Dari Dapur Sederhana Menuju Mimpi Besar: Kisah Inspiratif “Dapur Ernosa” di Tulungagung
Dari Dapur Sederhana Menuju Mimpi Besar: Kisah Inspiratif “Dapur Ernosa” di Tulungagung
07/06/2025 | Humas BAZNASKetika sinar matahari baru saja mengintip dari balik atap rumah-rumah di Kelurahan Botoran Timur, aroma adonan roti yang sedang dipanggang sudah memenuhi dapur rumah Salma Almira. Di balik kesibukan itu, perempuan 24 tahun ini tengah mengejar sesuatu yang lebih dari sekadar remah gorengan—ia sedang menguleni mimpi.
Namanya "Dapur Ernosa", sebuah usaha kuliner rumahan yang bermula dari dapur mungil milik keluarganya. Kini, Dapur Ernosa bukan sekadar usaha kecil-kecilan. Ia telah menjelma menjadi lapak sederhana di pinggir jalan yang menghidupi harapan dan membiayai pendidikan tinggi pemiliknya.
Tenda Kecil, Impian Besar
Setiap pagi, sejak pukul 08.00, Salma membuka lapaknya di Jalan A. Yani Barat, Karangwaru, Kecamatan Tulungagung. Hanya dengan tenda portabel ukuran 2x2 meter, ia menyusun dagangan—donat, bomboloni, risol, roti, dan gorengan hangat lainnya. Meskipun sederhana, antrean pembeli kerap mengular, menunjukkan satu hal: rasa dan ketulusan tak bisa disembunyikan.
"Produksi semuanya saya lakukan dari rumah. Pagi-pagi saya bawa ke lapak bareng partner, lalu kami jualan. Selain itu juga aktif promosi dan jualan lewat TikTok dan Instagram," tutur Salma sambil tersenyum. Akun Instagram bisnisnya, @dapoerernosa.id, perlahan-lahan mulai dikenal warga Tulungagung, terutama anak muda dan para pekerja kantoran yang mencari camilan pagi.
Tak hanya mengandalkan penjualan offline, Salma juga membuka layanan pesan antar lewat aplikasi lokal seperti Zendo. Digital marketing menjadi senjata rahasianya untuk menjangkau pelanggan lebih luas.
Dari Dapur ke Bangku Kuliah
Usaha ini bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang perjuangan. Dapur Ernosa pernah menjadi satu-satunya sumber pemasukan Salma saat ia menyelesaikan kuliahnya di semester akhir. Dari uang hasil berjualan gorengan dan roti, ia membayar biaya kuliah, membeli perlengkapan, bahkan membantu keuangan keluarga.
“Usaha ini sudah sangat membantu. Selain dulu untuk biaya kuliah, juga bisa beli alat-alat produksi seperti oven dan loyang,” kenangnya.
Bukan hal mudah memadukan peran sebagai mahasiswi, anak sulung di keluarga, dan pengusaha mikro. Namun Salma menjalaninya dengan sabar dan tekun. Ia percaya, usaha kecil yang dilakukan dengan sepenuh hati akan membawa hasil besar suatu hari nanti.
Bantuan yang Menyambung Harapan
Pada Mei 2025, Dapur Ernosa mendapatkan suntikan semangat baru: bantuan pembiayaan dari Baznas Microfinance Desa Tulungagung sebesar Rp2.500.000. Dana tersebut digunakan untuk membeli peralatan penunjang seperti loyang, box kemasan, hand mixer, dan bahan baku tambahan.
“Bantuan dari Baznas sangat bermanfaat. Usaha jadi lebih tertata dan produksi bisa meningkat,” ujar Salma. Bantuan itu seperti bahan tambahan yang membuat adonan mimpinya semakin mengembang.
Dengan omzet harian yang kini bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta, Dapur Ernosa terus tumbuh, meski perlahan. Tidak ada rencana ekspansi besar-besaran, tidak ada dapur profesional—tapi ada tekad yang mengakar kuat.
Menyulam Masa Depan dari Tepung dan Mimpi
Bagi Salma, Dapur Ernosa bukan sekadar nama dagang. Ia adalah ruang bertumbuh, ruang bereksperimen, dan ruang berani bermimpi. Ia ingin Dapur Ernosa terus berkembang, menciptakan produk-produk baru, membuka lapangan kerja kecil-kecilan, dan dikenali bukan hanya di Tulungagung.
“Saya ingin usaha ini terus berinovasi dan makin dikenal. Semoga bisa punya gerai sendiri suatu saat nanti,” ucapnya.
Dari dapur rumah yang hangat hingga ke pinggir jalan yang ramai, dari adonan sederhana hingga mimpi besar, kisah Salma Almira dan Dapur Ernosa adalah potret ketekunan generasi muda yang tak menunggu datangnya keajaiban, tapi menciptakan keajaiban itu sendiri—dengan tangan mereka sendiri.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
