian
Hikmah penyelenggaraan jenazah juga dapat dilihat dari sisi sosial. Dalam Islam, mengurus jenazah termasuk kewajiban kolektif atau fardhu kifayah. Artinya, jika sebagian umat Islam telah melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, bila tidak ada yang melaksanakan, maka semua akan berdosa. Ketentuan ini mengajarkan nilai tanggung jawab sosial yang tinggi.
Dengan adanya hikmah penyelenggaraan jenazah, umat Islam diingatkan bahwa hidup tidak hanya untuk diri sendiri. Setiap muslim memiliki kewajiban membantu dan menolong saudaranya, bahkan ketika ia telah meninggal dunia. Keterlibatan dalam penyelenggaraan jenazah menumbuhkan rasa kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.
Selain itu, hikmah penyelenggaraan jenazah juga mengajarkan agar umat Islam selalu siap siaga membantu orang lain dalam keadaan darurat. Proses seperti menggali kubur, menyiapkan kain kafan, hingga mengurus salat jenazah membutuhkan kerja sama yang tulus. Nilai-nilai sosial ini memperkuat solidaritas dan mempererat hubungan antarwarga.
Lebih dari itu, hikmah penyelenggaraan jenazah juga menjadi sarana pendidikan moral bagi masyarakat. Anak-anak dan generasi muda yang melihat proses ini akan belajar pentingnya tolong-menolong dan menghormati sesama. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang berempati dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya.
Dengan demikian, penyelenggaraan jenazah bukan sekadar ritual, tetapi juga pembelajaran sosial yang menumbuhkan semangat kepedulian dan tanggung jawab kolektif dalam masyarakat muslim.
4. Menjadi Ladang Pahala dan Amal Jariyah
Hikmah penyelenggaraan jenazah berikutnya adalah sebagai ladang pahala bagi orang yang melaksanakannya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menghadiri jenazah hingga menyalatkannya, maka baginya pahala satu qirath; dan barang siapa menghadirinya hingga dikuburkan, maka baginya dua qirath.” Para sahabat bertanya, “Apakah dua qirath itu?” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala bagi orang yang terlibat dalam penyelenggaraan jenazah. Hikmah penyelenggaraan jenazah mengajarkan bahwa menolong dan menghormati orang yang telah meninggal adalah bentuk ibadah yang sangat mulia. Allah SWT memberi ganjaran besar bagi siapa pun yang melakukannya dengan niat ikhlas.
Selain pahala yang besar, hikmah penyelenggaraan jenazah juga menjadi kesempatan bagi seseorang untuk menambah amal jariyah. Dengan membantu sesama, memberikan waktu dan tenaga, atau mendoakan jenazah, seorang muslim akan mendapatkan kebaikan yang terus mengalir, bahkan setelah ia sendiri meninggal dunia.
Lebih jauh lagi, hikmah penyelenggaraan jenazah melatih keikhlasan. Tidak ada imbalan duniawi yang diharapkan dari kegiatan ini. Semua dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Dengan demikian, penyelenggaraan jenazah menjadi sarana latihan spiritual yang mengasah hati agar terbiasa beramal tanpa pamrih.
Kesadaran akan pahala dan keberkahan dari setiap amal ini membuat umat Islam semakin semangat untuk menunaikan kewajiban sosialnya. Maka, hikmah penyelenggaraan jenazah tidak hanya menguntungkan orang yang meninggal, tetapi juga membawa kebaikan bagi mereka yang hidup.
5. Menguatkan Rasa Sabar dan Keikhlasan dalam Menghadapi Kehilangan
Hikmah penyelenggaraan jenazah terakhir adalah sebagai sarana untuk menumbuhkan kesabaran dan keikhlasan. Kematian sering kali menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga dan kerabat. Namun, Islam mengajarkan agar setiap musibah dihadapi dengan sabar, karena Allah SWT menjanjikan pahala besar bagi orang-orang yang sabar.
Dalam proses penyelenggaraan jenazah, keluarga diajak untuk menerima takdir dengan lapang dada. Hikmah penyelenggaraan jenazah membantu mereka untuk fokus pada doa dan amal saleh bagi almarhum, bukan pada kesedihan yang berlarut. Kesabaran ini menjadi bukti ketundukan kepada kehendak Allah SWT yang Maha Menghidupkan dan Mematikan.
Selain itu, hikmah penyelenggaraan jenazah juga mengajarkan pentingnya berdoa bagi orang yang telah meninggal. Dengan mendoakan ampunan dan rahmat Allah untuk almarhum, hati menjadi lebih tenang, dan rasa kehilangan digantikan oleh keyakinan bahwa semua makhluk akan kembali kepada-Nya.
Dalam suasana duka, hikmah penyelenggaraan jenazah juga menjadi momentum bagi keluarga dan masyarakat untuk mempererat silaturahmi. Banyak orang datang takziah, membantu, dan memberikan dukungan moral. Hal ini memperkuat rasa kebersamaan dan meneguhkan iman bahwa setiap musibah akan terasa ringan jika dihadapi bersama.
Dengan demikian, hikmah penyelenggaraan jenazah bukan hanya tentang menghormati yang telah meninggal, tetapi juga tentang menguatkan yang ditinggalkan agar tetap tegar dan bersyukur atas setiap ketentuan Allah SWT.
Dari uraian di atas, jelas bahwa hikmah penyelenggaraan jenazah dalam Islam mencakup berbagai nilai luhur — mulai dari pengingat akan kematian, penghormatan terhadap sesama, tanggung jawab sosial, hingga ladang pahala dan sarana kesabaran. Semua itu menunjukkan betapa sempurnanya ajaran Islam dalam mengatur kehidupan dan kematian manusia.
Dengan memahami hikmah penyelenggaraan jenazah, seorang muslim akan lebih menghargai kehidupan dan memperbanyak amal saleh. Setiap prosesi penyelenggaraan jenazah bukan sekadar ritual, melainkan pelajaran spiritual untuk memperkuat iman, menumbuhkan kasih sayang, dan mempertebal keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
