Andri, seorang petani kopi berusia 45 tahun (Foto: BAZNAS)
BAZNAS dan Kebun Kopi Andri: Menyemai Harapan di Lereng Garut
06/12/2024 | Humas BAZNASMentari pagi perlahan menyinari Desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut. Kabut yang biasanya menyelimuti lereng pegunungan mulai terangkat, memperlihatkan hamparan hijau kebun kopi arabika milik Andri. Di balik kesederhanaan desa ini, tumbuh harapan besar akan panen raya yang kian mendekat.
Andri, seorang petani kopi berusia 45 tahun, tidak hanya menanam pohon kopi di kebunnya, tetapi juga menanam impian dan usaha keras. Kebun kopi seluas satu hektar ini, yang sebagian besar ditanami varietas arabika unggulan, sedang mempersiapkan panen raya kedua. Kali ini, semangat Andri dan kelompok tani binaannya terasa berbeda, berkat dukungan dan pembinaan yang diberikan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Tidak mudah bagi Andri untuk sampai pada titik ini. Lima tahun lalu, ia hanya memiliki beberapa pohon kopi yang tumbuh seadanya. Kurangnya pengetahuan tentang teknik budi daya dan pengelolaan hasil membuat panen pertamanya jauh dari harapan. Namun, keinginannya untuk belajar dan memperbaiki diri membawanya pada sebuah peluang besar.
Melalui program pemberdayaan ekonomi mustahik, BAZNAS hadir di Desa Mulyajaya. Program ini dirancang untuk mendukung petani lokal meningkatkan produktivitas pertanian mereka, terutama tanaman kopi yang menjadi salah satu komoditas unggulan daerah ini. Andri adalah salah satu penerima manfaat program tersebut.
"Dulu saya hanya tahu menanam kopi, tapi tidak paham bagaimana cara merawatnya dengan baik. Alhamdulillah, berkat pelatihan dari BAZNAS, saya belajar banyak hal, mulai dari memilih bibit unggul, merawat tanaman, sampai proses pascapanen. Hasilnya sekarang jauh lebih baik," ujar Andri dengan senyum bangga.
Setiap pagi, sebelum matahari benar-benar terbit, Andri sudah berada di kebunnya. Bersama anggota kelompok tani binaannya, ia melakukan berbagai perawatan rutin. Membersihkan piringan di sekitar pohon kopi agar bebas gulma, memberi pupuk organik sesuai kebutuhan, hingga memeriksa tanda-tanda serangan hama. Semua itu dilakukan dengan penuh cinta dan kesabaran.
"Kopi itu seperti anak sendiri. Kalau kita rawat dengan baik, dia akan memberikan hasil yang baik juga. Tidak bisa instan, harus sabar," katanya sambil menunjukkan buah kopi cherry yang mulai memerah.
Andri juga mengaplikasikan metode organik dalam pengelolaan kebunnya, seperti menggunakan pupuk kompos dari limbah pertanian. Selain ramah lingkungan, metode ini juga menjaga kesuburan tanah untuk jangka panjang. Baginya, alam adalah titipan yang harus dijaga, bukan dieksploitasi.
Program pemberdayaan BAZNAS tidak hanya berhenti pada pelatihan. Andri dan kelompoknya juga mendapatkan bantuan alat pertanian, bibit unggul, dan akses ke pasar yang lebih luas. Pendampingan intensif dari tim BAZNAS memastikan setiap anggota kelompok tani mampu menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari.
"Kami tidak hanya diberi bantuan, tapi juga diarahkan bagaimana mengelola hasil panen agar memiliki nilai tambah. Sekarang, kami tidak lagi menjual kopi dalam bentuk ceri mentah, tetapi sudah dalam bentuk green bean. Harganya jauh lebih tinggi," jelas Andri.
Keberhasilan kelompok tani ini bahkan menginspirasi desa-desa sekitar. Semangat Andri dan dukungan BAZNAS menciptakan efek domino yang positif, di mana petani lain mulai tertarik untuk bergabung dan menerapkan metode yang sama.
Panen raya kedua yang akan datang membawa harapan baru bagi Andri dan kelompok taninya. Hasil panen tahun ini diprediksi meningkat 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan kualitas biji kopi yang lebih baik, mereka optimis mampu menarik perhatian pembeli dari pasar lokal hingga mancanegara.
BAZNAS juga memiliki rencana jangka panjang untuk mendukung para petani kopi di Desa Mulyajaya. Salah satunya adalah membangun fasilitas pengolahan kopi yang modern agar nilai jual produk bisa lebih maksimal. Selain itu, BAZNAS berencana untuk mempromosikan kopi Desa Mulyajaya sebagai produk unggulan Garut yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
"Harapan kami, kopi dari desa ini bisa menjadi identitas baru yang membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Kami percaya, dengan kerja sama yang baik antara petani dan BAZNAS, mimpi itu bisa terwujud," ujar seorang perwakilan dari BAZNAS yang turut hadir dalam salah satu kegiatan pendampingan.
Di tengah hiruk-pikuk kota, secangkir kopi seringkali menjadi pelipur lelah bagi banyak orang. Namun, di balik setiap tetes kopi itu, ada cerita panjang penuh perjuangan seperti yang dialami Andri dan kelompoknya. Perjalanan mereka mengajarkan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang tepat, mimpi sebesar apapun bisa diraih.
Bagi Andri, kopi bukan sekadar tanaman, melainkan simbol harapan. "Kopi ini adalah kehidupan saya. Lewat kopi, saya bisa menghidupi keluarga, menyekolahkan anak-anak, dan berbagi dengan sesama. Terima kasih kepada BAZNAS yang telah memberikan jalan untuk semua ini," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Semburat matahari mulai memudar di cakrawala Desa Mulyajaya. Namun, semangat Andri dan kelompok taninya terus membara, menantikan panen raya yang tidak hanya membawa hasil melimpah, tetapi juga mimpi yang semakin dekat menjadi nyata.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.