
Meraih Berkah: Panduan Praktis dalam Melaksanakan Shalat Sunnah
Meraih Berkah: Panduan Praktis dalam Melaksanakan Shalat Sunnah
27/05/2024 | Humas BAZNASSelain shalat wajib, ada pula shalat sunnah yang disyariatkan dalam Islam. Terdapat berbagai macam jenisnya yang bisa dikerjakan atau dilaksanakan sesuai kondisi atau waktu tertentu. Lantas, bagaimana panduan praktis pelaksanaan berbagai macam shalat sunnah?
Shalat sunnah juga disebut sebagai shalat tathawwu, yang artinya tambahan, kelebihan, atau sesuatu yang dilakukan secara sukarela. Shalat ini dimaksudkan sebagai antisipasi apabila seorang muslim memiliki kekurangan dalam shalat fardhunya. Namun, disisi lain memang karena memiliki sejumlah keutamaan tersendiri, hal ini sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah Saw dalam riwayat Abu Hurairah Ra, beliau bersabda:
"Sesungguhnya amal perbuatan yang pertama kali dihisab (diperhitungkan) bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Tuhan kami berkata kepada para Malaikat-Nya (Allah Yang Maha Tahu): "Periksalah sholat hamba-Ku, apakah dia telah menyempurnakan sholatnya atau ada yang kurang?". Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat shalatnya sempurna. Jika ada kekurangan dari sholatnya, maka Allah SWT berfirman: "Periksalah apakah hamba-Ku pernah mengerjakan sholat sunnah?". Bila dia pernah mengerjakan sholat sunnah, Allah SWT berfirman kembali: "Sempurnakanlah sholat fardhu hamba-Ku dengan shalat sunnahnya." Kemudian amal-amal (lainnya) juga akan diperlakukan demikian." (HR Abu Dawud)
Panduan Praktis Shalat Sunnah
Shalat Sunnah Rawatib
Pelaksanaan shalat sunnah rawatib adalah mengiringi shalat fardhu lima waktu, yang terdiri dari qabliyah (sebelum) dan badiyah (sesudah). Adapun pelaksanaan shalat rawatib yang dianjurkan oleh Nabi Saw adalah rawatib berjumlah 12 rakaat dalam sehari semalam yang hukumnya pun sunnah muakkad.
Shalat Witir
Shalat sunnah lainnya yang Nabi Saw anjurkan adalah witir. Pelaksanaannya terdiri dari rakaat yang ganjil yaitu satu dan tiga. Waktu shalat ini dikerjakan adalah setelah shalat isya yang merupakan sebagai penutup rangkaian sholat di malam hari.
Shalat Tahajud
Shalat ini bisa disebut sebagai shalat qiyamul lail. Waktu anjuran pengerjaannya adalah setelah tidur terlebih dahulu baru melaksanakan shalat di sepertiga malam. Rakaatnya maksimal 12 dengan dua rakaat salam.
Sholat Tarawih
Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat isya sampai sebelum waktu subuh, dan hanya dilakukan khusus di bulan Ramadhan. Jumlah rakaatnya bervariasi tergantung kepercayaan masing-masing madzhab yang dianut, ada yang 8, 20, hingga 30 rakaat.
Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dianjurkan Nabi Saw, pelaksanaannya di pagi hari ketika matahari setinggi tombak dan berakhir saat matahari berada tepat di atas langit. Untuk waktu shalatnya sekitar pukul 07.00-11.00 pagi. Jumlah rakaat paling sedikit dua, dan maksimal 12 rakaat, dengan satu kali salam dalam tiap dua rakaatnya.
Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat ini dianjurkan Nabi Saw ketika seseorang sebelum sempat duduk di masjid dan akan menginjakkan kaki di masjid untuk berwudhu dan shalat dua rakaat.
Shalat Istikharah
Shalat ini dianjurkan bagi seseorang yang hatinya sedang merasa bimbang saat menentukan suatu pilihan. Dianjurkan untuk shalat di akhir waktu malam dua rakaat dan memperbanyak doa serta pujian kepada-Nya dan kepada Nabi Saw.
Shalat Hajat
Shalat hajat bisa dikerjakan setelah shalat tahajud atau kapanpun asalkan bukan waktu yang diharamkan untuk shalat dengan jumlah dua rakaat. Shalat ini sebagai shalat untuk memohon hajat atau keinginan yang ingin segera dikabulkan oleh Allah Swt.
Shalat Taubat
Sholat taubat ini adalah shalat yang dianjurkan bagi setiap umat manusia. Melalui shalat ini, Allah Swt bisa mengampuni dosa-dosa seorang hamba-Nya selama seumur hidup tergantung keikhlasan dan ketulusan dalam mengerjakannya. Didirikan dua rakaat dan disunnahkan untuk setelahnya memperbanyak istighfar.
Shalat Dua Hari Raya
Shalat ini hanya dilaksanakan ketika hari raya idul fitri dan idul adha. Waktu afdholnya sekitar 07.00 pagi dengan dua rakaat shalat. Dianjurkan untuk dilaksanakan di lapangan terbuka agar dihadiri oleh banyak kaum muslim.
Rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir dan rakaat kedua sebanyak lima kali takbir. Tidak perlu didahului azan atau iqamah sebelum shalatnya, dan dianjurkan untuk mendengarkan khutbah setelah shalat sebagai bagian dari pelaksanaan shalat hari raya.
Demikian panduan praktis mengenai berbagai macam shalat sunnah dalam ajaran Islam. Semoga dapat lebih mudah dipahami dan kita bisa memulai untuk mengamalkannya. Aamiin Yaa Rabb.
Islam menganjurkan kita untuk selalu beramal dengan penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan imbalan, sehingga berpotensi mendapatkan ganjaran pahala yang lebih besar di sisi Allah Swt. Maka dari itu, baik Infak maupun Sedekah sama-sama mempunyai nilai dan makna penting dalam kehidupan beragama.
Sebagai Lembaga Pemerintah Nonstruktural yang mengelola dan mengkoordinasikan zakat secara nasional, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) saat ini dipercaya publik berkat komitmen dan program-programnya dalam menghimpun dan menyalurkan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS). BAZNAS RI merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001. Mari kunjungi laman Sedekah BAZNAS untuk melakukan Infak atau Sedekah secara online. Semoga setiap kebaikan yang kita keluarkan, bisa menjadi amal jariyah yang senantiasa mengalir pahalanya, Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
