Dari Desa Sembon, Es Cendol Dawet Mak’e dan Perjuangan Ribut Cahyono Mengembangkan Cita Rasa Lokal

Dari Desa Sembon, Es Cendol Dawet Mak’e dan Perjuangan Ribut Cahyono Mengembangkan Cita Rasa Lokal

08/07/2025 | Humas BAZNAS

Meski teriknya siang di Desa Sembon, Karangrejo, deretan gelas plastik bening yang berisi cendol hijau segar tampak tertata rapi di atas meja produksi. Di sudut dapur sederhana yang penuh aroma santan dan gula merah, Ribut Cahyono (37) sibuk mengaduk adonan dengan semangat yang tak pernah luntur. Dari tangan lelaki ini, lahir sebuah usaha minuman tradisional yang kini dikenal luas: Es Cendol Dawet Mak’e.

Usaha yang dimulai dari rumah pada tahun 2024 ini kini telah tumbuh pesat. Tak hanya satu, tapi enam outlet telah berdiri. Empat outlet dikelola langsung oleh Ribut, sementara dua lainnya sudah bermitra dengan warga sekitar. Di luar itu, produk Es Cendol Dawet Mak’e juga telah menjangkau dua lokasi strategis lainnya, yakni di kawasan Kepatihan dan Bago.

“Dulu mulai dari gerobak kecil saja. Sekarang alhamdulillah sudah punya beberapa titik jual dan bisa bantu orang lain juga,” tutur Ribut, mengenang awal perjalanannya.

Minuman Tradisional, Semangat Modern

Es Cendol Dawet Mak’e tak hanya sekadar minuman pelepas dahaga. Ia adalah representasi kecintaan Ribut terhadap budaya lokal yang dibalut dengan semangat wirausaha kekinian. Dengan harga terjangkau mulai dari Rp4.000, minuman ini mampu menjangkau semua kalangan—dari pelajar, pekerja, hingga para orang tua yang rindu cita rasa masa lalu.

Setiap hari, dapur produksi di rumah Ribut menghasilkan sekitar 5 kilogram cendol, cukup untuk 150 porsi. Ditambah dengan menu lain seperti es lemon tea, usaha ini menggerakkan omzet harian sekitar Rp400 ribu dari seluruh outlet yang beroperasi.

Namun, angka-angka itu bukan datang tanpa tantangan. Ribut harus berjibaku menghadapi fluktuasi harga bahan pokok seperti santan, serta kondisi cuaca yang sangat mempengaruhi minat pembeli. “Kalau mendung atau hujan, otomatis pembeli lebih sepi,” ujarnya.

Sentuhan BAZNAS Microfinance Desa: Bantu Tumbuh dari Akar

Titik balik penting dalam perjalanan Ribut terjadi pada Juni 2025. Saat itu, ia mendapatkan dukungan pembiayaan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Tulungagung sebesar Rp2 juta. Dana tersebut ia manfaatkan untuk membeli cup sealer—alat penting yang membuat kemasan produk lebih higienis dan profesional—serta membuat gerobak baru secara mandiri.

Tak hanya dukungan modal, pada bulan Juli ini Ribut juga difasilitasi oleh BMD untuk proses sertifikasi halal. Langkah ini sangat krusial, mengingat usahanya telah berkembang ke beberapa titik penjualan, namun belum memiliki sertifikasi halal resmi.

“Dengan sertifikasi halal, saya ingin semua pelanggan merasa lebih yakin dengan produk kami. Apalagi ke depan saya ingin produk ini bisa masuk Shopee atau bahkan dibuat versi sachetnya,” ucap Ribut penuh antusias.

Saat ini, produksi Es Cendol Dawet Mak’e dibantu oleh tiga orang karyawan tetap yang bekerja di dapur rumah Ribut. Baginya, usaha ini bukan hanya soal keuntungan pribadi, tetapi juga menjadi sarana berbagi rezeki dengan lingkungan sekitar. Setiap outlet yang dibuka bersama mitra menjadi bukti nyata semangat pemberdayaan yang ia usung.

Keberhasilan Ribut mengembangkan usaha minuman tradisional di tengah derasnya persaingan minuman modern membuktikan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan dukungan lembaga seperti BAZNAS, UMKM desa pun bisa bersaing dan berkembang.

Meskipun telah memiliki enam outlet dan ratusan pelanggan setiap harinya, impian Ribut belum berhenti. Ia membayangkan suatu saat bisa menjual produknya secara daring, mengemas cendol dalam bentuk sachet agar tahan lama dan bisa dinikmati di berbagai daerah. Dengan branding yang kuat dan cita rasa yang khas, Ribut percaya Es Cendol Dawet Mak’e punya potensi besar untuk menembus pasar lebih luas.

“Yang penting terus belajar dan jangan menyerah. Saya nggak mau cuma jalan di tempat. Harus ada perkembangan setiap tahun,” ujarnya.

Kisah Ribut Cahyono bukan hanya tentang es cendol. Ini adalah tentang ketekunan, inovasi di tengah keterbatasan, dan keberanian untuk melangkah lebih jauh. Dalam setiap gelas Es Cendol Dawet Mak’e, tersimpan cerita perjuangan seorang pria desa yang mengubah mimpi sederhana menjadi kenyataan yang manis.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ