BAZNAS Dorong Ketekunan Kelompok Peternak Mandiri Utama Desa Winduraja dalam Budidaya Cabai (Foto: BAZNAS)
BAZNAS Dorong Ketekunan Kelompok Peternak Mandiri Utama Desa Winduraja dalam Budidaya Cabai
14/11/2024 | Humas BAZNASDi Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, hadir sebuah upaya kolektif yang menjanjikan perubahan bagi masyarakat sekitar: budidaya cabai dalam kerangka Integrated Farming System (IFS). Dengan dukungan dari BAZNAS melalui program Zakat Community Development (ZCD), Kelompok Peternak Mandiri Utama telah memulai penanaman sekitar 1.750 pohon cabai, memanfaatkan lahan milik Yayasan Cendikia Mandiri.
Upaya ini menjadi langkah awal yang mengintegrasikan sektor pertanian dan peternakan, yang tidak hanya mengoptimalkan pemanfaatan lahan tetapi juga memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Para anggota kelompok—termasuk Ibu Nyai, Ojo, dan Tatang—secara bersama-sama memindahkan dan menanam bibit cabai. Sebanyak 750 pohon cabai ditanam dalam polybag, sementara 1.000 pohon lainnya ditempatkan di lahan terbuka yang dilapisi mulsa. Penanaman dengan polybag ini diharapkan dapat mengatasi tantangan kondisi tanah yang memiliki akar pohon di bawah permukaan, sehingga cabai bisa tumbuh optimal. Mulsa pada lahan terbuka membantu mengurangi pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, dan melindungi bibit dari serangan hama.
Penanaman cabai ini dilakukan secara bertahap selama tiga hari. Para anggota kelompok sengaja menunggu datangnya hujan agar tanah dalam kondisi ideal, lembab, dan dapat mendukung keberhasilan transplantasi bibit. Dengan ketelatenan dan perhitungan yang matang, mereka berharap bibit cabai dapat tumbuh subur dan memberikan hasil panen yang memuaskan.
Di balik keberhasilan program ini, terdapat peran penting BAZNAS yang memberikan dukungan dalam bentuk pendanaan, bimbingan teknis, dan pemahaman mengenai konsep Integrated Farming System. Melalui program ZCD, BAZNAS tidak hanya menyediakan modal awal tetapi juga memberi pendampingan intensif, sehingga masyarakat di Desa Winduraja dapat belajar mengelola lahan secara berkelanjutan. Pendekatan Integrated Farming System yang diterapkan di sini juga melibatkan pemanfaatan kohe atau kotoran ternak sebagai pupuk alami, yang berasal dari domba-domba yang dibudidayakan oleh kelompok peternak tersebut. Dengan kohe, kualitas tanah meningkat, sehingga tanaman cabai mendapatkan unsur hara penting untuk tumbuh subur.
Sistem pertanian terpadu ini tidak hanya mendorong keberlanjutan lingkungan tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Mereka tidak hanya bergantung pada satu sektor; dengan mengintegrasikan peternakan dan pertanian, sumber daya yang ada dapat dimaksimalkan. Program ini memberikan masyarakat akses lebih baik terhadap modal, teknologi, dan pengetahuan—membantu mereka untuk bangkit dan mengembangkan kemandirian ekonomi.
Bagi Kelompok Peternak Mandiri Utama, dukungan dari BAZNAS bukan hanya sekadar bantuan materiil tetapi juga bimbingan untuk menuju perubahan yang lebih baik dan berkelanjutan. Dengan semangat dan tekad yang tinggi, para petani di Desa Winduraja berharap budidaya cabai ini akan menjadi bagian dari keseharian mereka yang lebih produktif. Mereka mengimpikan hasil panen yang melimpah dan memberi dampak ekonomi yang positif bagi keluarga serta komunitas mereka.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.