Sunnah Kurban yang Jarang Diketahui Tapi Penuh Keberkahan

Sunnah Kurban yang Jarang Diketahui Tapi Penuh Keberkahan

Sunnah Kurban yang Jarang Diketahui Tapi Penuh Keberkahan

01/06/2025 | Lulu Fatimah | NOV

Ibadah kurban bukan hanya sekadar menyembelih hewan pada hari raya Idul Adha. Di balik itu, terdapat banyak amalan sunnah yang sering kali luput dari perhatian umat Islam. Padahal, menjalankan sunnah kurban dapat mendatangkan keberkahan dan menjadi bentuk kesempurnaan dalam melaksanakan ibadah tersebut.

Artikel ini akan membahas berbagai sunnah kurban yang jarang diketahui namun penuh keberkahan, dari persiapan sebelum menyembelih hingga perilaku setelah kurban dilaksanakan. Semoga dengan memahami hal ini, ibadah kurban kita menjadi lebih bermakna dan diterima oleh Allah Swt.

Sunnah Kurban Sebelum Hari Penyembelihan

Banyak yang tidak menyadari bahwa sunnah kurban dimulai jauh sebelum penyembelihan hewan dilakukan. Salah satu sunnah kurban yang utama adalah menyimpan niat sejak awal bulan Dzulhijjah. Rasulullah Saw. sangat menganjurkan untuk memperbanyak amal saleh di awal bulan ini, termasuk niat berkurban.

Selain niat, sunnah kurban lainnya adalah tidak memotong rambut dan kuku bagi orang yang hendak berkurban, mulai dari tanggal 1 Dzulhijjah hingga hewan kurban disembelih. Ini berdasarkan hadits dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah bersabda: "Jika kalian telah melihat hilal Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian ingin berkurban, maka janganlah ia mengambil rambut dan kukunya." (HR. Muslim).

Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan kurban juga termasuk sunnah kurban. Hewan yang sehat akan memberikan kesan bahwa kita mempersembahkan yang terbaik untuk Allah Swt. Oleh karena itu, merawat hewan kurban dengan baik menjadi bagian dari pelaksanaan sunnah kurban yang penuh nilai.

Menghindari riya atau pamer juga termasuk sunnah kurban. Niat yang ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah adalah pondasi utama ibadah. Maka penting bagi seorang muslim menjaga hatinya sejak awal agar tidak terjerumus dalam kebanggaan atau mencari pujian dari manusia.

Dengan memperhatikan sunnah kurban sejak sebelum hari H, seorang muslim telah menunjukkan kesiapan lahir dan batin dalam menjalankan ibadah kurban dengan sempurna.

Sunnah Kurban Saat Hari Penyembelihan

Tiba saat hari raya Idul Adha, terdapat beberapa sunnah kurban yang dapat diamalkan untuk menyempurnakan ibadah. Salah satunya adalah menyembelih hewan kurban sendiri, jika memungkinkan. Rasulullah Saw. biasa menyembelih hewan kurbannya sendiri sebagai bentuk keteladanan.

Bagi yang tidak mampu, sunnah kurban berikutnya adalah menyaksikan langsung proses penyembelihan. Hal ini menunjukkan keseriusan dan penghayatan seorang muslim terhadap ibadahnya. Rasulullah bersabda: "Hadirilah kurban kalian, karena dari tetesan darah pertama akan diampuni dosa kalian." (HR. Al-Hakim).

Membaca basmalah dan takbir saat menyembelih hewan juga merupakan bagian dari sunnah kurban. Ini menunjukkan ketundukan kita kepada Allah dan mengakui bahwa semua nikmat datang dari-Nya.

Selain itu, memilih waktu penyembelihan juga penting. sunnah kurban mengajarkan bahwa penyembelihan dilakukan setelah salat Idul Adha. Menyembelih sebelum salat Id tidak sah sebagai kurban, tetapi hanya menjadi sembelihan biasa.

Tak lupa, memperlakukan hewan dengan baik sebelum disembelih juga merupakan sunnah kurban. Rasulullah Saw. melarang menyiksa hewan dan memerintahkan agar pisau diasah dengan baik untuk meminimalkan rasa sakit hewan.

Sunnah Kurban Setelah Penyembelihan

Setelah hewan disembelih, masih banyak sunnah kurban yang bisa dijalankan. Salah satunya adalah membagikan daging kurban kepada tiga pihak: untuk diri sendiri dan keluarga, untuk kerabat dan tetangga, serta untuk fakir miskin. Ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Hajj: 36.

Menyegerakan pembagian daging juga merupakan sunnah kurban. Ini bertujuan agar daging segera sampai kepada yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang jarang mengonsumsi daging. Kebahagiaan mereka menjadi salah satu bentuk keberkahan dari ibadah kurban.

Mengolah sebagian daging kurban untuk dimakan bersama keluarga juga bagian dari sunnah kurban. Rasulullah Saw. sendiri pernah memakan bagian dari hewan kurbannya sebagai bentuk rasa syukur dan keberkahan.

Selain itu, tidak menjual bagian apapun dari hewan kurban adalah salah satu bentuk menjaga keikhlasan. Dalam sunnah kurban, bagian seperti kulit atau kepala tidak boleh diperjualbelikan, bahkan untuk membayar jasa penyembelih. Semuanya harus dianggap sebagai sedekah.

Mengucapkan doa dan syukur setelah penyembelihan juga termasuk sunnah kurban. Dengan begitu, ibadah ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga momentum spiritual yang mendekatkan kita kepada Allah.

Sunnah Kurban dalam Bersikap dan Berdoa

Tidak hanya dalam tindakan, sunnah kurban juga mencakup sikap dan doa yang menyertai pelaksanaan kurban. Di antara sunnah kurban yang penting adalah memperbanyak takbir mulai dari subuh hari Arafah hingga akhir hari Tasyriq.

Takbir merupakan bentuk pengagungan kepada Allah yang memperkuat makna ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan total. Oleh karena itu, melafalkan takbir dengan penuh kesadaran adalah bagian dari sunnah kurban yang penuh pahala.

Berdoa dengan penuh pengharapan agar kurban diterima Allah juga penting. Dalam sunnah kurban, ada anjuran untuk berdoa ketika menyembelih, menyebut nama orang yang diniatkan kurbannya, serta memohon agar ibadah ini diterima sebagai amal saleh.

Memelihara ketenangan hati dan tidak memamerkan ibadah adalah sikap yang termasuk dalam sunnah kurban. Seorang muslim hendaknya menjalankan ibadah ini dengan penuh khusyuk dan rendah hati.

Menjaga hubungan baik dengan sesama, terutama saat pembagian daging, juga bagian dari sunnah kurban. Ini adalah momen memperkuat ukhuwah Islamiyah, bukan ajang pamer jumlah atau harga hewan kurban.

Sunnah Kurban dan Keutamaannya yang Luar Biasa

Menjalankan sunnah kurban bukan hanya menambah pahala, tetapi juga memperkaya makna spiritual dalam ibadah. sunnah-sunnah ini bisa menjadi pembeda antara ibadah yang sekadar gugur kewajiban dan ibadah yang benar-benar menyentuh hati.

sunnah kurban juga menjadi sarana pendidikan bagi keluarga dan anak-anak tentang pentingnya pengorbanan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Nilai-nilai ini akan melekat kuat dalam jiwa jika dibarengi dengan pemahaman dan pelaksanaan sunnah.

Bahkan dalam hadits disebutkan bahwa setiap helai bulu dari hewan kurban akan dicatat sebagai kebaikan. Maka menjalankan sunnah kurban dengan sungguh-sungguh adalah langkah kecil yang berdampak besar di sisi Allah.

Tak hanya itu, keberkahan dari sunnah kurban bisa meluas dalam kehidupan kita sehari-hari. Doa lebih mudah dikabulkan, rezeki diperlancar, dan hati menjadi lebih tenang karena telah melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati.

Dengan demikian, tidak ada alasan untuk meremehkan sunnah kurban. Justru dengan melakukannya, kita menunjukkan kecintaan kepada sunnah Rasulullah Saw. dan keseriusan dalam beribadah.

Menjalankan sunnah kurban adalah langkah penting dalam menyempurnakan ibadah kurban. Dari niat sebelum Dzulhijjah hingga sikap pasca penyembelihan, semua memiliki nilai ibadah yang besar.

Sunnah kurban bukan hanya membawa keberkahan secara spiritual, tetapi juga sosial. Membagikan daging, mempererat hubungan, dan meneladani akhlak Rasulullah menjadi pelengkap indah dari ibadah kurban.

Semoga kita semua diberi kekuatan untuk tidak hanya melaksanakan kewajiban kurban, tetapi juga menyempurnakannya dengan sunnah kurban yang penuh makna.

BAZNAS memberi kemudahan untuk masyarakat yang ingin berkurban. Caranya mudah, Anda bisa mengunjungi link Kurban BAZNAS lalu ikuti petunjuknya. 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ