
Shalat Bulan Safar: Panduan Lengkap Tata Cara, Niat, dan Keutamaannya Menurut Islam
Shalat Bulan Safar: Panduan Lengkap Tata Cara, Niat, dan Keutamaannya Menurut Islam
05/08/2025 | Humas BAZNASBulan Safar sering kali dianggap sebagai bulan yang penuh dengan ujian dan kesulitan oleh sebagian masyarakat. Padahal, dalam Islam, tidak ada bulan yang membawa kesialan, termasuk bulan Safar. Justru, momen ini bisa menjadi peluang besar untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya melalui Shalat Bulan Safar.
Shalat Bulan Safar bukanlah ibadah wajib, melainkan bagian dari amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa, dzikir, serta shalat sunnah agar mendapat perlindungan dan keberkahan.
Melalui artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai Shalat Bulan Safar, mulai dari tata cara, niat, waktu pelaksanaan, hingga keutamaannya menurut pandangan Islam. Penjelasan ini ditujukan untuk memperkaya wawasan umat Islam serta meluruskan persepsi keliru mengenai bulan Safar.
1. Apa Itu Shalat Bulan Safar dan Mengapa Penting Dikerjakan?
Shalat Bulan Safar merujuk pada amalan shalat sunnah yang dikerjakan secara khusus selama bulan Safar, dengan niat untuk memohon perlindungan kepada Allah dari bala, penyakit, dan hal-hal buruk lainnya. Dalam konteks ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah sebagai bentuk tawakal dan ikhtiar spiritual.
Shalat Bulan Safar tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, namun amalan memperbanyak shalat sunnah di bulan apa pun merupakan hal yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan shalat sunnah sebagai bentuk kedekatan hamba dengan Tuhannya.
Banyak ulama menyampaikan bahwa tidak ada dalil khusus tentang Shalat Bulan Safar, namun memperbanyak ibadah di bulan ini merupakan bentuk respon spiritual atas stigma negatif terhadap bulan Safar. Dengan demikian, umat Islam bisa mengganti rasa takut dan khawatir dengan keyakinan serta harapan.
Lebih dari sekadar ritual, Shalat Bulan Safar juga dapat menjadi sarana untuk refleksi dan memperkuat ikatan dengan Allah SWT. Ketika seseorang merasa cemas akan musibah, maka shalat menjadi jalan ketenangan yang penuh keberkahan.
Dengan demikian, pemahaman yang tepat mengenai Shalat Bulan Safar akan membawa umat Islam pada sikap yang lebih positif dan produktif, tidak terjebak pada mitos dan takhayul.
2. Niat dan Tata Cara Shalat Bulan Safar yang Benar
Dalam menjalankan Shalat Bulan Safar, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah niat. Niat dilakukan dalam hati dan dilafalkan sebagai bentuk keteguhan untuk beribadah. Berikut ini contoh niatnya:
"Ushalli sunnatan li daf’il bala’i rak’ataini lillahi ta'ala."
(Aku niat shalat sunnah untuk menolak bala dua rakaat karena Allah Ta’ala.)
Tata cara pelaksanaan Shalat Bulan Safar umumnya mengikuti shalat sunnah dua rakaat seperti biasa. Berikut ini langkah-langkahnya:
Takbiratul ihram sambil membaca niat dalam hati.
Membaca Surat Al-Fatihah, kemudian diikuti surat pendek, seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Naas.
Rukuk, i’tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud seperti dalam shalat lainnya.
Pada rakaat kedua, ulangi langkah-langkah yang sama.
Setelah salam, dilanjutkan dengan doa tolak bala atau memohon perlindungan di bulan Safar.
Pelaksanaan Shalat Bulan Safar bisa dilakukan kapan saja, baik siang atau malam hari, di luar waktu-waktu yang dilarang untuk shalat (seperti setelah Subuh hingga matahari terbit dan setelah Ashar sampai Maghrib).
Keutamaan dari Shalat Bulan Safar tidak hanya terletak pada menolak bala, namun juga sebagai sarana meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT. Ketika kita memulai bulan ini dengan ibadah, maka insyaAllah segala bentuk kekhawatiran akan digantikan dengan keberkahan.
Melalui Shalat Bulan Safar, kita menunjukkan bahwa segala bentuk perlindungan hanya datang dari Allah, bukan dari keyakinan pada mitos atau hari sial.
3. Keutamaan Shalat Bulan Safar dalam Kehidupan Sehari-hari
Keutamaan Shalat Bulan Safar sangat terasa ketika seseorang benar-benar mengerjakannya dengan ikhlas. Shalat ini menjadi tameng spiritual dari berbagai ujian dan bencana yang tidak terlihat. Rasulullah SAW bersabda:
"Shalat adalah cahaya…" (HR. Muslim)
Dengan menjadikan Shalat Bulan Safar sebagai rutinitas ibadah, seseorang akan merasakan ketenangan batin dan kekuatan mental menghadapi tantangan hidup. Ini adalah manfaat psikologis dan spiritual yang saling mendukung.
Salah satu keutamaan lain dari Shalat Bulan Safar adalah memperkuat doa-doa perlindungan. Dalam suasana hati yang tenang setelah shalat, umat Islam lebih mudah fokus dalam memanjatkan permohonan kepada Allah SWT.
Selain itu, Shalat Bulan Safar dapat menjadi bentuk dzikir yang terus mengingatkan kita kepada Sang Pencipta. Orang yang rutin shalat sunnah biasanya lebih terjaga perilakunya, lebih bersyukur, dan lebih sabar dalam menghadapi cobaan.
Meningkatkan semangat ibadah di bulan Safar juga menunjukkan bahwa umat Islam tidak tunduk pada mitos dan prasangka buruk. Justru dengan Shalat Bulan Safar, kita membuktikan bahwa segala sesuatunya berada dalam genggaman Allah SWT.
Melalui Shalat Bulan Safar, kita diajak untuk menatap bulan Safar dengan semangat baru, bukan rasa takut atau khawatir yang berlebihan.
4. Menjawab Mitos Kesialan Bulan Safar Lewat Shalat dan Doa
Dalam budaya masyarakat, bulan Safar sering dikaitkan dengan bencana, penyakit, dan kemalangan. Namun, Islam datang untuk meluruskan pemahaman tersebut. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah (takhayul atau sial), tidak ada burung hantu, dan tidak ada Safar." (HR. Bukhari dan Muslim)
Melalui hadits ini, jelas bahwa Islam menolak keyakinan bahwa bulan Safar membawa kesialan. Sebaliknya, umat Islam didorong untuk memperbanyak Shalat Bulan Safar sebagai bentuk ibadah dan permohonan kepada Allah SWT.
Shalat Bulan Safar menjadi salah satu cara paling mulia untuk menolak bala secara syar’i. Ini bukan sekadar ritual, tetapi juga bentuk tawakal yang mendalam kepada Allah SWT.
Bila ada masyarakat yang masih memercayai ritual tolak bala dengan cara-cara yang tidak sesuai syariat, maka edukasi melalui Shalat Bulan Safar menjadi langkah tepat untuk mengarahkan mereka kembali pada ajaran Islam yang murni.
Dengan mengerjakan Shalat Bulan Safar, umat Islam bukan hanya memohon perlindungan, tapi juga menunjukkan keteguhan iman dan menjauhkan diri dari syirik serta bid’ah.
Shalat Bulan Safar adalah bukti bahwa kita lebih percaya pada kekuasaan Allah daripada mitos yang berkembang di masyarakat.
Memaknai Shalat Bulan Safar sebagai Amalan Spiritual dan Tawakal
Sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriyah, Safar sering kali dipandang negatif. Namun, Islam mengajarkan kita untuk memanfaatkan waktu-waktu seperti ini untuk memperbanyak ibadah, termasuk Shalat Bulan Safar.
Melalui pelaksanaan Shalat Bulan Safar, umat Islam dapat memperkuat spiritualitas, menghilangkan rasa takut yang tidak berdasar, serta menumbuhkan harapan baru akan pertolongan Allah SWT.
Inilah saatnya kita menjadikan bulan Safar sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebaliknya. Mari kita sebarkan pemahaman bahwa Shalat Bulan Safar adalah bentuk nyata dari iman dan rasa syukur kita, bukan karena takut pada mitos, melainkan karena cinta kepada Allah SWT.
Dengan pemahaman yang benar, insyaAllah Shalat Bulan Safar akan menjadi pelindung hati dan penguat langkah umat Islam dalam menghadapi segala ujian hidup.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
