Daud saat membuat songkok dari pelepah pisang. Foto diambil sebelum pandemi (Foto: BAZNAS)
Pelepah Pisang Mengantar Mustahik BAZNAS Ciptakan Lapangan Kerja
17/03/2021 | Markom BAZNASSiapa sangka limbah pelepah pisang yang sudah tak terpakai ternyata bisa dibuat menjadi songkok, dan bernilai jual. Inovasi ini lahir dari tangan terampil Daud, warga Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, yang juga mitra BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Sukaindah.
Ide kreatif Daud bermula saat dia melihat banyaknya pelepah daun pisang di desanya. Dari situ Daud berpikir untuk mengolah pelepah pisang menjadi produk yang ramah lingkungan. Pada suatu ketika, Daud mengunjungi rumah mertuanya dan melihat seorang santri mengenakan songkok unik yang terbuat dari daun waru. Akhirnya, terbersitlah ide untuk membuat songkok yang bernilai estetik dan layak jual berbahan pelepah pisang.
“Awalnya saya melihat songkok yang dipakai seorang santri dari daun waru. Karena di kampung ini tidak ada pohon waru, kemudian saya berinisiatif untuk memanfaatkan pelepah pisang yang ada di kampung ini,” ujar Daud.
Menyulap pelepah pisang menjadi sebuah songkok, bukanlah perkara mudah. Butuh proses panjang, mulai dari pengeringan, membuat pola, lilitan, hingga berbentuk songkok. Untuk membuatnya pun membutuhkan waktu lebih dari dua hari. Apalagi jika cuaca sedang hujan, Daud butuh waktu tiga sampai empat hari untuk proses pengeringan.
Meski begitu, keterbatasan tak menghambat Daud untuk berkarya. Justru dia makin bersemangat. Berbagai macam songkok dari pelepah pisang pun dia buat, hingga jadi beberapa model agar tak monoton dan menarik. Ada tiga model songkok buatan Daud, yaitu model lilit, anyam, dan model premium.
“Butuh waktu beberapa hari, mulai dari mencari kedebog pisang, proses kupas, jemur, hingga membentuk songkok. Kalau cuaca bagus, untuk mengeringkan saja butuh waktu dua hari. Kalau cuaca sedang tidak mendukung, pengeringan menggunakan kipas bisa tiga sampai empat hari,” kata Daud.
Pada awal menjalankan usahanya, tahun 2019 lalu, Daud hanya memasarkan songkok buatannya kepada teman-temannya. Kemudian lambat laun songkok buatan Daud mulai dikenal masyarakat sekitar karena menarik dan berkualitas bagus.
"Saya pasarkan produk ke Karawang wilayah Jababeka. Alhamdulillah ada pelanggan yang membeli setiap dua hari sekali,” ujar Daud.
Usaha Daud kemudian makin berkembang setelah dia mendapat bantuan modal tanpa bunga dari BAZNAS Microfinance. Bersama BMD Sukaindah, Daud mulai mengembangkan usahanya.
Modal usaha tanpa bunga yang didapat dari BAZNAS, digunakan Daud untuk mengembangkan usahanya, dengan membeli peralatan pengering agar produksinya lebih efektif dan efisien. Dalam mengembangkan usahanya, Daud juga mengikuti pendampingan usaha yang diadakan BMD Sukaindah.
“Sebelumnya, rata-rata penghasilan yang didapat Rp500.000 setiap bulannya. Kini, rata-rata penghasilan yang diperoleh sebesar Rp1.000.000-Rp2.100.000 setiap bulannya,” ungkap Daud.
Daud berharap usaha songkok bongsan yang saat ini ia tekuni bisa dipasarkan secara luas agar usahanya terus berkembang. Selain itu, Daud juga memiliki keinginan agar usahanya dapat dirasakan manfaatnya keluarganya, serta masyarakat sekitar.
“Harapan ke depan, usaha ini bisa langgeng dan jaringannya semakin meluas. Hasilnya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan manfaatnya juga bisa dirasakan bersama, sehingga bisa memberdayakan tetangga,” kata Daud.
Usaha Daud tak hanya turut berdampak pada kelestarian lingkungan, namun juga berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi orang sekitar. Dia mengajak tetangga sekitar untuk terlibat dalam proses produksi songkok. Saat ada banyak pesanan, Daud biasanya mengajak tetangga di sekitar tempat tinggalnya untuk terlibat dalam proses produksi. Ia melibatkan tetangga sekitar untuk membantu proses membuat lilitan songkok. Nantinya Daud akan memberikan bagi hasil sebagai pengganti jasa yang telah diberikan.
Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan, M.A, mengatakan, hingga kini Daud masih dalam proses menuju kemandirian ekonomi, melalui berbagai pembinaan bersama BAZNAS. Diharapkan dengan berbagai pelatihan dan pendampingan yang intens dilakukan, usaha Daud akan makin berkembang.
"BAZNAS akan terus mendampingi Daud agar usahanya makin berkembang, sehingga tak hanya meningkatkan omzetnya, namun juga bisa berguna bagi masyarakat sekitar. Daud adalah contoh positif bagi kita, saat kreativitas dan kegigihan serta didukung pendampingan BAZNAS, berhasil diimplementasikan hingga mampu membuka lapangan pekerjaan," kata Saidah.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.