
Puasa Sunnah Asyura: Tata Cara, Niat, dan Keutamaannya
Puasa Sunnah Asyura: Tata Cara, Niat, dan Keutamaannya
31/07/2025 | Humas BAZNASPuasa Sunnah Asyura adalah salah satu ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Ibadah ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah. Dalam sejarahnya, Puasa Sunnah Asyura telah dikenal bahkan sebelum kewajiban puasa Ramadan diturunkan. Rasulullah SAW sendiri melaksanakan dan menganjurkan puasa ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas diselamatkannya Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Ketika ditanya alasannya, mereka menjawab bahwa hari itu adalah hari kemenangan Nabi Musa. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada mereka,” dan beliau pun berpuasa pada hari tersebut serta menganjurkan umat Islam untuk ikut berpuasa.
Keistimewaan Puasa Sunnah Asyura tidak hanya karena sejarahnya, tetapi juga karena ganjarannya yang besar. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.” Ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah bagi hamba-hamba-Nya yang menjalankan Puasa Sunnah Asyura dengan penuh keikhlasan.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mengetahui lebih dalam tentang tata cara, niat, dan keutamaan dari Puasa Sunnah Asyura. Dengan begitu, ibadah ini bisa dijalankan dengan penuh pemahaman dan kekhusyukan, serta meraih keutamaannya sebagaimana yang dijanjikan.
Tata Cara Puasa Sunnah Asyura yang Benar
Menjalankan Puasa Sunnah Asyura tidaklah rumit. Tata cara pelaksanaannya pada dasarnya sama seperti puasa sunnah lainnya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar puasa ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Pertama, Puasa Sunnah Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Untuk lebih menyempurnakannya, disunnahkan juga berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu'a) atau bahkan menambahkan tanggal 11 Muharram. Ini berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi dengan berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya.” (HR. Ahmad)
Kedua, Puasa Sunnah Asyura tidak memerlukan sahur secara khusus, namun tetap dianjurkan untuk bersahur sebagaimana sunnah dalam setiap puasa. Niat puasa bisa dilakukan di malam hari hingga sebelum tergelincirnya matahari (zuhur), asalkan belum makan dan minum sejak fajar.
Ketiga, dalam menjalankan Puasa Sunnah Asyura, umat Islam dianjurkan untuk menjaga akhlak dan menghindari perbuatan sia-sia agar pahala puasa tetap utuh. Puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga lisan, pandangan, serta perbuatan dari hal-hal yang dilarang.
Keempat, tidak ada ritual khusus saat berbuka Puasa Sunnah Asyura. Cukup dengan membaca doa berbuka dan menyantap makanan secukupnya. Namun, memperbanyak doa dan ibadah di hari Asyura sangat dianjurkan karena merupakan hari yang penuh keberkahan.
Kelima, jika seseorang tidak mampu berpuasa dua hari, maka cukup menjalankan Puasa Sunnah Asyura pada tanggal 10 Muharram. Meski tidak disertai tanggal 9 atau 11, pahala dari puasa ini tetap besar sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Nabi SAW.
Lafal Niat Puasa Sunnah Asyura
Niat adalah rukun penting dalam ibadah puasa. Begitu pula dalam Puasa Sunnah Asyura, niat menjadi penentu sah atau tidaknya puasa seseorang. Niat tidak harus diucapkan secara lisan, namun jika ingin dilafalkan sebagai bentuk penguatan niat hati, berikut adalah lafal niatnya:
“Nawaitu shauma yauma ‘Asyura sunnatan lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya niat puasa sunah Asyura karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Sunnah Asyura dapat dilakukan di malam hari sebelum fajar, sebagaimana lazimnya puasa wajib. Namun karena ini adalah puasa sunnah, diperbolehkan untuk berniat di pagi hari asalkan belum makan, minum, dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Yang perlu ditekankan, niat dalam hati sudah cukup dan tidak wajib dilafalkan. Lafal lisan hanya sebagai bentuk penguatan dan pembiasaan. Allah Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya, sehingga asal seseorang memiliki tekad kuat untuk berpuasa, niat tersebut sudah sah.
Sebaiknya niat Puasa Sunnah Asyura dilakukan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Jangan sampai puasa dijalankan hanya karena ikut-ikutan atau untuk pamer di hadapan manusia. Keikhlasan menjadi kunci diterimanya amal di sisi Allah SWT.
Dalam praktiknya, niat juga perlu dibarengi dengan persiapan diri secara fisik dan mental. Karena Puasa Sunnah Asyura termasuk amalan yang istimewa, hendaknya kita menyambutnya dengan gembira dan penuh rasa syukur kepada Allah SWT.
Keutamaan Puasa Sunnah Asyura
Keutamaan Puasa Sunnah Asyura sangat besar, bahkan Rasulullah SAW menjadikannya sebagai salah satu hari yang paling utama untuk berpuasa. Dalam hadits sahih riwayat Muslim, Nabi SAW bersabda: “Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.”
Keutamaan pertama dari Puasa Sunnah Asyura adalah pengampunan dosa selama satu tahun yang lalu. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang masih diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
Keutamaan kedua adalah mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sangat menekankan pentingnya puasa ini, bahkan beliau menjalankannya sebelum diwajibkannya puasa Ramadan. Maka dari itu, Puasa Sunnah Asyura menjadi bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah SAW dengan mengikuti jejak beliau.
Keutamaan ketiga, Puasa Sunnah Asyura menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam bulan Muharram yang termasuk bulan haram (suci), segala amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, puasa di hari Asyura menjadi momen terbaik untuk meningkatkan ketakwaan.
Keutamaan keempat adalah sebagai bentuk syukur atas nikmat keselamatan, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Musa AS saat diselamatkan dari kejaran Fir’aun. Dengan berpuasa di hari Asyura, kita meneladani rasa syukur tersebut.
Keutamaan kelima dari Puasa Sunnah Asyura adalah menghapus dosa-dosa kecil, serta membuka pintu-pintu kebaikan lainnya. Hal ini tentu tidak boleh dilewatkan oleh setiap Muslim yang menginginkan ampunan dan ridha Allah SWT.
Jadikan Puasa Sunnah Asyura sebagai Amalan Rutin
Puasa Sunnah Asyura bukan hanya ibadah tahunan yang penuh nilai sejarah, tapi juga sarana memperbaiki diri dan menghapus dosa masa lalu. Umat Islam hendaknya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melaksanakan Puasa Sunnah Asyura setiap 10 Muharram sebagai bukti cinta kepada Rasulullah SAW dan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Di tengah kehidupan yang penuh ujian dan godaan, Puasa Sunnah Asyura adalah pelindung jiwa dan pengingat atas nikmat serta keselamatan yang diberikan oleh Allah SWT. Ibadah ini juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memberikan solusi dan pembinaan spiritual sepanjang tahun.
Mari jadikan Puasa Sunnah Asyura sebagai bagian dari rutinitas tahunan yang bernilai ibadah. Dengan niat yang ikhlas, tata cara yang benar, dan pemahaman akan keutamaannya, semoga puasa kita diterima dan menjadi wasilah menuju ampunan Allah SWT.
Dengan menghidupkan Puasa Sunnah Asyura, kita turut menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dan mempererat hubungan spiritual kita dengan Allah. Jangan biarkan hari Asyura berlalu begitu saja tanpa makna. Jadikan hari itu sebagai momentum hijrah menuju pribadi yang lebih baik.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
