
Niat Bayar Puasa Ramadhan: Proses dan Urgensi dalam Membayar Kewajiban Puasa
Niat Bayar Puasa Ramadhan: Proses dan Urgensi dalam Membayar Kewajiban Puasa
20/03/2024 | Humas BAZNASNiat bayar puasa Ramadhan perlu dilafalkan untuk mengamalkan puasa Qadha dan urgensi dalam membayar kewajiban puasa . Ibadah ini dilakukan karena seseorang berhalangan untuk menjalankan puasa Ramadhan, sehingga harus membayarnya di luar bulan suci tersebut.
Seseorang berhalangan berpuasa hingga memiliki utang puasa Ramadhan karena berbagai alasan, diantaranya bepergian atau musafir, sakit, haid, nifas, menyusui dan hamil. Seorang muslim yang memiliki utang puasa harus segera membayarnya sebelum memasuki bulan suci Ramadhan berikutnya.
Puasa qadha, atau membayar hutang puasa Ramadhan, merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tidak memiliki uzur syari. Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran, Surah Al-Baqarah ayat 184:
"Ayyamam madudat, fa mang kana mingkum maridan au ala safarin fa iddatum min ayyamin ukhar, wa alallazina yutiqunahu fidyatun ta amu miskin, fa man tatawwa a khairan fa huwa khairul lah, wa an tasumu khairul lakum ing kuntum ta lamun"
Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS. Al-Baqarah : 184).
Niat bayar puasa Ramadhan menjadi salah satu rukun puasa qadha. Sejumlah Madzhab ulama menyatakan puasa yang dilakukan tanpa niat, akan membatalkan ibadah puasa yang dilakukan.
Salah satu syarat wajib yang harus dilakukan sebelum mengqadha puasa adalah membaca niat di malam hari. Hal ini sebagaimana niat puasa Ramadhan yang wajib dibaca ketika malam sebelum hari pelaksanaannya. Ketentuan ini menganut pendapat para ulama dari Mazhab Syafii.
Diikutip dari laman NU Online, Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna, memberi penjelasan terkait dasar hukum membaca niat puasa qadha di malam hari sebagai berikut:
“Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya. Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits.”
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
