Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW: Sejarah dan Amalan yang Dianjurkan

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW: Sejarah dan Amalan yang Dianjurkan

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW: Sejarah dan Amalan yang Dianjurkan

04/10/2024 | Humas BAZNAS

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tradisi penting yang dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pembacaan salawat, pengajian, dan sedekah.

Selain sebagai momen untuk memperingati sejarah kelahiran Rasulullah, perayaan ini juga menjadi kesempatan untuk meneladani akhlak serta perjuangan beliau dalam menyebarkan risalah Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan amalan-amalan yang dianjurkan dalam memperingatinya.

Sejarah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW mulai dikenal pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-11 M. Pada masa itu, perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan tujuan memperingati kelahiran Rasulullah sekaligus mempererat persatuan umat Islam. Namun, tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah dunia Islam dan diadopsi oleh berbagai budaya Muslim di Asia, Afrika, dan Eropa.

Beberapa ulama menyebut bahwa peringatan Maulid merupakan bentuk ekspresi cinta umat terhadap Rasulullah. Menurut Imam Jalaluddin al-Suyuti, salah satu ulama terkemuka dalam sejarah Islam, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah amalan yang baik selama diisi dengan kegiatan yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti pembacaan Al-Qur'an, salawat, dan pengajian (al-Suyuti, Husnul Maqsid fi Amalil Maulid).

Meskipun tidak ada nash Al-Qur'an atau hadis yang secara eksplisit memerintahkan perayaan Maulid Nabi, para ulama memperbolehkan perayaannya sebagai bagian dari kebiasaan baik selama tidak melanggar syariat. Hal ini diperkuat oleh pandangan Imam Ibn Hajar al-Asqalani yang menyebut bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu cara umat Islam untuk mengenang kelahiran orang yang paling dicintai Allah (al-Asqalani, Fath al-Bari).

Amalan yang Dianjurkan Saat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Ada berbagai amalan yang dianjurkan untuk dilakukan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan tujuan meningkatkan kecintaan umat kepada Nabi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut beberapa amalan yang biasa dilakukan:

Pembacaan Sholawat

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah memperbanyak pembacaan sholawat. Dalam hadis, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali" (HR. Muslim). Sholawat adalah bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi Muhammad yang dapat memperkuat hubungan spiritual antara umat dan Rasulullah.

Mendengarkan Kisah Kehidupan Nabi pada saat Maulid Nabi Muhammad SAW

Mengingat sejarah kehidupan Rasulullah, dari kelahiran hingga wafat, adalah salah satu cara untuk meneladani sifat-sifat mulia beliau. Di berbagai majelis peringatan Maulid, seringkali diperdengarkan kisah-kisah Nabi Muhammad, seperti akhlak, kepemimpinan, serta perjuangan beliau dalam menegakkan Islam. Hal ini bertujuan agar umat dapat mengambil inspirasi dari perjalanan hidup Rasulullah dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Sedekah dan Berbagi kepada Sesama dalam momen Maulid Nabi Muhammad SAW

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW juga menjadi momen yang baik untuk meningkatkan amalan sedekah dan berbagi dengan orang lain, khususnya kaum dhuafa. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan dan peduli terhadap fakir miskin. Oleh karena itu, sedekah dalam bentuk apapun sangat dianjurkan sebagai bagian dari peringatan Maulid.

Meningkatkan Ibadah dan Takwa

Maulid Nabi adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah kepada Allah. Selain pembacaan salawat, dianjurkan pula memperbanyak membaca Al-Qur'an, melaksanakan shalat sunnah, serta berdzikir. Amalan-amalan ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran Nabi Muhammad, yang membawa cahaya Islam ke seluruh dunia.

Walaupun memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW telah menjadi tradisi yang luas di kalangan umat Islam, terdapat beberapa pandangan yang berbeda mengenai keabsahannya. Sebagian ulama, terutama dari kalangan salafi, berpendapat bahwa perayaan Maulid tidak pernah dilakukan oleh para sahabat Nabi dan tidak memiliki dasar syar'i yang kuat. Mereka berpendapat bahwa segala bentuk ibadah yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah sebaiknya dihindari.

Namun, ulama dari kalangan Asy'ariyah dan Maturidiyah, seperti al-Suyuti dan Ibn Hajar al-Haitami, membela perayaan Maulid dengan alasan bahwa ia termasuk dalam bid'ah hasanah (inovasi yang baik) karena bertujuan mengingat Rasulullah dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam secara damai. Selain itu, perayaan ini juga dimaksudkan untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan keimanan.

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2024 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ