Dari Sajadah ke Wajan, Kisah Guru Tahfidz yang Menyulap Ayam Krispi Jadi Ladang Berkah (Foto: BAZNAS)

Dari Sajadah ke Wajan, Kisah Guru Tahfidz yang Menyulap Ayam Krispi Jadi Ladang Berkah

06/05/2025 | Humas BAZNAS

Di balik suara lembut yang mengajarkan anak-anak menghafal Al-Qur’an, tersimpan semangat membara dari seorang pengusaha muda bernama Dion Pratama. Usianya baru 25 tahun, namun jejak perjuangannya sudah menginspirasi banyak orang di Palembang, khususnya mereka yang mengenalnya sebagai guru tahfidz yang bersahaja.

Setiap pagi, Dion memulai harinya di sajadah, menuntun para santri kecil di masjid setempat menapaki satu demi satu ayat suci. Namun siapa sangka, selepas mengajar, ia tak langsung pulang beristirahat. Tangannya sibuk di dapur, mengaduk bumbu, meracik tepung, dan menyiapkan puluhan potong ayam yang akan digoreng renyah untuk dijajakan di outlet ZChicken miliknya yang terletak di Jalan Sersan Sani No. 108, Talang Aman, Kecamatan Kemuning, Kota Palembang.

Dion bukan sekadar guru. Ia adalah sosok yang berhasil menjembatani dua dunia: spiritualitas dan wirausaha. Perjalanan barunya dimulai pada 15 Januari lalu, saat ia terpilih sebagai salah satu penerima manfaat program ZChicken dari BAZNAS Kota Palembang. Sejak saat itu, hidupnya perlahan berubah.

“Awalnya saya hanya berharap bisa menambah penghasilan untuk keluarga. Tapi ternyata, Allah kasih lebih dari yang saya kira,” ujar Dion dengan mata berbinar.

Dengan dua anak balita dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga, Dion sebelumnya hanya mengandalkan penghasilan sebagai pengajar Al-Qur’an. Cukup, tapi pas-pasan. Kini, berkat usaha ayam krispinya, Dion tak hanya bisa menabung, tapi juga membeli freezer box mini sendiri untuk menyimpan stok ayam, karena pesanan kian hari makin deras berdatangan.

Bulan Ramadhan tahun ini menjadi saksi lonjakan rezeki Dion. Masjid tempatnya mengajar memesan hingga 300 paket nasi ZChicken, lengkap dengan pesanan sahur bersama dari berbagai pihak. Dalam sebulan, omzet Dion menembus angka Rp7 juta—angka yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.

Namun Dion tak pernah merasa ini semata hasil usahanya sendiri. Baginya, ini adalah buah dari keikhlasan dan doa yang terus ia panjatkan di sela-sela kesibukan mengajar dan berjualan.

“Yang penting jaga amanah. Saya yakin, kalau niatnya baik dan untuk kebaikan, pasti dibukakan jalan,” katanya lirih.

Yang membuat Dion istimewa bukan hanya keberhasilannya, tapi bagaimana ia memaknainya. Setiap Jumat pagi, ia ikut aktif dalam program “Makan Gratis Pagi untuk Ojol dan Pedagang” yang digelar masjid. Ia bahkan mendapat dukungan dari donatur untuk menyediakan 30 kotak ZChicken secara cuma-cuma.

Bukan hanya itu, sisa tepung dan minyak jelantah dari dapurnya pun tak luput dari sedekah. Dion membagikannya kepada tetangga sekitar yang membutuhkan. “Berkah itu bukan untuk ditumpuk, tapi untuk dibagi,” ujarnya mantap.

Kini Dion punya harapan yang sederhana namun mulia: membuka cabang ZChicken sendiri dan membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang di sekitarnya. Ia ingin agar berkah yang ia rasakan hari ini bisa menular kepada mereka yang sedang merintis seperti dirinya dulu.

“Saya tahu rasanya mulai dari nol. Kalau bisa bantu orang lain lewat usaha ini, itu jadi kebahagiaan yang luar biasa,” kata Dion.

Dari lantunan ayat suci hingga aroma ayam krispi yang menggoda, perjalanan Dion adalah kisah tentang iman, ikhtiar, dan ketulusan. Ia membuktikan bahwa dengan menjaga amanah dan berbagi dari apa yang kita punya, pintu rezeki akan terbuka lebar. Bahwa sajadah dan wajan bisa berjalan beriringan, menghidupkan bukan hanya dapur sendiri, tapi juga harapan banyak hati.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ