Niat Sahur: Lafal, Keutamaan, dan Cara Melafalkannya dengan Benar

Niat Sahur: Lafal, Keutamaan, dan Cara Melafalkannya dengan Benar

Niat Sahur: Lafal, Keutamaan, dan Cara Melafalkannya dengan Benar

21/02/2025 | Nadia Nur Fadilah | NOV

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Sebelum memulai puasa, terdapat amalan penting yang harus diperhatikan, yaitu niat sahur. Niat ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi memiliki makna mendalam dalam memastikan keabsahan dan keberkahan puasa yang dijalankan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai niat sahur, mulai dari lafal, keutamaan, hingga cara melafalkannya dengan benar.

Lafal Niat Sahur yang Benar

Melafalkan niat sahur dengan benar adalah langkah awal yang krusial dalam memulai puasa. Niat ini sebaiknya diucapkan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, menegaskan komitmen kita untuk menjalankan ibadah puasa karena Allah SWT. Berikut adalah lafal niat sahur yang umum digunakan:

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.

Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala." 

Penting untuk diingat bahwa niat sahur harus dilakukan setiap malam sebelum fajar selama bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan pendapat dalam Mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa niat puasa wajib diperbarui setiap harinya. 

Keutamaan Niat Sahur dalam Puasa

Melaksanakan niat sahur memiliki beberapa keutamaan yang penting bagi setiap Muslim. Pertama, niat sahur menegaskan kesungguhan dan komitmen kita dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan niat yang tulus, puasa yang kita laksanakan akan lebih bermakna dan diterima oleh Allah SWT.

Kedua, niat sahur membedakan antara puasa yang dilakukan karena kewajiban agama dengan puasa yang mungkin dilakukan karena alasan lain, seperti diet atau kesehatan. Dengan melafalkan niat sahur, kita menegaskan bahwa puasa yang kita jalankan semata-mata untuk memenuhi perintah Allah SWT.

Ketiga, niat sahur juga menjadi pembeda antara puasa umat Islam dengan puasa yang dilakukan oleh umat lain. Rasulullah SAW bersabda, "Perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur." 

Keempat, waktu sahur adalah waktu yang penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda, "Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bershalawat untuk mereka yang bersahur." 

Dengan memahami keutamaan-keutamaan tersebut, kita diharapkan dapat lebih menghargai dan tidak mengabaikan niat sahur dalam setiap pelaksanaan puasa.

Cara Melafalkan Niat Sahur dengan Benar

Agar niat sahur yang kita ucapkan sah dan diterima, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melafalkannya.

  1. Waktu Pelafalan: Niat sahur harus dilafalkan pada malam hari sebelum terbit fajar. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan, "Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya."

  2. Kesadaran Penuh: Saat melafalkan niat sahur, pastikan kita dalam keadaan sadar dan memahami makna dari niat yang diucapkan. Hindari melafalkan niat dalam keadaan mengantuk atau setengah sadar.

  3. Bahasa yang Digunakan: Meskipun lafal niat sahur dalam bahasa Arab lebih utama, bagi yang tidak memahami bahasa Arab, diperbolehkan melafalkannya dalam bahasa yang dipahami, seperti bahasa Indonesia. Yang terpenting adalah memahami makna dan tujuan dari niat tersebut.

  4. Pengucapan yang Jelas: Usahakan untuk melafalkan niat sahur dengan pengucapan yang jelas dan tidak tergesa-gesa. Hal ini untuk memastikan bahwa niat yang diucapkan benar dan sesuai dengan tuntunan.

  5. Konsistensi: Lafalkan niat sahur setiap malam selama bulan Ramadhan. Meskipun ada pendapat yang membolehkan niat untuk sebulan penuh, namun untuk kehati-hatian, sebaiknya niat diperbarui setiap malam.

Kesalahan Umum Melafalkan Niat Sahur

  1. Menunda Niat hingga Setelah Fajar
    Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah menunda niat sahur hingga setelah fajar atau bahkan saat hari sudah siang. Padahal, menurut pendapat Mazhab Syafi’i dan Hambali, niat puasa wajib harus dilakukan sebelum fajar. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya tidak sah dan harus diganti di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengingat dan melafalkan niat sahur sebelum waktu Subuh tiba.

  2. Melafalkan Niat Tanpa Kesadaran Penuh
    Dalam Islam, niat bukan hanya sekadar bacaan yang diucapkan, tetapi juga mencerminkan kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah. Banyak orang melafalkan niat sahur dalam keadaan setengah sadar karena mengantuk atau terburu-buru. Hal ini dapat mengurangi kekhusyukan dalam beribadah. Sebaiknya, pastikan diri dalam keadaan sadar dan memahami maksud dari niat yang diucapkan.

  3. Menganggap Niat Sahur Hanya Sah Jika Diucapkan Secara Lisan
    Beberapa orang berpikir bahwa niat sahur harus selalu diucapkan dengan lisan agar sah. Padahal, dalam Islam, niat sejatinya adalah ketetapan dalam hati. Jika seseorang telah memiliki keinginan kuat untuk berpuasa esok hari dan hal itu terpatri dalam pikirannya, maka niatnya sudah sah meskipun tidak diucapkan secara verbal. Namun, mengucapkannya tetap dianjurkan untuk memperjelas dan memperkuat niat tersebut.

  4. Menganggap Satu Kali Niat di Awal Ramadhan Sudah Cukup untuk Sebulan
    Ada sebagian orang yang berniat untuk berpuasa selama satu bulan penuh hanya dengan satu kali niat di awal Ramadhan. Meskipun ada pendapat yang membolehkan hal ini, tetapi mayoritas ulama, khususnya dari Mazhab Syafi’i, berpendapat bahwa niat sahur harus diperbarui setiap malam sebelum puasa dimulai. Oleh karena itu, lebih baik melafalkan niat setiap malam agar lebih yakin bahwa ibadah puasa yang dijalankan sah dan sesuai tuntunan.

  5. Membaca Niat dengan Lafal yang Tidak Tepat
    Terkadang, seseorang bisa keliru dalam membaca lafal niat sahur, baik karena terburu-buru atau kurang memahami bacaan yang benar. Jika terjadi kesalahan dalam pengucapan yang menyebabkan perubahan makna, maka sebaiknya segera diperbaiki dan diucapkan kembali dengan lafal yang tepat. Untuk itu, penting bagi setiap Muslim untuk menghafalkan dan memahami bacaan niat sahur yang benar agar tidak terjadi kekeliruan.

Niat sahur merupakan elemen penting dalam ibadah puasa yang tidak boleh diabaikan. Dengan niat yang benar dan kesungguhan hati, puasa yang kita jalankan akan lebih bermakna dan mendapat berkah dari Allah SWT. Menghindari kesalahan dalam melafalkan niat sahur juga menjadi bagian dari usaha kita dalam menyempurnakan ibadah. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berniat sebelum fajar, melafalkannya dengan sadar, dan memahami esensi dari niat itu sendiri agar puasa yang kita jalani sah dan penuh keberkahan.

 

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ