Mujiono bersama hewan ternaknya

BAZNAS Bantu Ubah Jalan Hidup Mujiono Jadi Peternak Berdaya

02/07/2021 | Markom BAZNAS

“Saya ingin ikhtiar mengubah nasib, tidak jadi buruh terus,” 

 

Begitulah curahan hati Mujiono, anggota Balai Ternak BAZNAS Lampung Tengah saat ditanya alasannya bergabung jadi peternak BAZNAS. 

 

Dulunya, Mujiono atau yang akrab disapa Jonot berprofesi sebagai sopir handtractor. Namun pada musim kemarau yang cukup panjang, Jonot sering tidak bekerja karena lahan pertanian kering dan tidak bisa ditanami. Penghasilannya pun menjadi tidak menentu. Padahal, biasanya jika musim tanam tiba, Jonot bisa mendapatkan Rp 100.000 per hari dari buruh sopir handtractor milik juragan di desanya. 

 

Tidak banyak petani yang menyewa jasanya untuk mengarap sawah atau ladang. Sementara, kebutuhan keluarga tetap berjalan. Karena hal itulah, pada bulan September 2019, Jonot mencoba mengadu nasib dengan mendaftar program balai ternak BAZNAS di kampung Rejo Asri.

 

Ketika itu, Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) BAZNAS menginisiasi Balai Ternak Lampung Tengah. Mujiono merasa tertantang mendaftar seleksi untuk menjadi anggota peternak di Balai Ternak Lampung Tengah. 

 

Setelah melalui proses seleksi, akhirnya Mujiono terpilih menjadi salah satu dari sepuluh mustahik di kampung Rejo Asri yang mendapatkan program Balai Ternak BAZNAS Kabupaten Lampung Tengah. 

 

“Terima kasih BAZNAS sudah memberikan bantuan ternak kepada keluarga saya, semoga zakat ini bisa memberikan manfaat dan berkah bagi kehidupan keluarga saya. Saya juga berharap semoga para muzaki yang sudah berzakat di BAZNAS ditambah rezekinya oleh Allah SWT. Amin," ujarnya seraya bersyukur.

 

Di dalam kelompok ternak Rambon Asri Jonot diberikan amanah sebagai ketua divisi pakan, tugas sebagai purchasing di bidang pakan sangat sibuk karena harus menjaga ketersediaan pakan untuk farm sendiri dan pakan yang siap untuk dijual. Pada awal-awal bergabung Jonot sudah bisa menjual 10 ton silase daun singkong dan tebon jagung. Selain itu Jonot juga memiliki 5 pelangan tetap serta ketersedian pakan untuk farm Rambon asri sebanyak 5 ton.

 

Dari produksi pakan ternak ini, Mujiono mendapat bagian penghasilan yang lumayan tiap bulannya. Penghasilannya ditambah dari tugasnya yang membersihkan kandang. Dari sini Mujiono mengolah kotoran ternak menjadi pupuk kandang. Pendapatannya pun semakin bertambah. 

 

Selain itu, Mujiono bersama peternak binaan juga jeli melihat potensi yang ada. Mereka melihat potensi singkong yang banyak dan menurunnya harga singkong di pasaran, Balai Ternak BAZNAS Lampung Tengah lalu berinisiatif untuk membeli singkong yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu bahan pakan konsentrat. Singkong tersebut akan dijadikan bahan baku pakan dengan dicacah lalu dikeringkan.

 

Mujiono lalu melakukan proses pengumpulan, pencacahan, dan pengeringan singkong yang telah ia panen dari kebun. Inovasi pemanfaatan singkong ini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan yang bisa meningkatkan pendapatan peternak mustahik. 

 

Namun tak selamanya hidup Mujiono berjalan mulus. Pada suatu siang kecelakaan yang tak pernah dia bisa lupakan terjadi. Sebuah peristiwa yang sempat menyisakan trauma bagi Mujiono. 

 

“Momen terberat bagi saya adalah ketika terjadi kecelakaan pada saat mengoperasikan mesin chooper untuk memproduksi pakan ternak, ketika itu saya kehilangan lima jari,” ujar Mujiono.

 

Kecelakaan itu membuat Mujiono harus kehilangan lima jarinya. Saat sedang menghaluskan pakan hijauan dengan mesin chooper, tidak sengaja tangan Mujiono tertarik dan jemarinya tercacah mesin.

 

Mujiono segera dilarikan ke rumah sakit. Ia mesti menjalani operasi amputasi lima jari tangannya. Sesak, perih, dan sakit itu pasti. Mujiono seperti berada dalam mimpi. Dalam sekejap, ia kehilangan lima jarinya. Namun, Mujiono berusaha kuat dan tabah. Hidup harus terus berjalan. Selalu ada harapan untuk esok yang lebih baik.

 

Butuh waktu dua bulan bagi Mujiono untuk kembali memulai harinya sebagai peternak di Balai Ternak BAZNAS Lampung Tengah. Mujiono berhasil pulih dan bangkit. Ia menata kembali semangatnya. 

 

“Hari itu adalah hari yang sangat berat bagi saya. Saya kehilangan lima jari tangan. Saya sempat berpikir apakah saya masih bisa melanjutkan bekerja kembali menjadi peternak?” ucap Mujiono lirih.

 

Namun, perlahan Mujiono berhasil bangkit dan mulai menjalani aktivitasnya sebagai peternak di Balai Ternak BAZNAS Lampung Tengah. Berkat kerja kerasnya bersama para peternak lain, produksi silase bisa terus ditingkatkan. Mujiono pun dikenal sebagai peternak penghasil silase di Lampung Tengah dan Kota Metro. Kini, dia dipercaya bertugas jadi koordinator pakan hijauan untuk suplai ke pabrik pakan yufeed dan kebutuhan kandang kelompok. Ternak yang dikelola Mujiono telah mencapai 15 ekor kambing.

 

“Saya ingin mewujudkan mimpi saya menjadi peternak berdaya,” pungkas Mujiono.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ