Cerita Ade Engkos, Inspirasi dari Peternakan di Tengah Tantangan Musim Hujan (Foto: BAZNAS)

Cerita Ade Engkos, Inspirasi dari Peternakan di Tengah Tantangan Musim Hujan

12/12/2024 | Humas BAZNAS

Desa Winduraja di Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjadi saksi perjuangan seorang peternak sederhana bernama Ade Engkos. Bersama istrinya, Indun, mereka menjalani kehidupan yang penuh ketekunan dan cinta terhadap ternak domba mereka. Di tengah musim hujan yang sering kali menjadi tantangan bagi peternak, Ade tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dengan baik.

Pagi itu, suara gemerisik dedaunan terdengar di depan rumah mereka. Ade dan Indun sedang sibuk mengumpulkan hijauan. Kebun yang dulunya hanya ditanami kayu kini berubah menjadi sumber kehidupan, menyediakan hijauan segar untuk domba-domba mereka. Namun, keberhasilan Ade tidak semata-mata karena limpahan hijauan musim hujan. Ada dedikasi dan kebijaksanaan dalam setiap langkah yang diambilnya.

“Domba itu seperti keluarga, butuh perhatian dan kasih sayang,” ungkap Ade sambil mengelus salah satu dombanya yang sedang bunting. Keempat induk domba di kandangnya kini memasuki usia kebuntingan empat bulan, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi peternak seperti Pak Ade.

Rahasia di Balik Keberhasilan

Musim hujan membawa tantangan tersendiri bagi para peternak. Rumput yang basah dapat menjadi ancaman bagi kesehatan ternak jika tidak dikelola dengan baik. Namun, Ade memiliki cara tersendiri untuk mengatasi hal ini.

“Hijauan yang basah tidak boleh langsung diberikan ke domba. Harus dijemur dulu biar aman,” jelasnya. Cara sederhana ini, menurutnya, mencegah domba dari gangguan pencernaan seperti kembung. Selain itu, Ade selalu memastikan hijauan yang ia ambil bebas dari lumpur atau sisa bahan kimia yang mungkin berbahaya.

Tidak hanya itu, Ade juga memanfaatkan teknologi sederhana dalam peternakannya. Ia mencampur hijauan dengan pakan fermentasi seperti silase dan konsentrat. Dengan teknik ini, kebutuhan nutrisi domba terpenuhi secara seimbang. “Kalau semuanya dicampur dengan baik, domba jadi sehat dan lebih produktif,” tambahnya dengan senyum hangat.

Inovasi dari Limbah Sayuran

Ade tidak berhenti hanya pada pengelolaan hijauan. Ia juga memanfaatkan limbah sayuran dari pasar sebagai pakan tambahan. Dengan langkah ini, ia tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga membantu mengurangi limbah. “Limbah sayur ini bagus untuk domba, asalkan dipilih yang masih segar dan bersih,” tuturnya.

Pendekatan ini menjadi bukti bahwa inovasi dapat datang dari mana saja, termasuk dari hal-hal sederhana yang sering diabaikan orang lain. “Kalau kita telaten, hasilnya pasti terasa,” ucap Ade dengan keyakinan.

Harapan untuk Masa Depan

Ade Engkos adalah potret peternak yang tidak hanya mencari nafkah, tetapi juga memberi inspirasi. Dengan ketelatenan dan kerja kerasnya, ia mampu menunjukkan bahwa peternakan domba bisa tetap produktif meskipun dihadapkan pada tantangan musim hujan.

“Saya berharap peternakan ini bisa terus berkembang. Semoga apa yang saya lakukan bisa jadi pelajaran bagi peternak lain,” katanya penuh harap. Sementara itu, Indun, yang selalu setia mendampinginya, hanya tersenyum sambil berkata, “Asal kita kerja dengan hati, hasilnya pasti berkah.”

Kisah Ade adalah pengingat bahwa di balik tantangan selalu ada peluang. Dengan cinta, kerja keras, dan inovasi, seorang peternak kecil dari Desa Winduraja berhasil menginspirasi kita semua.

 

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ