
Rukun Iman ke-6: Memahami Makna Mendalam Iman kepada Qada dan Qadar
Rukun Iman ke-6: Memahami Makna Mendalam Iman kepada Qada dan Qadar
05/09/2025 | Humas BAZNASDalam ajaran Islam, setiap muslim wajib berpegang pada enam pilar utama yang disebut rukun iman. Salah satu pilar yang menjadi penutup dan tak kalah penting adalah Rukun Iman ke-6, yaitu beriman kepada qada dan qadar. Beriman kepada qada dan qadar berarti meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini sudah ditetapkan oleh Allah SWT, baik itu hal yang disenangi maupun yang tidak disenangi oleh manusia.
Rukun Iman ke-6 memiliki makna mendalam karena menyangkut keyakinan seorang hamba terhadap takdir Allah. Dengan iman kepada qada dan qadar, seorang muslim diajak untuk menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada, tanpa kehilangan semangat berusaha. Pemahaman ini membuat hidup menjadi lebih tenang, terarah, dan penuh makna.
Ketika seorang muslim benar-benar memahami Rukun Iman ke-6, ia tidak akan mudah berputus asa dalam menghadapi cobaan hidup. Sebaliknya, ia akan selalu bersyukur atas nikmat dan bersabar atas ujian. Inilah keindahan iman kepada qada dan qadar yang menjadi pondasi keteguhan seorang mukmin.
Pengertian Rukun Iman ke-6: Iman kepada Qada dan Qadar
Rukun Iman ke-6 adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah dalam ketetapan Allah SWT. Kata qada berarti ketetapan Allah sejak azali, sedangkan qadar berarti perwujudan dari ketetapan tersebut dalam kehidupan nyata. Artinya, setiap peristiwa yang kita alami merupakan bagian dari rencana Allah yang sempurna.
Iman kepada qada dan qadar dalam Rukun Iman ke-6 tidak menjadikan manusia pasrah buta, melainkan tetap berusaha sebaik mungkin. Karena dalam Islam, usaha (ikhtiar) dan doa adalah bagian penting dari iman. Setelah berusaha, barulah seorang muslim menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.
Keyakinan terhadap Rukun Iman ke-6 ini ditegaskan dalam firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (qadar)." (QS. Al-Qamar: 49).
Dengan memahami ayat ini, kita diajak untuk meyakini bahwa hidup tidak berjalan secara kebetulan, melainkan sudah berada dalam kendali Allah. Namun demikian, Allah juga memberi manusia kebebasan memilih dalam batas yang sudah ditentukan-Nya.
Dimensi Penting dari Rukun Iman ke-6
Ada beberapa dimensi penting dalam Rukun Iman ke-6 yang harus dipahami oleh setiap muslim. Pertama, iman kepada ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Allah Maha Mengetahui apa yang sudah, sedang, dan akan terjadi. Kedua, iman kepada pencatatan takdir dalam Lauh Mahfuzh. Semua kejadian telah tertulis sebelum ia terjadi.
Ketiga, iman kepada kehendak Allah. Tidak ada sesuatu pun yang bisa terjadi tanpa izin Allah. Keempat, iman kepada penciptaan Allah, bahwa Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu dengan hikmah. Dimensi-dimensi inilah yang membuat Rukun Iman ke-6 menjadi lebih dalam daripada sekadar keyakinan sederhana.
Dengan memahami keempat dimensi tersebut, seorang muslim akan menyadari bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana Allah. Ia akan lebih siap menghadapi ketentuan hidup, baik berupa kebahagiaan maupun ujian. Inilah salah satu hikmah besar dari Rukun Iman ke-6 yang menuntun manusia menuju ketenangan jiwa.
Hikmah dan Manfaat Beriman kepada Rukun Iman ke-6
Beriman kepada Rukun Iman ke-6 memberikan banyak hikmah dalam kehidupan seorang muslim. Pertama, menumbuhkan rasa ridha terhadap ketentuan Allah. Ridha ini membuat hati lebih tenang meskipun berada dalam kesulitan. Kedua, melahirkan sikap sabar saat menghadapi musibah, karena menyadari bahwa semua itu sudah ditentukan Allah.
Ketiga, beriman kepada Rukun Iman ke-6 akan menumbuhkan optimisme. Seorang muslim tidak akan larut dalam kesedihan atau keputusasaan, sebab ia yakin bahwa Allah selalu punya rencana terbaik. Keempat, iman ini mendorong seseorang untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan.
Selain itu, hikmah lain dari Rukun Iman ke-6 adalah menumbuhkan sikap tawakal. Seorang muslim akan berusaha keras dalam hidup, namun hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah. Dengan demikian, ia terbebas dari rasa sombong ketika berhasil, dan tidak putus asa ketika gagal.
Tantangan dalam Memahami Rukun Iman ke-6 di Era Modern
Di era modern yang serba cepat dan penuh tantangan, memahami Rukun Iman ke-6 bukanlah hal mudah. Banyak orang yang terjebak pada pandangan materialistis, sehingga mengukur segala sesuatu hanya dengan logika manusia. Padahal, takdir Allah sering kali berada di luar jangkauan nalar manusia.
Sebagian orang salah memahami Rukun Iman ke-6, menganggap bahwa iman kepada takdir berarti pasrah tanpa usaha. Padahal, Islam justru mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal. Kesalahpahaman ini harus diluruskan agar umat Islam bisa memahami takdir dengan benar.
Selain itu, ujian hidup yang berat seperti bencana, kemiskinan, atau kehilangan sering membuat manusia meragukan ketentuan Allah. Di sinilah Rukun Iman ke-6 menjadi penting, karena ia mengajarkan bahwa di balik setiap peristiwa pasti ada hikmah yang belum tentu langsung terlihat.
Pada akhirnya, Rukun Iman ke-6 adalah kunci penting dalam kehidupan seorang muslim. Iman kepada qada dan qadar membuat hati menjadi lebih tenang, pikiran lebih lapang, dan jiwa lebih kuat menghadapi segala situasi. Seorang muslim yang benar-benar mengimani qada dan qadar tidak akan mudah terguncang oleh musibah atau terbuai oleh kenikmatan dunia.
Dalam kehidupan sehari-hari, penghayatan terhadap Rukun Iman ke-6 bisa diwujudkan dengan sabar, syukur, ridha, dan tawakal. Semua itu akan menjadikan hidup lebih bermakna, penuh keberkahan, dan jauh dari keputusasaan.
Sebagai penutup, mari kita jadikan Rukun Iman ke-6 sebagai penguat iman dalam menghadapi perjalanan hidup yang penuh dinamika. Dengan keyakinan ini, kita akan semakin dekat dengan Allah dan lebih siap menjalani kehidupan dengan penuh keikhlasan.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
