Ringkasan Peristiwa di Jumadil Awal: Jejak Sejarah yang Bermakna

Ringkasan Peristiwa di Jumadil Awal: Jejak Sejarah yang Bermakna

Ringkasan Peristiwa di Jumadil Awal: Jejak Sejarah yang Bermakna

12/11/2024 | Humas BAZNAS

Jumadil awal merupakan bulan kelima dalam kalender Hijriyah. Dalam sejarah Islam, pada bulan ini terjadi sejumlah peristiwa penting dan sangat bermakna bagi sejarah perjalanan umat Islam, baik berupa pertempuran, perjanjian, serta kejadian-kejadian yang mengandung nilai-nilai spiritual dan moral yang berharga. Berikut beberapa peristiwa penting di bulan Jumadil Awal yang menjadi jejak sejarah umat Islam.

Ringkasan Peristiwa di Jumadil Awal: Perang Mu’tah

Perang ini terjadi pada 629 M atau Jumadil Awal tahun ke-8 Hijriyah antara pasukan Muslim dan Kekaisaran Bizantium di Mu'tah, sebuah daerah di Yordania. Dalam pertempuran ini pasukan muslim berjumlah 3.000 orang, yang dipimpin oleh beberapa panglima besar, seperti Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah, berhadapan dengan pasukan Bizantium yang berjumlah 100.000 hingga 200.000 orang. Kemudian umat islam dipimpin oleh Khalid bin Walid setelah ketiga pemimpin umat islam sebelumnya yang ditunjuk oleh Rasulullah gugur dalam pertempuran. Dibawah kepemimpinan Khalid bin Walid yang cerdas pasukan muslim berhasil lolos dan selamat tanpa terjadi kekalahan total.

Pertempuran Mu'tah menjadi simbol keberanian, kepemimpinan, dan taktik militer dalam sejarah Islam. Meskipun tidak menghasilkan kemenangan militer yang signifikan, pertempuran ini berhasil mempertahankan martabat Islam dan membuka jalan bagi ekspansi Islam ke wilayah-wilayah lain.

Ringkasan Peristiwa Jumadil Awal: Pengiriman Surat Rasulullah ke Penguasa Dunia
Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-7 Hijriyah, setelah terjadinya perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah mulai mengirimkan surat kepada beberapa pemimpin besar dunia di sekitar Jazirah Arab. Surat-surat ini bertujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian dan mengajak para pemimpin untuk menerima Islam. Berikut beberapa penguasa yang menerima surat dari Rasululah :

1.      Kaisar Heraklius, Kaisar Romawi Timur (Bizantium)
Surat untuk Heraklius dibawa oleh Dihyah Al-Kalbi, salah satu sahabat Rasulullah. Heraklius menerima surat tersebut dengan hormat dan mempertimbangkannya secara serius. Meskipun Heraklius tertarik dengan pesan Islam dan bahkan menunjukkan minat untuk menerima dakwah, dia akhirnya menolak karena tekanan politik dan kekhawatiran akan reaksi rakyatnya.

2.      Kaisar Persia, Raja Khosrow II (Kisra)
Surat untuk Kisra Persia disampaikan oleh Abdullah bin Hudhafah As-Sahmi. Namun, Kisra Khosrow merobek-robek surat tersebut karena merasa terhina, dengan pernyataan Nabi Muhammad yang menyebutkan dirinya dalam posisi setara. Ketika Rasulullah mendengar hal ini, beliau berkata, "Semoga Allah mencabik-cabik kerajaannya," dan tak lama setelah itu, kekaisaran Persia pun mengalami kemunduran yang akhirnya runtuh.

3.      Negus (Najashi), Raja Habasyah (Abyssinia)
Negus menerima surat dari Rasulullah dengan hati terbuka. Ia terkenal dengan keadilannya, dan sebelumnya telah memberikan perlindungan kepada kaum Muslimin yang hijrah ke Abyssinia. Ada beberapa Riwayat yang menyatakan bahwa ia akhirnya memeluk Islam. Bahkan ketika ia wafat Rasulullah mengadakan shalat gaib untuknya.

4.      Muqawqis, Penguasa Mesir
Muqawqis, menerima surat dari Rasulullah dengan hormat. Ia menyambut utusan Rasulullah dengan baik dan memberikan beberapa hadiah sebagai tanda penghormatan. Meskipun Muqawqis tidak menerima Islam, ia tetap menunjukkan sikap yang sopan dan menghormati Rasulullah serta risalah Islam.

5.      Penguasa Oman, Raja Jaifar dan Raja ‘Abd
Dua penguasa Oman ini menerima surat dari Rasulullah yang dibawa oleh ‘Amr bin Al-‘As. Kedua raja tersebut menerima dakwah Islam dan akhirnya masuk Islam setelah berdiskusi dengan utusan Rasulullah.

6.      Penguasa Bahrain, Al-Mundzir bin Sawa
Setelah menerima surat dari Rasulullah, Al-Mundzir menerima Islam dan menerapkan ajaran Islam di wilayahnya.

Ringkasan Peristiwa Jumadil Awal: Kisah Pengiriman Pasukan Usamah bin Zaid

Pada tahun 11 Hijriyah, menjelang wafatnya Rasulullah SAW, menginstruksikan pengiriman pasukan di bawah komando Usamah bin Zaid, seorang sahabat muda, dengan tujuan mempersiapkan pasukan untuk berperang melawan Romawi di Syam (wilayah yang sekarang meliputi Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania). Tujuan utama pengiriman pasukan ini adalah untuk membalas serangan dan mengamankan perbatasan dari ancaman Romawi setelah perang Mu’tah, dimana banyak sahabat yang gugur.

Meskipun perintah ini sempat tertunda karena wafatnya Rasulullah, pasukan Usamah tetap berangkat atas perintah Khalifah Abu Bakar meskipun banyak sahabat senior yang awalnya merasa ragu. Pasukan ini berhasil menjalankan misi dengan baik dan menjadi simbol kepercayaan Rasulullah terhadap generasi muda serta pelajaran penting tentang kepatuhan dan disiplin dalam mengikuti arahan pemimpin.

Ringkasan Peristiwa Jumadil Awal: Perjanjian Damai dengan Suku-suku Sekitar

Di bulan Jumadil Awal, tercatat pula sejumlah perjanjian damai dan kesepakatan antara kaum Muslimin dan suku-suku di sekitar Jazirah Arab. Dalam beberapa riwayat, bulan ini menjadi momen perjanjian penting yang menegaskan prinsip damai dan toleransi dalam Islam. Perjanjian-perjanjian ini menunjukkan betapa pentingnya perdamaian dan diplomasi dalam penyebaran Islam, dan memberikan pelajaran tentang cara menjaga keharmonisan dengan pihak-pihak lain.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ