Perintah Berkurban Langsung dari Al-Quran, Ini Dalil dan Hikmahnya

Perintah Berkurban Langsung dari Al-Quran, Ini Dalil dan Hikmahnya

Perintah Berkurban Langsung dari Al-Quran, Ini Dalil dan Hikmahnya

21/05/2025 | NOV

Dalam ajaran Islam, ibadah kurban memiliki kedudukan yang sangat istimewa, terutama saat memasuki bulan Dzulhijjah. Banyak umat Islam yang melaksanakan ibadah ini setiap tahun, namun tidak semua mengetahui bahwa perintah berkurban datang langsung dari Al-Qur’an sebagai sumber hukum tertinggi dalam Islam. Memahami dalil dan hikmah dari perintah berkurban bukan hanya memperkaya ilmu, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah yang dilakukan.

Artikel ini akan mengupas secara tuntas tentang perintah berkurban, mulai dari dalil dalam Al-Qur’an, penjelasan para ulama, hingga hikmah di baliknya. Dengan memahami esensinya, umat Islam dapat menjalankan ibadah kurban dengan lebih ikhlas dan penuh penghayatan, sebagaimana yang dicontohkan para nabi terdahulu.

Perintah Berkurban dalam Al-Qur’an: Sumber Utama Syariat
Sebagai umat Islam, kita meyakini bahwa segala bentuk ibadah harus memiliki dasar yang jelas dalam Al-Qur’an atau sunnah Rasulullah SAW. Dalam hal ini, perintah berkurban tercantum secara eksplisit dalam Surah Al-Kautsar ayat 2:

"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS. Al-Kautsar: 2)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa perintah berkurban berdampingan dengan perintah mendirikan shalat. Ini menandakan pentingnya ibadah kurban dalam Islam, bahkan dikaitkan langsung dengan bentuk ibadah yang paling agung, yaitu shalat. Ulama menafsirkan bahwa kata "wanhar" (dan berkurbanlah) adalah bentuk perintah yang wajib bagi yang mampu.

Selain itu, perintah berkurban juga ditemukan dalam Surah Al-Hajj ayat 36:

"Dan telah Kami jadikan unta-unta itu sebagai syi’ar Allah bagi kamu, kamu memperoleh kebaikan darinya. Maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri dan telah terikat, kemudian apabila telah roboh (mati), makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang merasa cukup dan orang yang meminta." (QS. Al-Hajj: 36)

Ayat ini menegaskan bahwa perintah berkurban merupakan bagian dari syi’ar Allah, yaitu simbol-simbol kebesaran Islam yang harus dijunjung tinggi. Maka menjalankan kurban bukan sekadar budaya, tetapi perintah langsung dari Allah SWT kepada hamba-Nya.

Dengan dalil yang kuat dalam Al-Qur’an, tidak diragukan lagi bahwa perintah berkurban adalah syariat Islam yang harus dijalankan oleh setiap Muslim yang mampu. Ibadah ini bukan hasil konsensus manusia, melainkan wahyu ilahi yang diturunkan untuk menguji ketaatan dan ketulusan hamba-Nya.

Perintah Berkurban dalam Hadis dan Penjelasan Ulama

Selain Al-Qur’an, perintah berkurban juga ditegaskan dalam banyak hadis Rasulullah SAW. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah:

“Barangsiapa yang memiliki kelapangan (harta) lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)

Hadis ini menunjukkan bahwa perintah berkurban bukan hanya anjuran, tetapi mendekati kewajiban bagi mereka yang mampu. Para ulama seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, dan Imam Ahmad menyatakan bahwa kurban hukumnya sunnah muakkad, yaitu sangat dianjurkan dan hampir mendekati wajib.

Imam Abu Hanifah bahkan berpendapat bahwa perintah berkurban adalah wajib bagi Muslim yang mampu secara finansial. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Islam dalam menekankan pelaksanaan ibadah kurban. Penekanan ini bukan tanpa alasan, karena kurban merupakan bentuk konkret dari ketaatan kepada Allah dan kepedulian sosial.

Ulama kontemporer seperti Syaikh Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya Fiqh Al-Daulah juga menegaskan bahwa perintah berkurban bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menguatkan ukhuwah islamiyah melalui distribusi daging kurban kepada fakir miskin dan keluarga yang membutuhkan.

Dengan demikian, kita melihat bahwa perintah berkurban memiliki dasar yang sangat kuat dalam hadis-hadis shahih serta penjelasan para ulama klasik maupun modern. Umat Islam tidak boleh menganggap remeh ibadah ini, apalagi jika memiliki kemampuan secara ekonomi.

Makna dan Hikmah dari Perintah Berkurban

Selain menjalankan perintah, seorang Muslim juga perlu memahami makna dan hikmah dari setiap ibadah. Dalam hal ini, perintah berkurban mengandung banyak pelajaran spiritual dan sosial yang luar biasa. Pertama-tama, kurban mengajarkan keikhlasan dalam beramal. Sebagaimana firman Allah:

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

Ayat tersebut menegaskan bahwa perintah berkurban bukan tentang hewan semata, tetapi soal ketakwaan dan keikhlasan dalam hati. Ibadah ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, melepaskan ego dan keinginan duniawi, serta mengutamakan perintah Tuhan di atas segalanya.

Kedua, hikmah dari perintah berkurban adalah menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial. Daging kurban yang dibagikan kepada yang membutuhkan menjadi bentuk nyata solidaritas dalam Islam. Ini memperkuat ukhuwah islamiyah dan menjadikan umat Islam lebih bersatu dalam kasih sayang.

Ketiga, kurban juga menjadi momentum muhasabah, yaitu introspeksi diri. Melalui perintah berkurban, kita diajak merenungi apa saja yang telah kita korbankan untuk agama dan bagaimana cara kita mendekatkan diri kepada Allah SWT. Apakah kita hanya menjalankan ritual, atau benar-benar meneladani ketakwaan Nabi Ibrahim AS?

Keempat, ibadah ini menjadi pengingat tentang keberanian dalam berkorban. Dalam kehidupan sehari-hari, perintah berkurban mendorong kita untuk siap mengorbankan waktu, harta, bahkan kenyamanan demi menegakkan kebaikan dan kebenaran. Ini adalah nilai yang sangat penting untuk ditanamkan dalam masyarakat modern.

Akhirnya, perintah berkurban juga membawa keberkahan dalam hidup. Setiap tetesan darah hewan kurban yang dilakukan dengan ikhlas akan menjadi saksi ketaatan di hari akhir, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Tidak ada amalan anak Adam yang lebih dicintai Allah pada hari Nahr selain menyembelih hewan kurban…” (HR. Tirmidzi)

Menjalankan Perintah Berkurban di Era Modern

Di zaman modern ini, perintah berkurban tetap relevan dan bahkan semakin penting. Meskipun teknologi dan kemajuan telah mengubah banyak hal dalam kehidupan, nilai-nilai spiritual dan sosial dari kurban tidak pernah lekang oleh waktu.

Kini, banyak lembaga yang memfasilitasi pelaksanaan perintah berkurban secara lebih praktis, termasuk penyaluran hewan kurban ke daerah terpencil atau wilayah bencana. Ini menjadi cara baru dalam mengamalkan syariat dengan tetap menjangkau mereka yang membutuhkan.

Namun demikian, umat Islam tetap harus menjaga niat dan tujuan dari perintah berkurban. Jangan sampai teknologi dan kemudahan membuat kita lupa bahwa inti dari ibadah ini adalah ketakwaan dan pengabdian kepada Allah SWT. Pemilihan hewan kurban yang layak, syarat usia yang tepat, dan proses penyembelihan yang sesuai syariat harus tetap diperhatikan.

Umat Islam juga harus melibatkan keluarga dalam memahami makna perintah berkurban. Ajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya berbagi, pengorbanan, dan rasa syukur. Dengan begitu, nilai-nilai luhur dari ibadah ini akan terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Melaksanakan perintah berkurban di era modern bukan hanya tentang menyembelih hewan, tapi juga tentang menyebarkan semangat kasih sayang, keadilan, dan pengabdian kepada Tuhan di tengah masyarakat yang semakin kompleks.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa perintah berkurban bukan sekadar tradisi atau budaya, melainkan bagian dari syariat Islam yang bersumber langsung dari Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW. Ibadah ini memiliki hikmah yang dalam, baik dari sisi spiritual maupun sosial.

Melalui perintah berkurban, Allah SWT menguji keimanan dan keikhlasan kita. Maka dari itu, setiap Muslim yang mampu hendaknya melaksanakan kurban sebagai bentuk kepatuhan dan ketakwaan kepada-Nya. Jangan pandang ibadah ini sebagai beban, tetapi sebagai peluang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Mari kita sambut datangnya Idul Adha dengan kesiapan hati dan harta. Jadikan perintah berkurban sebagai sarana untuk memperbaiki diri, menebar kebaikan, dan membangun masyarakat yang lebih berempati serta bertakwa.

BAZNAS memberi kemudahan untuk masyarakat yang ingin berkurban. Caranya mudah, Anda bisa mengunjungi link Kurban BAZNAS lalu ikuti petunjuknya.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ