Minum Setelah Makan Menurut Islam: Sunnah atau Tidak Dianjurkan

Minum Setelah Makan Menurut Islam: Sunnah atau Tidak Dianjurkan

Minum Setelah Makan Menurut Islam: Sunnah atau Tidak Dianjurkan

28/07/2025 | Humas BAZNAS

Dalam kehidupan sehari-hari, minum setelah makan menjadi kebiasaan umum bagi banyak orang. Namun, bagi umat Islam, setiap tindakan, termasuk kebiasaan sederhana seperti minum, sebaiknya selaras dengan ajaran agama. Minum Setelah Makan Menurut Islam menjadi topik yang menarik untuk dibahas karena terdapat panduan dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi Muhammad SAW, dan pendapat ulama yang memberikan pencerahan tentang apakah kebiasaan ini dianjurkan atau tidak. Artikel ini bertujuan memberikan pemahaman yang jelas dan mudah dipahami tentang panduan Islam terkait minum setelah makan, hikmah di baliknya, serta cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani.

Panduan Sunnah tentang Minum Setelah Makan Menurut Islam

Minum Setelah Makan Menurut Islam memiliki landasan dalam Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang menjadi teladan utama bagi umat Islam. Rasulullah SAW mengajarkan adab minum yang mencakup tata cara, waktu, dan sikap yang mencerminkan akhlak mulia. Dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu minum dalam satu tarikan napas, tetapi minumlah dengan tiga kali tegukan.” Hadis ini menunjukkan pentingnya minum dengan tenang dan penuh kesadaran, termasuk ketika minum setelah makan.

Meskipun tidak ada hadis yang secara eksplisit melarang atau menganjurkan Minum Setelah Makan Menurut Islam, beberapa riwayat menunjukkan bahwa Rasulullah SAW terkadang minum setelah makan, namun dengan cara yang teratur dan tidak berlebihan. Misalnya, dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW pernah meminum air setelah menyantap makanan tertentu seperti kurma. Ini menunjukkan bahwa minum setelah makan diperbolehkan selama sesuai dengan adab yang diajarkan.

Minum Setelah Makan Menurut Islam juga diimbangi dengan anjuran untuk tidak langsung minum dalam jumlah banyak atau dengan tergesa-gesa. Beberapa ulama, seperti Ibnu Qayyim, menyarankan untuk memberi jeda sejenak setelah makan agar proses pencernaan berjalan optimal. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengutamakan keseimbangan dalam segala hal, termasuk menjaga kesehatan tubuh.

Adab minum dalam Minum Setelah Makan Menurut Islam mencakup beberapa hal, seperti memulai dengan membaca basmalah, minum dengan tangan kanan, dan duduk saat minum. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW melarang minum sambil berdiri kecuali dalam keadaan tertentu. Adab ini tidak hanya mencerminkan ketaatan kepada syariat, tetapi juga membantu menjaga kesehatan fisik.

Minum Setelah Makan Menurut Islam juga mengajarkan umat Islam untuk bersyukur atas nikmat air dan makanan. Dengan mengikuti adab minum yang diajarkan Rasulullah SAW, seorang Muslim dapat menjadikan aktivitas minum sebagai sarana ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kesehatan dan Hikmah dalam Minum Setelah Makan Menurut Islam

Minum Setelah Makan Menurut Islam tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan fisik. Dalam pandangan Islam, tubuh adalah amanah dari Allah yang harus dijaga. Beberapa ulama dan ahli kesehatan Islam, seperti Ibnu Sina, menyebutkan bahwa minum dalam jumlah besar segera setelah makan dapat mengganggu proses pencernaan, karena air dapat mencairkan enzim pencernaan di lambung.

Namun, Minum Setelah Makan Menurut Islam tetap diperbolehkan jika dilakukan dengan penuh keseimbangan. Misalnya, minum air dalam jumlah kecil atau sedang setelah makan dapat membantu melancarkan pencernaan, terutama jika makanan yang dikonsumsi bersifat kering, seperti roti atau kurma. Hal ini sejalan dengan kebiasaan Rasulullah SAW yang kadang minum air setelah makan kurma, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari.

Minum Setelah Makan Menurut Islam juga mengajarkan pentingnya memilih jenis minuman yang halal dan menyehatkan. Air putih adalah minuman yang paling dianjurkan, karena Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Abu Dawud, “Sebaik-baik minuman adalah air.” Air putih membantu menjaga hidrasi tubuh tanpa menambah beban pada sistem pencernaan.

Selain itu, Minum Setelah Makan Menurut Islam mengandung hikmah sosial, yaitu melatih kesabaran dan kesederhanaan. Dengan minum secara perlahan dan mengikuti adab, seorang Muslim belajar untuk tidak tergesa-gesa dan menghargai setiap nikmat yang diberikan Allah. Hal ini juga mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Hikmah lain dari Minum Setelah Makan Menurut Islam adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Dengan mematuhi adab minum, seorang Muslim tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga meningkatkan kesadaran spiritualnya, karena setiap tindakan yang dilakukan dengan niat ibadah akan mendatangkan pahala.

Peringatan dan Larangan dalam Minum Setelah Makan Menurut Islam

Minum Setelah Makan Menurut Islam juga mencakup beberapa peringatan agar umat Islam tidak melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri. Salah satu peringatan adalah menghindari minum air yang terlalu dingin segera setelah makan, karena dapat memengaruhi proses pencernaan. Ibnu Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad menyarankan untuk minum air suhu ruang agar tidak mengganggu kerja lambung.

Selain itu, Minum Setelah Makan Menurut Islam melarang minum secara berlebihan, karena Islam mengajarkan prinsip tawazun (keseimbangan). Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu memenuhi perutmu dengan makanan dan minuman hingga tidak ada ruang untuk udara.” Minum terlalu banyak setelah makan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan membebani organ pencernaan.

Minum Setelah Makan Menurut Islam juga melarang minum dari wadah yang tidak bersih atau minuman yang haram, seperti khamr (minuman beralkohol). Al-Qur’an dalam Surah Al-Ma’idah ayat 90 dengan tegas melarang konsumsi minuman yang memabukkan, karena dapat merusak akal dan kesehatan.

Adab lain yang ditekankan dalam Minum Setelah Makan Menurut Islam adalah menghindari minum langsung dari mulut wadah, seperti botol atau teko, jika digunakan bersama orang lain. Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW mengajarkan untuk menuang air ke dalam gelas terlebih dahulu sebagai bentuk kebersihan dan sopan santun.

Terakhir, Minum Setelah Makan Menurut Islam mengingatkan umat Islam untuk selalu bersyukur setelah minum dengan membaca doa, seperti, “Alhamdulillahilladzi saqona ‘adzbam farowan, walam yaj’alhu milhan ujajan bima khathi’ana” (Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami minuman yang segar dan manis, dan tidak menjadikannya asin karena dosa-dosa kami). Doa ini mencerminkan rasa syukur dan kesadaran akan nikmat Allah.

Minum Setelah Makan Menurut Islam bukanlah larangan, melainkan dianjurkan dengan adab dan keseimbangan yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan mengikuti panduan Rasulullah SAW, seperti minum dengan tiga tegukan, menggunakan tangan kanan, dan duduk saat minum, umat Islam dapat menjadikan aktivitas sederhana ini sebagai ibadah. Minum Setelah Makan Menurut Islam juga mengajarkan hikmah kesehatan, kesederhanaan, dan rasa syukur, yang semuanya memperkuat hubungan seorang Muslim dengan Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita menerapkan adab minum sesuai syariat dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud ketaatan dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ