Peristiwa di Bulan Jumadil Awal yang Membentuk Sejarah Islam
Peristiwa di Bulan Jumadil Awal yang Membentuk Sejarah Islam
12/11/2024 | Humas BAZNASJumadil Awal merupakan permulaan musim dingin di negara-negara Arab. Umumnya musim dingin ini berlangsung selama dua bulan yaitu dari Jumadil Awal hingga Jumadil Akhir. Selain terjadinya musim dingin, pada bulan Jumadil Awal ini juga banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting yang menjadi sejarah bagi umat Islam. Pada bulan Jumadil Awal ini juga Rasulullah menikahi istri pertamanya yaitu Khadijah binti Khuwailid. Berikut beberapa peristiwa penting lainnya yang terjadi pada Jumadil Awal.
Peristiwa di Bulan Jumadil Awal: Perang Al- Asyirah
Perang Al-Asyirah atau ekspedisi Al-Asyirah adalah salah satu ekspedisi penting yang terjadi pada bulan Jumadil Awal tahun 2 Hijriyah. Ekspedisi ini dipimpin langsung oleh nabi Muhammad SAW bertujuan untuk menghadang kafilah dagang Quraisy yang menuju Syam (Syria). Hasil perdagangan dari kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb ini dipergunakan untuk mendanai peperangan melawan kaum muslimin.
Nabi Muhammad mengetahui tentang perjalanan kafilah ini dan memutuskan mengirim pasukan sekitar 150-200 pasukan kaum Muslimin untuk mengahadang kafilah dagang Quraisy, dalam perjalan menuju Syam hingga beliau sampai di Al-Asyirah di wilayah Yanbu (dekat Laut Merah). Ternyata kafilah Quraisy telah berlalu, sehingga tidak terjdi pertempuran. Pada ekspedisi ini Rasulullah SAW melakukan perjanjian damai dengan Bani Mudlij dan sekutu mereka dari Bani Dhamrah.
Peristiwa di Bulan Jumadil Awal: Perang Dzatur Riqa
Ekspedisi ini bertujuan untuk menekan ancaman dari suku-suku di sekitar Madinah yang merencanakan serangan terhadap kaum Muslimin. Menurut Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, perang Dzatur Riqa dipicu oleh penghianatan suku-suku Najd hingga mengakibatkan terbunuhnya 70 sahabat yang ditugaskan Rasulullah sebagai juru dakwah. Rasulullah beserta 400 hingga 700 orang sahabat pada Jumadil Awal, tahun keempat Hijriah untuk menghadapi Muharib dan orang-orang dari keluarga besar Bani Tsa’labah bin Sa’ad bin Ghathfan. Sesampainya di Dzatur Riqa, pasukan Muslim bertemu dengan suku-suku yang menjadi ancaman. Namun, suku-suku tersebut menghindari konfrontasi langsung dengan kaum Muslimin, kemungkinan karena gentar terhadap kekuatan pasukan Nabi.
Nama Dzatur Riqa berasal dari kondisi medan yang berbatu dan penuh celah, atau bisa juga merujuk pada perban yang dipakai oleh para sahabat yang mengalami luka di perjalanan. Namun ada pula yang menyebutkan bahwa nama ini muncul karena para sahabat yang mengikat pakaian atau alas kaki mereka dengan kain-kain yang robek sebagai tanda ketahanan mereka menghadapi kondisi berat.
Perang Dzatur Riqa adalah ekspedisi penting yang memperkuat posisi kaum Muslimin di Jazirah Arab, menunjukkan ketangguhan mereka, serta memberikan pesan yang kuat kepada suku-suku di sekitar Najd bahwa kaum Muslimin tidak akan tinggal diam terhadap setiap ancaman yang ada.
Peristiwa di Bulan Jumadil Awal: Perang Lihyan
Perang Bani Lahyan adalah salah satu peristiwa sejarah yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Perang ini berlangsung pada bulan September 627M atau Rabi’ul Awal atau Jumada al-Ula 6 Hijriyah di daerah Hijaz, dekat perbatasan Mekah.
Perang ini dilakukan sebagai bentuk upaya Nabi Muhammad SAW menuntut keadilan atas pembunuhan 10 orang sahabat dalam peristiwa Al-Raji’. Peristiwa Ar-Raji’ ini terjadi karena suku ‘Adhal dan ‘Udhul yang tinggal di daerah Ar-Raji’. Suku-suku ini mengaku ingin mempelajari islam dan meminta Rasulullah untuk mengirimkan utusan yang bisa mengajarkan mereka tentanga agama Islam. Namun ternyata permintaan itu hanyalah tipu daya untuk menyerang dan membunuh utusan Nabi Muhammad SAW. Suku ‘Adhal dan‘Udhul bekerja sama dengan suku Al-Qarah dan Bani Lahyan yang merupakan sekutu Quraisy.
Nabi Muhammad SAW memimpin sendiri perang ini dengan membawa sekitar 200 orang pasukan berkuda menuju daerah Bani Lahyan. Setibanya di daerah Bani Lahyan, suku tersebut sudah melarikan diri ke pegunungan. Hal ini terjadi karena adanya salah satu sahabat yaitu Hatib bin Abi Balta’ah yang mengkhianati kaum muslimin dan memberikan informasi terkait rencana penyerbuan kaum Muslimin. Sehingga tidak terjadinya pertempuran langsung.
Meski tidak terjadi pertempuran besar, perang ini menunjukkan ketegasan Nabi Muhammad SAW dalam melindungi umat Islam dari pengkhianatan dan memperkuat posisi kaum Muslimin di wilayah Arab.
Peristiwa di Bulan Jumadil Awal: Pertempuran Mu’tah
Perang Mu’tah merupakan salah satu pertempuran dalam Sejarah islam. Perang ini terjadi pada 629M atau Jumadil Awal tahun ke-8 Hijriyah. Pertempuran ini berlangsung di wilayah Mu'tah, yang sekarang terletak di Yordania, dan melibatkan pasukan Muslim yang berhadapan dengan pasukan besar dari Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur).
Perang Mu’tah dipicu oleh pembunuhan seorang utusan Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Harits bin Umair Al-Azdi, yang diutus kepada penguasa Busra (sebuah kota di Syam) untuk menyampaikan pesan Islam. Dalam perjalanan, Al-Harits dibunuh oleh penguasa Ghassan, yang merupakan sekutu Bizantium.
Dalam aturan diplomasi, membunuh seorang utusan dianggap sebagai pelanggaran berat. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk mengirim pasukan yang berjumlah sekitar 3.000 orang dengan dipimpin oleh tiga panglima yaitu Zaid bin Haritsah sebagai panglima utama, diikuti oleh Ja'far bin Abi Thalib jika Zaid gugur, dan kemudian Abdullah bin Rawahah jika Ja'far juga gugur.
Ketika pasukan Muslim tiba di Mu’tah, mereka menemukan bahwa pasukan Bizantium berjumlah 100.000 hingga 200.000 orang, dipimpin oleh komandan-komandan Romawi. Dalam perang ini tiga panglima yang ditunjuk oleh Rasulullah untuk memimpin semuanya wafat. Akhirnya, komando diserahkan kepada Khalid bin Walid, yang dikenal sebagai ahli strategi militer. Dengan kecerdasan dan strateginya Khalid berhasil menarik pasukan Muslim mundur dengan selamat tanpa terjadi kekalahan total.
Pertempuran Mu'tah menjadi simbol keberanian, kepemimpinan, dan taktik militer dalam sejarah Islam. Meskipun tidak menghasilkan kemenangan militer yang signifikan, pertempuran ini berhasil mempertahankan martabat Islam dan membuka jalan bagi ekspansi Islam ke wilayah-wilayah lain.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.