Ika Mastika bersama keripik singkong jualannya (Foto: BAZNAS)
Kehadiran BAZNAS Bantu Ika Bangkit Lewat Usaha Keripik Singkong
30/06/2021 | Markom BAZNASMenjadi seorang orang tua tunggal atau single parent tentu bukanlah hal yang mudah. Banyak rintangan dan kesulitan yang dihadapi, terutama dari sisi perekonomian keluarga. Begitulah yang dirasakan Ika Mastika, wanita berusia 50 tahun asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ika menjadi tulang punggung keluarga dan harus menghidupi anak-anaknya setelah sang suami meninggal dunia. Dulunya Ika hidup berkecukupan, bahkan termasuk orang yang berada. Namun semenjak sang suami sakit stroke selama 16 tahun lamanya, keadaan perekonomian keluarga Ika mulai tak stabil dan terus menurun. Hartanya lambat laun habis untuk biaya berobat. Bentuk kesetiaan Ika diuji hingga sang suami menemui ajal.
Sepeninggal suami, Ika mencoba bertahan hidup dengan menjadi agen asuransi. Apa saja coba dia lakukan demi menghidupi sang buah hati. Meski menjadi seorang agen asuransi harus dilaluinya dengan penuh kesabaran, dari gaji yang tak menentu hingga mendapat berbagai penolakan, dari yang baik hingga ketus.
Lama-lama Ika berpikir untuk menambah penghasilan dengan berjualan keripik singkong dengan menawarkan barang dagangan ke rekan atau tetangganya. Awalnya usaha Ika berjalan mulus, namun belakangan dia mengalami penurunan omzet dan kekurangan alat produksi karena pandemi.
Pandemi Covid-19 yang melanda pada 2020 turut berimbas pada usaha keripik Ika. Usaha Ika lesu, pandemi sangat terasa menghantam perekonomian keluarganya. Kemudian pada Desember 2020, Ika mengenal Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang hadir melalui lembaga program Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM). Ika mendapat modal usaha tanpa bunga dan berbagai pendampingan dan pelatihan.
Perlahan tapi pasti, Ika berhasil bangkit dan meraih pendapatan yang cukup dari usaha keripik singkong. Bahkan belakangan, Ika berhasil memproduksi 250 kg singkong menjadi keripik dalam sebulan, dan meraup omzet hingga Rp3.200.000 per bulan.
Keberhasilannya dalam mengolah singkong diungkapkan kepada pendamping program BAZNAS.
Ika tak pernah bosan untuk memasarkan produknya baik kepada konsumen maupun reseller. Bahkan dia aktif di beberapa kegiatan khususnya yang berkaitan dengan wirausaha. Hal ini dilakukan untuk menambah relasi sekaligus memperluas jaringan usaha keripik.
"Alhamdulillah Pak, saya selalu semangat untuk ikut kegiatan wirausaha karena itu sangat bermanfaat untuk kemajuan usaha saya, saya pun selalu menawarkan produk saya kepada orang lain, bahkan sering sekali saya kasih sampel untuk promosi," ujar Ika.
Berkat kegigihan dan semangat beliau, dalam sebulan Ika mampu memproduksi hingga 250kg singkong, bahkan di bulan selanjutnya Ika menargetkan penjualan hingga 300-350kg. Untuk mencapai target tersebut Ika akan menerapkan sistem reward kepada reseller yang mampu menjual hingga 50 pcs dalam sebulan.
Diketahui keripik singkong hasil olahan Ika dibuat dalam kemasan 250 gram dan dibagi ke dalam 3 varian rasa seperti original, barbeque dan balado. Harga satu porsi kripik singkong seharga Rp14.000-Rp15.000/pcs.
Semua perkembangan yang dialami Ika merupakan dampak dari sebuah pendampingan yang terus dilakukan BAZNAS terhadap mustahik binaannya. Diharapkan dengan semangat dan ketekunannya, Ika dapat meningkatkan jumlah produksi keripik singkong dan mencapai target yang diinginkan.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
