Subridah saat melayani pembeli (Foto: BAZNAS)
Cerita Mitra BAZNAS Microfinance Desa Sampang Miliki Toko di Dekat Pesantren
25/10/2024 | Humas BAZNASDi balik etalase sederhana yang dipenuhi beragam kebutuhan sehari-hari, Toko Nazwa menjadi saksi bisu perjalanan hidup Subridah, seorang ibu tiga anak yang berjuang menghidupi keluarganya di Sampang, Jawa Timur. Berada di dekat sebuah pesantren, toko kecil itu tak pernah sepi dari pembeli—kebanyakan santri yang mencari kebutuhan mereka. Namun, di balik hiruk-pikuk itu, ada kehangatan yang lebih dari sekadar untung-rugi usaha.
Subridah, atau yang akrab disapa Ibu Ida, merasakan keberkahan yang tak terhingga dari keberadaan pesantren di seberang tokonya.
"Berkahnya bukan cuma soal usaha, tapi lebih dari itu. Saya bisa ikut ngaji dari rumah, mendengar santri tadarus, pengajian, bahkan suara Kiai yang selalu memberi ketenangan," ungkapnya dengan senyum lembut.
Hidup berdampingan dengan santri-santri muda ini membawanya pada kedamaian yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Suara pengajian yang setiap hari terdengar dari pesantren seolah menjadi pengingat untuk terus mendekatkan diri pada Tuhan.
Keberkahan lain pun hadir dalam bentuk rezeki yang stabil. Meski penghasilannya tidak begitu besar, Ibu Ida selalu bersyukur.
"Alhamdulillah, sehari bisa dapat Rp100.000 sampai Rp300.000. Paling kalau akhir bulan santri belum dapat kiriman, agak turun, tapi tetap cukup buat kebutuhan sehari-hari," katanya.
Angka-angka itu mungkin tampak kecil bagi sebagian orang, tetapi bagi Ibu Ida, setiap rupiah yang dihasilkan dari jerih payahnya penuh dengan barokah. Baginya, keberhasilan bukan hanya soal angka, tetapi juga rasa cukup dan damai yang mengiringi setiap langkahnya.
Berkat dukungan BAZNAS Microfinance Desa (BMD), Subridah berhasil mengembangkan tokonya sedikit demi sedikit. Pinjaman modal usaha yang ia terima memungkinkan Toko Nazwa untuk menambah stok barang dan mempercepat perputaran modal.
"Alhamdulillah, dengan bantuan ini, usaha saya bisa berjalan lebih baik. Semoga ke depannya ada tahapan lain yang bisa saya ikuti," ucapnya penuh harap.
Keberadaan BMD bukan hanya memberi bantuan finansial, tetapi juga pendampingan yang membuat Subridah semakin percaya diri dalam mengelola usahanya.
Di tengah usahanya, ada mimpi besar yang Ibu Ida titipkan pada ketiga anaknya. Meski ia dan suaminya tak pernah mengenyam pendidikan di pesantren, Subridah telah mengirimkan putri sulungnya untuk mondok.
Kini, ia pun berencana mengirimkan dua putranya ke pesantren, melanjutkan tradisi yang telah ia kagumi sejak lama.
"Rasanya adem kalau melihat anak-anak belajar agama. Walaupun saya nggak pernah nyantri, tapi saya ingin anak-anak saya punya ilmu agama yang kuat," ujarnya sambil menatap lembut ke arah putri sulungnya.
Bagi Subridah, keberadaan toko ini bukan hanya soal bisnis, tetapi tentang kehidupan yang penuh makna. Setiap transaksi di Toko Nazwa adalah langkah kecil menuju impiannya—membangun masa depan yang lebih baik, baik untuk keluarganya maupun bagi para santri yang datang setiap hari. Toko Nazwa mungkin hanyalah bangunan kecil di sudut jalan, tapi bagi Subridah, toko ini adalah tempat di mana harapan dan keberkahan bertemu, dalam bentuk yang sederhana namun mendalam.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
