Fadli memiliki keinginan besar untuk belajar agama Islam (Foto: BAZNAS)
Program Pengajian BAZNAS Antar Fadli Matti Mendalami Agama Islam
06/05/2021 | Markom BAZNASTinggal di daerah minoritas membuat Fadli Matti kesulitan menimba ilmu agama. Di Desa Bo’ne Buntu Sisong, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, bocah 14 tahun itu dilahirkan dan dibesarkan.
Masyarakat TanaToraja mayoritas menganut agama Kristen, Katolik, dan agama lokal Aluttodolo. Sedangkan, agama Islam masuk dalam kelompok minoritas di sana.
Fadli memiliki keinginan besar untuk belajar agama Islam. Dulu orang tuanya menganut agama Kristen, namun saat ini telah menganut agama Islam. Kendati demikian, Fadli masih belum memperoleh ilmu agama karena orang tuanya hampir tidak pernah beribadah di masjid, tidak bisa mengaji, dan tidak pernah mempelajari agama.
Orang tua Fadli merupakan petani kopi dan cengkeh. Untuk menambah pendapatan, Fadli bahkan meluangkan waktunya untuk mengurus ternak kambing milik tetangga dan menyadap ballo (tuak pahit). Ia memiliki adik-adik yang masih kecil dan seorang kakak bernama Natan.
“Saya ingin bisa pintar mengaji dan mempelajari ilmu agama Islam, tapi saya kesulitan mendapatkan itu,” ujar Fadli kepada Sahabat atau pendamping ZCD.
Berada di keluarga yang tidak memiliki latar belakang agama membuat hati Fadli resah dan gusar. Di dalam hati kecilnya, ia memiliki keinginan untuk bisa belajar dan mendalami agama Islam. Namun, keterbatasan tenaga pengajar dan berada di wilayah terpencil seringkali membuat ia mengurungkan niatnya.
Hingga pada April 2018, BAZNAS memberikan jalan bagi Fadli yang ingin belajar agama lewat program ZCD BZNAS yakni pengajian remaja. Awalnya ia diajak oleh Sahabat ZCD sebagai pendamping program untuk ikut belajar mengaji karena melihat besarnya semangat Fadli untuk belajar mengaji.
Tanpa berpikir panjang, Fadli dengan semangat bergabung dalam pengajian program BAZNAS. Ia semakin bersemangat setelah semakin merasa nyaman dengan banyaknya teman yang bergabung dalam program tersebut. Kegiatan pengajian atau TPQ di Desa Bone Buntu Sisong dilakukan setiap senin dan selasa untuk kelas iqra, Rabu dan Kamis untuk kelas Al-Quran yang dilakukan di masjid.
Rasa senang tentu Fadli rasakan ketika mengikuti pengajian. BAZNAS telah membantu meraih impiannya untuk terus belajar agama Islam. Setelah rutin mengikuti kegiatan pengajian ini, Fadil mengaku banyak manfaat yang didapatkan.
“Dulu, saya belum bisa mengaji, belum bisa membaca huruf hijaiyah. Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan pengajian remaja dari ZCD BAZNAS, kini saya bisa belajar mengaji dan membaca Al-Qur’an dengan baik,” ucapnya dengan rasa syukur.
BAZNAS telah membantu Fadli memperlajari ilmu agama Islam. Ia bertekad tidak berhenti di situ, ia semakin rajin tadarus Al-Quran sehabis shalat zuhur dan magrib. Bahkan, Fadli saat ini sudah bisa tampil sebagai pembawa acara dan mengumandankan azan di masjid.
Adapun ibadah lainnya yang kini masih ia pelajari dengan tekun, yakni shalat lima waktu, bacaan shalat, dan gerakan shalat yang sudah bisa ia terapkan dengan baik. Baginya, ini merupakan suatu anugerah dan karunia terbesar Allah yang diberikan kepadanya untuk belajar tentang agama Islam lewat program BAZNAS.
Ketekunan Fadli dalam program pengajian BAZNAS telah membawanya memborong juara dalam sejumlah lomba saat peringatan 17 Agustus. Ia meraih juara I lomba azan, juara II lomba praktek wudhu, dan juara III lomba praktek salat.
Melihat perkembangan Fadli, orang tuanya sangat bangga dan bersyukur. Meski berada di lingkungan minoritas yang letaknya di kawasan pegunungan, tidak membuat padam semangat Fadli untuk menimba ilmu agama Islam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
