Dari Aroma Kopi, Tumbuh Semangat Mandiri: Kisah Ibu Lilis Bersama BAZNAS Microfinance Desa
Dari Aroma Kopi, Tumbuh Semangat Mandiri: Kisah Ibu Lilis Bersama BAZNAS Microfinance Desa
20/10/2025 | Humas BAZNASAroma kopi hangat menyambut setiap tamu yang datang ke warung sederhana milik Ibu Lilis (50), di salah satu kampung di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Suara gemericik air panas dan dentingan gelas berpadu dengan senyum ramah sang pemilik. Di balik kesederhanaan itu, tersimpan kisah perjuangan seorang perempuan yang bertekad untuk bangkit dan mandiri—dengan dukungan dari BAZNAS Microfinance Desa (BMD).
Sebelum menjadi mitra binaan BMD, Ibu Lilis hanya mengandalkan modal seadanya. Warung kopinya berdiri di teras rumah, dengan peralatan yang serba terbatas. Omzet hariannya pun tak menentu, berkisar di angka Rp300.000 per hari. Namun, semangatnya tak pernah surut. Ia percaya bahwa kerja keras dan doa suatu saat akan membuahkan hasil.
Hingga akhirnya, bantuan itu datang melalui program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Malang. Melalui pembiayaan usaha sebesar Rp4.000.000, Ibu Lilis mulai membenahi warungnya: menambah etalase kecil untuk memajang produk kopi, mempercantik tampilan tempat usaha, hingga menambah variasi menu minuman yang menarik bagi pelanggan muda.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa menjadi mitra BMD. Modal yang diberikan sangat membantu saya memperbaiki tampilan warung dan menambah variasi minuman, sehingga pelanggan makin banyak,” tutur Ibu Lilis sambil tersenyum penuh semangat.
Perubahan itu pun mulai terasa. Dalam waktu singkat, omzet harian warung kopi Ibu Lilis meningkat menjadi sekitar Rp500.000 per hari. Tak hanya bertambah dari sisi pendapatan, tapi juga dari segi kepercayaan diri. Ia kini lebih percaya diri mengelola keuangan, mencatat pengeluaran dan pemasukan, serta merencanakan strategi penjualan dengan lebih baik.
Menurut Suci, Manajer BMD Malang, Ibu Lilis adalah salah satu contoh nyata bagaimana zakat, infak, dan sedekah bisa menjadi energi perubahan jika dikelola secara produktif.
“Ibu Lilis memiliki semangat tinggi untuk berkembang. Kami di BMD hanya menjadi perantara agar potensi itu bisa tumbuh. Harapannya, usaha kopi ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk membangun ekonomi keluarga secara mandiri dan berdaya,” ungkapnya.
Tak hanya memberikan pembiayaan, tim BMD juga secara rutin melakukan monitoring dan pendampingan usaha. Dalam kunjungan terbaru, tim memberikan pelatihan sederhana mengenai manajemen keuangan, pencatatan usaha, serta strategi pemasaran agar warung kopi Ibu Lilis terus berkembang dan berkelanjutan.
Langkah BMD Malang ini menjadi bagian dari komitmen BAZNAS dalam menguatkan sektor usaha mikro berbasis nilai keumatan. Melalui pendekatan pemberdayaan dan pembinaan, BAZNAS ingin memastikan bahwa zakat tidak hanya berhenti pada penyaluran, tetapi juga menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat.
Kini, warung kopi Ibu Lilis bukan hanya tempat untuk menikmati secangkir kopi, tapi juga simbol perubahan. Dari tempat kecil di pinggir jalan, tumbuh sebuah usaha yang berdaya, yang tidak hanya menghidupi satu keluarga, tapi juga menginspirasi banyak orang di sekitarnya.
“Saya ingin terus belajar dan berkembang. Harapan saya, warung ini bisa lebih ramai dan membuka lapangan kerja untuk orang lain. Semua ini berkat bantuan dan bimbingan dari BAZNAS,” ujar Ibu Lilis dengan mata berbinar.
Perjalanan Ibu Lilis menjadi bukti bahwa di balik setiap cangkir kopi, ada cerita perjuangan, harapan, dan semangat untuk menjadi mandiri. Dan di balik keberhasilan itu, ada tangan-tangan kepedulian yang digerakkan oleh zakat—melalui BAZNAS Microfinance Desa, yang terus menyalakan api pemberdayaan di seluruh pelosok negeri.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us