Semangat Buk Samsiar di Bulan Syawal, ZChicken Laris Manis Meski Tubuh Tak Lagi Seprima Dulu

Pemandangan menghangatkan hati terlihat di sebuah sudut Kota Dumai, tepatnya di Jalan M. Husni Thamrin, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Dumai, Riau. Saat sore mulai menua, seorang perempuan paruh baya tampak bersiap menutup outlet ayam gorengnya. Nama beliau Buk Samsiar, usia 45 tahun, salah satu mitra ZChicken yang penuh semangat.

Waktu menunjukkan pukul 17.45 WIB. Di etalase gerobak, hanya tersisa satu potong ayam terakhir. Tak berselang lama, datanglah seorang pelanggan yang langsung membelinya. Buk Samsiar tersenyum, hari itu kembali habis terjual. Ia pun bersiap menutup usahanya dengan rasa syukur.

Meski sedang berada di Bulan Syawal, semangat Buk Samsiar dalam menjalankan usahanya tak berkurang. Bahkan, justru meningkat. Yang menarik, meskipun jam operasional outlet-nya lebih pendek dari biasanya, Buk Samsiar tetap mampu menjual 20 potong ayam setiap harinya.

“Sebelum-sebelumnya, saya baru bisa habiskan 20 potong ayam dari jam 11 siang sampai jam 9 malam,” ujar Buk Samsiar sambil menyeka keringat. “Tapi sekarang, dari jam 11 sampai jam 6 sore saja, Alhamdulillah sudah habis. Padahal saya lagi kurang fit beberapa hari ini.”

Benar saja, kondisi tubuh Buk Samsiar memang sedang tidak sebugar biasanya. Namun, hal itu tak sedikit pun menggerus semangatnya untuk tetap melayani pelanggan dan menjaga kualitas dagangannya. “Saya nggak bisa buka terlalu malam karena capeknya luar biasa. Tapi saya tetap usahakan pelayanan terbaik. Alhamdulillah, hasilnya justru makin baik,” tuturnya dengan penuh syukur.

Apa yang membuat outlet Buk Samsiar tetap diserbu pembeli meskipun waktu berjualan lebih singkat? Jawabannya terletak pada dua kunci utama: rasa dan harga. Ayam goreng ZChicken miliknya dikenal gurih dan renyah, dengan cita rasa yang konsisten dan harga yang bersahabat.

Tak heran jika pelanggan setianya tetap berdatangan, bahkan saat jam buka outletnya lebih pendek dari biasanya. Kepercayaan pelanggan, menurut Buk Samsiar, adalah hal paling berharga dalam usaha kuliner.

“Alhamdulillah omzet saya meningkat di bulan Syawal ini walaupun badan agak kurang fit. Tidak mempengaruhi semangat saya dalam menjalankan usaha ZChicken,” ujarnya. “Saya tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan saya. Saya sangat senang melihat pelanggan saya puas dengan produk saya. Saya akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produk saya.”

Kisah Buk Samsiar bukan sekadar tentang ayam goreng yang laris terjual, melainkan tentang semangat dan ketekunan seorang ibu dalam menjalani usaha di tengah keterbatasan. Ia adalah potret pejuang ekonomi keluarga yang tidak menyerah, meski kondisi tubuh sedang tak mendukung.

Usaha ZChicken yang dijalaninya merupakan bentuk nyata dari keberdayaan ekonomi umat yang terus berkembang. Buk Samsiar memulai usahanya dari nol, dibina dan didampingi agar mampu berkembang. Kini, ia mulai merasakan hasil jerih payahnya.

Cerita sukses Buk Samsiar ini menjadi pengingat bahwa kesuksesan dalam usaha tidak melulu soal modal besar atau tempat yang strategis. Yang paling utama adalah konsistensi, semangat, dan niat baik untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Dengan itu, keberkahan pun akan mengikuti.

Gerobak ZChicken milik Buk Samsiar memang tidak besar, tapi dari sanalah banyak harapan dan pelajaran hidup terlahir. Ia membuktikan bahwa meskipun Syawal sering kali dianggap bulan istirahat setelah Ramadan, justru bisa menjadi bulan penuh berkah jika dijalani dengan semangat.

“InsyaAllah saya akan terus berusaha, walaupun capek, saya nikmati. Karena saya tahu ini jalan rezeki dari Allah. Saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk terus berusaha,” tutup Buk Samsiar dengan senyum.

Di balik satu potong ayam terakhir hari itu, terselip kisah tentang perjuangan, ketulusan, dan harapan. Buk Samsiar telah menjadi inspirasi nyata bagi banyak orang — bahwa kerja keras yang dibalut ketulusan hati selalu punya jalan menuju keberhasilan.