Niat Puasa Asyura 10 Muharram dan Tata Cara Pelaksanaannya

Niat Puasa Asyura 10 Muharram dan Tata Cara Pelaksanaannya

Niat Puasa Asyura 10 Muharram dan Tata Cara Pelaksanaannya

07/07/2025 | Humas BAZNAS

Dalam kalender Hijriyah, terdapat beberapa momen istimewa yang memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Islam. Salah satunya adalah puasa Asyura yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram. Di balik pelaksanaannya, terdapat amalan utama yang tidak boleh dilewatkan, yaitu niat puasa Asyura 10 Muharram. Tanpa niat yang benar, ibadah puasa bisa menjadi tidak sah. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami niat, tata cara, dan keutamaannya dengan baik agar ibadah tersebut bernilai di sisi Allah SWT.

Keutamaan Puasa Asyura dan Pentingnya Niat yang Benar

Bulan Muharram termasuk dalam empat bulan mulia dalam Islam, dan hari ke-10 Muharram atau hari Asyura memiliki sejarah dan keutamaan tersendiri. Pada hari ini, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun. Rasulullah SAW pun berpuasa pada hari tersebut dan menganjurkan umatnya untuk mengikutinya. Namun, sebelum melaksanakan ibadah tersebut, seorang Muslim harus menetapkan niat puasa Asyura 10 Muharram dalam hatinya.

Keutamaan puasa Asyura sangat luar biasa. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu.” Hadits ini menunjukkan betapa besar ganjaran yang diberikan bagi mereka yang menjalankan ibadah ini dengan ikhlas, dimulai dari niat yang benar. Maka tak heran jika pembahasan tentang niat puasa Asyura 10 Muharram menjadi topik penting menjelang masuknya bulan Muharram.

Ketika seorang Muslim hendak menjalankan puasa Asyura, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meluruskan niat. Niat puasa Asyura 10 Muharram tidak harus diucapkan dengan lisan, karena niat adalah urusan hati. Namun, banyak ulama membolehkan melafalkan niat untuk membantu menghadirkan kesungguhan dalam hati, khususnya bagi orang awam.

Mengetahui keutamaan ini seharusnya mendorong umat Islam untuk bersiap-siap menyambut datangnya 10 Muharram. Sebelum hari itu tiba, sebaiknya umat Islam memahami terlebih dahulu niat puasa Asyura 10 Muharram dan tata cara pelaksanaannya. Dengan begitu, ibadah yang dilakukan benar-benar mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.

Salah satu bentuk kesungguhan dalam beribadah adalah dengan mencari tahu hukum, niat, dan tata cara yang sesuai sunnah. Itulah mengapa membahas niat puasa Asyura 10 Muharram sangat relevan dan penting sebagai bagian dari pemahaman keagamaan yang mendalam.

Lafal dan Hukum Niat Puasa Asyura 10 Muharram

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana bentuk niat puasa Asyura 10 Muharram secara benar. Perlu diketahui bahwa niat adalah syarat sahnya puasa. Tanpa niat, puasa seseorang tidak akan diterima karena niat merupakan pembeda antara ibadah dan aktivitas biasa.

Secara hukum, niat boleh dilakukan dalam hati saja, tanpa harus dilafalkan. Namun, dalam praktik keseharian, ulama sering mengajarkan bentuk bacaan niat untuk membantu kaum Muslimin memahami tujuan puasanya. Berikut adalah contoh lafal niat puasa Asyura 10 Muharram yang bisa diucapkan:

"Nawaitu shauma yaumi ‘asyura sunnatan lillahi ta’ala."
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala."

Bacaan niat puasa Asyura 10 Muharram sebaiknya dilakukan sebelum fajar atau saat sahur. Niat ini juga dapat diperbaharui sepanjang hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, jika memang lupa melakukannya di malam hari.

Ulama juga menjelaskan bahwa niat harus dibedakan antara puasa wajib dan puasa sunnah. Karena itu, menyebutkan jenis puasa dalam niat sangat dianjurkan agar ibadah menjadi lebih tepat sasaran. Dalam konteks ini, menyebutkan kata "Asyura" dalam niat puasa Asyura 10 Muharram termasuk bagian dari ketelitian beribadah.

Ada pula pertanyaan seputar apakah niat harus dilafalkan dalam bahasa Arab. Ulama sepakat bahwa niat puasa Asyura 10 Muharram sah jika diucapkan dalam bahasa apa pun, asalkan niatnya hadir dalam hati dan sesuai dengan tujuan berpuasa. Artinya, jika seseorang berniat dalam hati untuk berpuasa pada 10 Muharram karena Allah, maka puasanya tetap sah.

Memahami bacaan niat dengan benar akan mempermudah umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa sunnah ini. Itulah sebabnya membahas niat puasa Asyura 10 Muharram bukan hanya soal formalitas, tetapi soal kesadaran beribadah kepada Allah SWT.

Tata Cara Melaksanakan Puasa Asyura Sesuai Sunnah

Selain memahami niat puasa Asyura 10 Muharram, umat Islam juga perlu mengetahui tata cara pelaksanaannya agar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Meskipun tergolong ibadah sunnah, pelaksanaan puasa Asyura memiliki keutamaan besar jika dilakukan dengan benar.

Pertama, puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. Umat Islam dianjurkan untuk memperhatikan kapan awal Muharram dimulai agar tidak keliru dalam menentukan niat puasa Asyura 10 Muharram. Kalender hijriyah bisa dirujuk melalui pengumuman resmi pemerintah atau organisasi keislaman seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Kedua, Rasulullah SAW juga menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram sebagai pembeda dari praktik puasa kaum Yahudi. Kombinasi ini disebut dengan puasa Tasu’a dan Asyura. Maka, niat bisa disesuaikan: niat puasa Asyura 10 Muharram di tanggal 10, dan niat puasa Tasu’a di tanggal 9.

Ketiga, umat Islam dapat memulai puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tidak ada perbedaan teknis dengan puasa lainnya. Namun, karena ini adalah puasa sunnah, seseorang boleh membatalkannya jika ada udzur tanpa berdosa, meskipun tentu saja sebaiknya disempurnakan.

Keempat, selama menjalankan ibadah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, doa, membaca Al-Qur’an, serta bersedekah. Semua itu akan menambah keberkahan dari puasa yang sedang dijalankan. Namun, semuanya harus dimulai dari niat puasa Asyura 10 Muharram yang lurus dan ikhlas karena Allah.

Kelima, penting juga untuk menjaga niat agar tidak tercampur dengan riya atau keinginan dipuji. Ketulusan dalam niat puasa Asyura 10 Muharram akan menjadi kunci diterimanya ibadah tersebut. Maka, niat adalah pondasi utama sebelum memasuki hari Asyura.

Hikmah Puasa Asyura dan Manfaatnya Bagi Jiwa

Puasa Asyura tidak hanya menambah pahala, tetapi juga mendatangkan berbagai manfaat spiritual dan sosial. Diawali dari niat puasa Asyura 10 Muharram yang tulus, seseorang akan merasakan dampak positif dalam hidupnya, baik secara lahir maupun batin.

Secara spiritual, puasa ini menjadi ajang untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT. Ketika seseorang meniatkan niat puasa Asyura 10 Muharram, ia sedang membangun koneksi langsung kepada Sang Pencipta. Ia menunjukkan bahwa dirinya siap untuk mengikuti sunnah Nabi dan meningkatkan keimanan.

Secara historis, puasa Asyura adalah pengingat tentang perjuangan Nabi Musa AS melawan kezaliman Fir’aun. Maka, niat puasa Asyura 10 Muharram bukan hanya sekadar lafalan, tapi juga bentuk solidaritas terhadap nilai-nilai perjuangan, keadilan, dan keteguhan iman.

Dari sisi sosial, puasa juga mengajarkan empati terhadap orang-orang yang hidup dalam kekurangan. Dengan berpuasa, kita merasakan lapar dan haus seperti yang mereka alami sehari-hari. Maka, niat puasa Asyura 10 Muharram seharusnya juga diiringi dengan tekad untuk lebih peduli dan dermawan terhadap sesama.

Hikmah lainnya adalah meningkatnya kesabaran, pengendalian diri, dan ketenangan jiwa. Proses menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa menjadikan seseorang lebih kuat secara mental. Dan semuanya berawal dari niat puasa Asyura 10 Muharram yang benar dan tulus.

Dengan memahami hikmah ini, umat Islam diharapkan bisa lebih bersemangat dalam mengamalkan sunnah puasa Asyura setiap tahun. Bukan hanya sebagai rutinitas, tapi sebagai sarana pembersihan diri dan peningkatan spiritualitas.

Jangan Lewatkan Niat Puasa Asyura 10 Muharram

Puasa Asyura adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan karena keutamaannya yang besar. Rasulullah SAW telah mencontohkan dan menjelaskan manfaat luar biasa dari puasa ini, termasuk penghapusan dosa satu tahun yang lalu. Namun, semua itu hanya akan bernilai jika diawali dengan niat puasa Asyura 10 Muharram yang benar.

Dengan memahami bacaan niat, hukum niat, hingga tata cara pelaksanaan puasa, umat Islam dapat menjalankan ibadah ini dengan sempurna sesuai tuntunan. Karena itu, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri sejak dini: dari menyusun jadwal, menyesuaikan aktivitas, hingga menancapkan niat puasa Asyura 10 Muharram dalam hati dengan ikhlas.

Semoga tulisan ini menjadi pengingat dan panduan bagi siapa saja yang ingin menghidupkan sunnah Rasulullah SAW melalui puasa Asyura. Mari jadikan bulan Muharram sebagai momentum memperbaiki diri, memperkuat iman, dan meningkatkan amal ibadah kita.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ