10 Cara Selalu Ikhlas dalam Menjalani Hidup Menurut Ulama

10 Cara Selalu Ikhlas dalam Menjalani Hidup Menurut Ulama

10 Cara Selalu Ikhlas dalam Menjalani Hidup Menurut Ulama

31/10/2025 | Humas BAZNAS

Dalam kehidupan seorang muslim, keikhlasan menjadi pondasi utama dalam setiap amal dan ujian. Tanpa ikhlas, segala bentuk ibadah dan usaha akan kehilangan maknanya di hadapan Allah SWT. Banyak ulama menekankan bahwa cara ikhlas dalam menjalani hidup bukan hanya tentang menerima takdir, tetapi juga tentang menata hati agar semua yang dilakukan semata-mata karena Allah, bukan karena pujian manusia atau harapan duniawi.

Ikhlas membuat hati menjadi tenang, pikiran lebih lapang, dan langkah terasa ringan. Namun, mencapai keikhlasan bukan perkara mudah. Dibutuhkan latihan batin, kesabaran, dan pemahaman mendalam tentang makna hidup di jalan Allah. Berikut ini 10 cara selalu ikhlas dalam menjalani hidup menurut pandangan para ulama.


1. Menyadari Tujuan Hidup yang Sebenarnya

Para ulama menjelaskan bahwa langkah pertama dalam menemukan cara ikhlas dalam menjalani hidup adalah menyadari tujuan diciptakannya manusia. Dalam Al-Qur’an Surah Adz-Dzariyat ayat 56, Allah berfirman: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”

Dengan memahami tujuan hidup yang hakiki, seorang muslim tidak akan mudah terguncang oleh urusan dunia. Setiap pekerjaan, cobaan, atau keberhasilan akan dipandang sebagai bagian dari ibadah. Inilah kunci awal agar seseorang mampu menjalani hari-harinya dengan hati yang ikhlas.

Ketika seseorang tahu bahwa hidupnya untuk Allah, maka cara ikhlas dalam menjalani hidup menjadi lebih mudah diterapkan dalam setiap tindakan. Ia tidak lagi memikirkan imbalan duniawi, tetapi mengarahkan niatnya hanya untuk mencari ridha Allah SWT.

Ulama seperti Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya memperbaiki niat sebelum memulai setiap amal. Sebab, amal tanpa niat yang lurus tidak akan bernilai di sisi Allah. Menyadari makna hidup inilah yang menuntun seseorang pada cara ikhlas dalam menjalani hidup dengan penuh kesadaran spiritual.

Jika hati sudah yakin bahwa hidup ini adalah amanah dari Allah, maka keikhlasan akan tumbuh secara alami. Tidak akan ada penyesalan atau rasa iri terhadap orang lain, karena ia paham bahwa semua sudah diatur sesuai hikmah-Nya.


2. Melatih Niat dalam Setiap Perbuatan

Ulama besar seperti Imam Nawawi menyebut bahwa niat adalah pondasi amal. Tanpa niat yang benar, amal sebesar apa pun bisa menjadi sia-sia. Karena itu, cara ikhlas dalam menjalani hidup dimulai dari membiasakan diri memperbaiki niat sebelum melakukan apa pun.

Setiap pagi, seorang muslim dianjurkan untuk menata niatnya: “Hari ini aku beraktivitas karena Allah.” Kalimat sederhana ini bisa menjadi pengingat agar semua tindakan berada dalam koridor ikhlas.

Dalam praktiknya, melatih niat tidak hanya berlaku untuk ibadah formal seperti salat atau puasa, tetapi juga untuk aktivitas harian seperti bekerja, belajar, atau membantu sesama. Dengan niat yang lurus, semua hal bisa bernilai ibadah. Itulah esensi dari cara ikhlas dalam menjalani hidup.

Ketika seseorang mampu melatih niatnya setiap waktu, ia akan lebih mudah menerima hasil apa pun—baik itu kesuksesan maupun kegagalan—karena ia yakin bahwa Allah menilai niat, bukan hasil semata.

Melatih niat dengan istiqamah akan menumbuhkan hati yang lembut dan lapang, karena keikhlasan perlahan menjadi karakter alami yang melekat dalam diri.


3. Mengingat Kematian dan Akhirat

Para ulama sering menasihati bahwa salah satu cara ikhlas dalam menjalani hidup adalah dengan sering mengingat kematian. Sebab, mengingat akhirat membuat hati terlepas dari ikatan dunia dan mendekat pada keridhaan Allah.

Ketika seseorang menyadari bahwa dunia ini hanya sementara, ia tidak akan terlalu kecewa ketika kehilangan sesuatu atau terlalu bangga ketika mendapatkan sesuatu. Semua dianggap sebagai ujian menuju akhirat.

Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi). Hadis ini menjadi pengingat agar setiap langkah kita selalu diarahkan pada keridhaan Allah. Dengan begitu, cara ikhlas dalam menjalani hidup bisa lebih mudah diterapkan.

Mengingat akhirat juga membantu kita menahan diri dari perbuatan riya atau mencari popularitas duniawi. Orang yang paham bahwa hidup ini hanya sementara akan berusaha menjaga amalnya agar tetap murni karena Allah.

Dengan kesadaran ini, seseorang tidak akan goyah menghadapi musibah atau kesulitan. Ia tahu bahwa semua ujian hanya sementara, dan ganjaran sejati ada di sisi Allah.


4. Bersyukur dalam Setiap Keadaan

Salah satu cara ikhlas dalam menjalani hidup yang paling ditekankan oleh ulama adalah memperbanyak rasa syukur. Rasa syukur membuat hati damai dan tidak mudah mengeluh.

Ketika seseorang selalu bersyukur, ia akan melihat setiap hal—baik atau buruk—sebagai bentuk kasih sayang Allah. Bahkan ujian pun akan dianggap sebagai cara Allah mendekatkan dirinya kepada-Nya.

Syukur juga menumbuhkan keikhlasan, karena seseorang yang bersyukur tidak akan sibuk membandingkan hidupnya dengan orang lain. Ia akan fokus pada nikmat yang telah dimiliki.

Ulama Ibn Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa syukur dan sabar adalah dua sayap seorang mukmin. Dengan keduanya, ia dapat terbang menuju ridha Allah. Artinya, orang yang mampu bersyukur akan lebih mudah menemukan cara ikhlas dalam menjalani hidup.

Membiasakan diri untuk mengucap Alhamdulillah dalam setiap keadaan adalah latihan spiritual yang luar biasa. Ia menenangkan hati dan menguatkan iman, karena kita belajar menerima semua ketentuan Allah dengan lapang dada.


5. Menjauhi Riya dan Ingin Dipuji

Riya atau ingin dilihat orang lain adalah racun yang merusak keikhlasan. Para ulama menegaskan bahwa salah satu cara ikhlas dalam menjalani hidup adalah menjaga hati dari keinginan untuk dipuji.

Ketika amal dilakukan dengan tujuan mendapatkan pengakuan, maka amal itu tidak lagi bernilai ibadah. Karena itu, seorang muslim harus berhati-hati dalam menjaga niat.

Rasulullah SAW bersabda, “Yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.” (HR. Ahmad).

Menjauhi riya memerlukan introspeksi terus-menerus. Kita perlu bertanya dalam hati, “Untuk siapa aku melakukan ini?” Pertanyaan sederhana ini menjadi alat penting dalam menemukan cara ikhlas dalam menjalani hidup.

Dengan latihan batin yang istiqamah, kita bisa memurnikan niat agar semua amal, sekecil apa pun, menjadi amal saleh yang diterima Allah SWT.


6. Memperbanyak Dzikir dan Doa

Dzikir adalah cara paling efektif untuk menenangkan hati dan melatih keikhlasan. Allah SWT berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Melalui dzikir, seseorang mengingat siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Kesadaran ini membantu seseorang untuk menata kembali niat dan menemukan cara ikhlas dalam menjalani hidup.

Doa juga berperan penting dalam menjaga keikhlasan. Rasulullah SAW sering berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari syirik yang aku ketahui dan aku memohon ampun atas syirik yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad).

Dengan rutin berdoa dan berdzikir, hati akan semakin dekat kepada Allah. Semakin dekat hati kepada Allah, semakin ringan untuk menerima takdir dan menjalaninya dengan ikhlas.

Ketenangan yang datang dari dzikir adalah bukti bahwa Allah menanamkan kedamaian dalam hati hamba-Nya yang ikhlas.


7. Belajar dari Ujian dan Kesulitan

Setiap kesulitan hidup adalah ladang untuk menumbuhkan keikhlasan. Ulama menasihati bahwa cara ikhlas dalam menjalani hidup justru diuji ketika kita berada di titik terendah.

Ujian hidup sering kali datang untuk membersihkan niat dan menguatkan iman. Orang yang sabar dan ikhlas akan memandang setiap cobaan sebagai kesempatan untuk mendekat kepada Allah.

Ketika musibah datang, jangan langsung mengeluh. Berhentilah sejenak dan renungkan hikmahnya. Dengan begitu, kita belajar memaknai hidup secara lebih bijak.

Setiap ujian membawa pelajaran tentang kesabaran, ketawakkalan, dan keteguhan hati. Inilah esensi dari cara ikhlas dalam menjalani hidup—menerima takdir Allah dengan penuh keyakinan bahwa di balik kesulitan pasti ada kebaikan.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Insyirah ayat 6: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”


8. Menjaga Hati dari Kebencian dan Iri

Hati yang dipenuhi iri dan kebencian sulit untuk ikhlas. Karena itu, para ulama mengajarkan agar seorang muslim senantiasa membersihkan hati. Inilah salah satu cara ikhlas dalam menjalani hidup yang sangat penting.

Ketika hati bersih, seseorang akan mudah menerima apa yang Allah tetapkan. Ia tidak iri atas rezeki orang lain, karena ia percaya bahwa Allah Maha Adil dalam membagi nikmat.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba antara iman dan dengki.” (HR. Ibnu Hibban).

Dengan menyingkirkan iri dan kebencian, hati akan menjadi tenang dan penuh cinta kepada sesama. Hati yang bersih adalah ladang bagi keikhlasan tumbuh.

Menjaga hati memang tidak mudah, tetapi jika dilakukan dengan istiqamah, itu akan menjadi jalan terbaik untuk menemukan cara ikhlas dalam menjalani hidup yang penuh kedamaian.


9. Berteman dengan Orang Saleh

Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap keikhlasan seseorang. Ulama menasihati agar kita memperbanyak pergaulan dengan orang saleh, karena mereka akan menuntun kita pada kebaikan.

Berteman dengan orang yang ikhlas akan menginspirasi kita untuk meneladani sikapnya. Mereka tidak banyak bicara soal amal, tapi perilakunya menunjukkan ketulusan.

Orang saleh juga akan mengingatkan kita saat niat mulai bergeser. Dalam suasana seperti ini, cara ikhlas dalam menjalani hidup menjadi lebih mudah diterapkan.

Selain itu, duduk bersama orang-orang yang berilmu dan berzikir akan memperkuat hati agar tidak mudah tergoda oleh dunia.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud).


10. Menyerahkan Segalanya kepada Allah (Tawakal)

Tawakal adalah puncak dari keikhlasan. Ulama sepakat bahwa cara ikhlas dalam menjalani hidup akan sempurna ketika seseorang benar-benar bertawakal kepada Allah setelah berusaha maksimal.

Tawakal berarti menyerahkan hasil akhir kepada Allah, tanpa keluh dan tanpa putus asa. Orang yang tawakal tidak akan sombong saat berhasil dan tidak kecewa saat gagal.

Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung: ia pergi pagi hari dengan perut kosong dan pulang sore hari dengan perut kenyang.” (HR. Tirmidzi).

Ketika hati sudah berserah penuh kepada Allah, maka kehidupan akan terasa ringan. Tidak ada beban berlebihan karena ia yakin bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik.

Inilah cara ikhlas dalam menjalani hidup yang sejati—menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dengan keyakinan penuh bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari kasih sayang-Nya.


Ikhlas adalah rahasia terbesar antara hamba dan Tuhannya. Ia tidak terlihat, tetapi dirasakan oleh hati yang bersih. Dengan menerapkan sepuluh cara ikhlas dalam menjalani hidup di atas, seorang muslim akan lebih tenang, sabar, dan bahagia dalam menerima apa pun yang Allah tetapkan.

Hidup yang dijalani dengan ikhlas akan membawa ketenangan dunia dan akhirat, karena semua langkahnya dilandasi niat untuk mencari ridha Allah SWT.

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ