Berdayakan Santri, BAZNAS Lakukan Kick Off Kompetisi Santripreneur 2025

Dokumentasi BAZNAS RI/Humas

Berdayakan Santri, BAZNAS Lakukan Kick Off Kompetisi Santripreneur 2025

08/07/2025 | Humas BAZNAS RI

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI resmi meluncurkan Kick Off Kompetisi Santripreneur 2025 yang digelar di Gedung BAZNAS RI, Jakarta, Selasa (8/7/2025). Program ini merupakan bagian dari komitmen BAZNAS dalam memperkuat pemberdayaan ekonomi umat, khususnya dari kalangan santri dan alumni pesantren.

Program BAZNAS Santripreneur ditujukan bagi santri tingkat akhir serta alumni pesantren yang telah memiliki usaha maupun yang baru akan memulai. Tujuannya adalah membentuk generasi santri yang produktif, inovatif, tangguh, dan mandiri secara ekonomi, dengan tetap berpijak pada prinsip-prinsip syariah.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2022, program ini telah mendampingi 1.185 santri yang berasal dari 948 pondok pesantren, tersebar di 176 kabupaten/kota pada 26 provinsi di seluruh Indonesia.

Turut hadir dalam peluncuran tersebut, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan, M.A., dan Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan RI (PCO RI) Hamdan Hamedan, Influencer dan Pendiri Mutawwifmu, Rinaldi Nur Ibrahim; Ketua Koperasi Pesantren Al-Ittifaq, Bandung, Agus Setia Irawan; Peneliti PSP3 IPB University, Ranti Wiliarsih; serta Direktur PT. Abdi Karya Nagara, Rosyad Al-Ghani.

Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan optimisme terhadap masa depan ekonomi berbasis pesantren yang digerakkan oleh santri.

"Alhamdulillah kita kehadiran para santri dalam peluncuran ini. Ke depan, insya Allah akan ada banyak usaha yang dilakukan para santri. Santri memiliki kekuatan dalam tirakat, doanya kuat, dan usahanya pun berani. Ini adalah kekuatan di mana seseorang menjadi kuat secara mental dan spiritual kepada Allah SWT."

Ia menjelaskan, potensi kewirausahaan di pesantren sangat besar. Santri dapat menyediakan berbagai kebutuhan mulai dari ayam potong, sayuran, hingga telur untuk menunjang sistem pangan nasional terutama dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Ke depan, BAZNAS memiliki cita-cita membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di seluruh desa yang akan terhubung dengan koperasi desa. Dengan begitu, para santri dan lulusan pesantren bisa berperan aktif membangun ekonomi desa.”

"Dengan semangat Astacita Presiden Prabowo. Jangan sampai ada orang yang tertinggal atau hidup dalam kesengsaraan," tambah Kiai Noor.

Ia juga mencontohkan keberhasilan Misthofa, juara kedua Santripreneur 2023, yang kini mengekspor produk aksesori berbahan pelepah pisang ke Amerika Serikat, Chili, dan Argentina. “Hal ini menunjukkan bahwa santri punya potensi besar untuk menembus pasar global,” ucapnya. 

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Hamdan Hamedan, turut mengapresiasi keberlanjutan program ini.

"Terima kasih kepada BAZNAS atas ikhtiar yang konsisten dan istiqomah dalam menghadirkan program-program nyata untuk penguatan ekonomi umat. Santripreneur adalah salah satu inisiatif mulia yang lahir dari semangat itu,” ucapnya. 

Hamdan menyebut program ini sebagai ikhtiar kolektif untuk membentuk wajah baru perekonomian nasional, yang tumbuh dari pesantren, oleh santri, dan untuk Indonesia.

"Data terbaru menunjukkan ada 4 juta santri yang tersebar di ribuan pesantren. Ini bukan hanya angka, tapi kekuatan sosial dan ekonomi yang harus kita optimalkan bersama. Program ini juga sejalan dengan Astacita Pemerintah Presiden Prabowo, khususnya dalam mendorong kewirausahaan dan memperluas lapangan kerja yang berkualitas," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A., menjelaskan santri yang mengikuti program ini datang dari berbagai tingkatan, baik yang masih mondok maupun alumni, dengan tujuan menjadikan mereka pelaku usaha baru di ekosistem ekonomi nasional.

"Alhamdulillah sejak diluncurkan, kita sudah mendampingi 1.185 santri dari 948 pesantren di 176 kabupaten/kota di 26 provinsi. Kami berharap program ini semakin menjangkau daerah-daerah lain yang belum terlibat," ujarnya.

Saidah juga menyampaikan, banyak santri yang mengalami kenaikan pendapatan signifikan, bahkan mulai mendekati batas nishab zakat.

"Kita harapkan mereka bisa terus tumbuh sampai pada standar nishab dan menjadi muzaki. Apa yang mereka lakukan bisa mengubah status mereka dari mustahik menjadi muzaki," ungkapnya.

Saidah menjelaskan, untuk Santripreneur Kompetisi 2025, program akan dibagi ke dalam dua tahap dengan enam klaster usaha, yaitu: Tahap 1: Peternakan, Industri Kreatif (Konten Kreator), dan Travel Haji & Umrah; Tahap 2: Pertanian, Fashion, dan Barista. 

Peserta akan melalui seleksi administrasi untuk menjaring 100 besar, dilanjutkan audisi hingga diperoleh 50 finalis. Mereka yang terpilih akan mengikuti bootcamp pelatihan wirausaha dan berhak mendapatkan Bantuan Modal Usaha Langsung sebesar Rp3 juta hingga Rp20 juta, serta pendampingan bisnis dari para pakar untuk memperkuat kapasitas mereka.

Saidah juga menyebutkan, ke depan BAZNAS akan memperkuat ekosistem usaha santri, terutama untuk mendukung distribusi dan daya pasok program MBG, termasuk melalui kerja sama dengan IPB dan koperasi lokal.

Dengan peluncuran kompetisi ini, BAZNAS RI berharap akan lahir lebih banyak santri pengusaha yang tak hanya berdaya secara ekonomi, tetapi juga memberi kontribusi nyata untuk masyarakat dan bangsa.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ