Kegiatan monitoring ini menjangkau lima provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Di Banten, tim BAZNAS RI mengunjungi delapan madrasah penerima manfaat yang tersebar di Kota Cilegon, Kota Serang, dan Kabupaten Serang. Setiap madrasah menampilkan semangat kebersamaan yang tinggi dalam mewujudkan lingkungan belajar yang lebih layak dan nyaman bagi para siswa.
Di MIS Al Khairiyah Bakung Turus, misalnya, para siswa secara rutin menggalang infak setiap hari Jumat untuk membantu renovasi ruang kelas. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana nilai kepedulian dan tanggung jawab sosial dapat tumbuh sejak dini di lingkungan sekolah.
Sementara itu, di MIS Nurul Falah Panyairan, semangat belajar para siswa tidak surut meski ruang kelas sedang direnovasi. Mereka tetap bersekolah di rumah guru dan masjid sekitar, dengan antusias menantikan ruang belajar baru yang lebih aman dan nyaman.
Dukungan masyarakat sekitar juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Warga turut serta dalam proses renovasi, baik dengan tenaga, konsumsi, maupun bantuan materi. Kolaborasi ini menunjukkan kuatnya semangat gotong royong dalam memperjuangkan pendidikan yang lebih baik.
Guru MIS Darussalam turut menyampaikan rasa syukur atas bantuan yang diberikan:
“Sebelumnya kami sudah beberapa kali mencoba memperbaiki plafon ruang kelas yang bocor, tapi tidak bertahan lama. Alhamdulillah, melalui Program Madrasah Layak Belajar dari BAZNAS RI, kami bisa memperbaiki atap dan plafon secara menyeluruh. Terima kasih kepada BAZNAS RI atas bantuan yang sangat berarti ini. Semoga semakin banyak madrasah lain yang mendapat manfaat serupa,” ujar salah satu guru.
Program Madrasah Layak Belajar tidak hanya memperbaiki bangunan, tetapi juga menyalakan kembali harapan dan semangat para guru, siswa, dan masyarakat. Di setiap madrasah yang direnovasi, tumbuh optimisme baru bahwa pendidikan yang layak akan melahirkan generasi unggul dan berdaya.