Swira Ekalina saat sedang menjahit (Foto: BAZNAS)
BAZNAS Bangkitkan Usaha Lina yang Sempat Hancur Usai Gempa Lombok
11/03/2021 | Markom BAZNASGempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 2018 lalu masih menyisakan luka pada diri Swira Ekalina. Usaha konveksi yang baru saja dirintisnya, turut terpuruk bersama puing-puing reruntuhan rumahnya. Beruntung dia masih selamat.
Namun, Lina mengalami kerugian yang cukup besar lantaran pesanan seragam dalam skala besar yang dipesan pelanggannya tak dapat diselesaikan.“Saat itu hanya tersisa satu mesin jahit. Pesanan seragam yang sudah setengah jadi tidak dapat kami lanjutkan. Karena, ibu-ibu yang biasa menjahit tidak bisa bekerja di tengah bencana gempa,” tuturnya.
Kondisi perekonomian yang tak menentu pascagempa, membuat sebagian orang pesimistis akan usahanya. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Lina. Dia tetap yakin usahanya bakal bangkit kembali seperti dulu. Keyakinannya berbuah hasil, setelah dipertemukan dengan BAZNAS Microfinance Desa (BMD). BAZNAS menginisiasi program BMD untuk membangkitkan ekonomi pelaku usaha mikro pasca gempa Lombok dengan memberikan pembiayaan modal usaha tanpa bunga. Dia sangat bersyukur dengan hadirnya BMD. Lina adalah orang pertama yang menjadi mitra pemberdayaan pelaku usaha mikro yang diinisiasi BMD di sana.
Perlahan namun pasti, Lina beserta ibu-ibu lainnya di Dusun Ketapang, Desa Gegerung , Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, mulai merintis dan membangun kembali usahanya dari nol. Pembiayaan tanpa bunga dari BAZNAS digunakan untuk membeli peralatan menjahit.
“Akhirnya saya dan ibu-ibu lainnya membangun usaha bersama. Kita pakai peralatan yang sudah dibeli secara bergiliran,” kata Lina.
Lina bersama rekan-rekannya mulai bangkit dari keterpurukan ekonomi pascagempa. Cita-cita Lina memberdayakan orang-orang di sekitarnya untuk mandiri dan maju juga mulai terwujud sedikit demi sedikit.
Dalam membangun usaha, Lina tak lupa selalu melibatkan orang-orang di sekelilingnya. Ia membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang di sekitarnya agar bisa mandiri dan berdaya.
“Saya melihat banyak potensi di sini, namun masih belum banyak fasilitasnya. Kemudian, saya fasilitasi ibu-ibu di sini untuk mendapatkan pelanggan,” cerita Lina tentang bagaimana ia memberdayakan ibu-ibu sekitar.
Kini, hasil kerja keras Lina mulai membuahkan hasil. Dia bahkan dipilih oleh Dinas Kesehatan NTB untuk menyediakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis yang ada di Lombok.
“Konveksi kami terpilih oleh Dinkes NTB untuk memproduksi APD standard,” ujar Lina dengan antusias.
Pencapaian Lina tak hanya itu. Baju produksi Lina bahkan pernah dibeli pelanggannya yang tinggal di luar negeri, seperti Qatar. Selain itu, APD yang ia produksi juga diminati oleh pelanggan dari luar Lombok.
“Saya sempat jual pakaian ke Qatar dan baru-baru ini juga ada saudagar dari Surabaya yang tertarik dengan APD kami,” cerita Lina.
Lina memiliki mimpi dan motivasi yang besar untuk memajukan usahanya. Ia ingin produknya bisa dikenal bukan hanya di Lombok, namun bisa menjelajah hingga kancah internasional. Bukan hanya dari sisi bisnis yang ia kembangkan, Lina juga berkeinginan untuk meningkatkan keterampilan orang-orang di sekitarnya.
“Suatu saat ingin sekali membuka pelatihan menjahit agar bisa memberdayakan teman-teman semua,” harapnya.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.